Uji Penyebaran Virus, Konser Padat Penonton Sengaja Digelar


Eksperimen diharapkan bisa membantu industri musik live agar bangkit. (Foto: Unsplash/Lucian Alexe)
TEMPAT konser merupakan salah satu tempat pertama yang ditutup pada Maret. Sudah bisa dipastikan konser musik akan menjadi tempat yang paling akhir untuk dibuka kembali.
Namun, sekelompok peneliti di Jerman ingin memastikan hal itu bisa terjadi lebih cepat daripada berlama-lama. Pada Sabtu (22/8) pagi, para peneliti menggelar konser IRL di Leipzig untuk menguji penyebaran virus corona selama pergelaran acara dalam ruangan tertutup. Pengujian itu pada akhirnya diharapkan dapat membantu industri musik live secara global agar dapat bangkit kembali.
Baca juga:

Sebagai bagian dari eksperimen Restart-19, para ilmuwan di Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg mengundang sebanyak 1.400 orang sukarelawan untuk hadir ke konser yang dibawakan penyanyi Jerman, Tim Bendzko. Ia akan menunjukan kebolehannya bersama band lengkap dan penyanyi pendukung di bagian tertutup di Immobilien Arena.
Untuk mengurangi risiko penularan selama percobaan, dilansir laman Time Out, setiap peserta dites virus corona terlebih dahulu. Suhu tubuh mereka diperiksa pada saat kedatangan. Mereka diminta memakai masker. Mereka juga diberikan disinfektan tangan berfluoresen sehingga peneliti nantinya dapat mengidentifikasi permukaan dengan sentuhan tinggi.
Tiga skenario berbeda kemudian disimulasikan selama 10 jam: satu tanpa jarak sosial, satu lagi dengan ukuran sedang, dan yang ketiga tanpa menjaga jaga. Relawan juga diminta melakukan simulasi perjalanan ke kamar mandi dan ke penjual makanan dan minuman selama istirahat di antara setiap pertunjukan Bendzko.
Baca juga:
Islandia Perkenalkan 'Pengujian Ganda' Kepada Semua Pelancong

Pelacak memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi pola seberapa sering peserta mendekat satu sama lain. Lampu ultraviolet digunakan untuk menentukan permukaan yang paling mungkin terkontaminasi.
Tim yang dipimpin oleh Stefan Moritz dari departemen penyakit menular universitas mengatakan kepada The New York Times. Mereka berharap penelitian tersebut dapat digunakan untuk menyusun pedoman jarak dan kebersihan untuk tempat musik live dan promotor di seluruh dunia.
Ini merupakan berita yang sangat bagus dan membuat bersemangat bagi para penggemar musik yang semakin kecewa dan tak tertarik dengan budaya konser musik live streaming. (lgi)
Baca juga:
Swiss Terapkan Standar Pembersihan Baru Jelang Pembukaan Perbatasan