Tunjuk Sri Mulyani, Pengamat: Jokowi Butuh Dream Team Bangun Ekonomi


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto Facebook/Sri Mulyani Indrawati)
MerahPutih Keuangan - Presiden Joko Widodo menunjuk Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan hasil reshuffle kabinet II. Kehadiran Managing Director dan Chief Operating Officer Bank Dunia menarik perhatian banyak pihak.
Mengenai penunjukkan alumnus University of Illinois, Amerika Serikat (AS) itu, Jokowi berpendapat pembangunan ekonomi menjadi alasan utama. Presiden berharap kabinetnya dapat bekerja dengan baik dan angka kemiskinan menurun.
"Dua tahun jalannya pemerintahan, tantangan yang kita hadapi tidak mudah," ujar Jokowi sapaan akrab Joko Widodo kepada wartawan di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat, Rabu (27/7). "Kita menghadapi masalah kemiskinan, kita harus memperkecil jurang kemiskinan antara yang kaya dengan yang miskin."
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan angka kemiskinan terbaru. Dalam paparannya, BPS menyebut garis kemiskinan di Indonesia tercatat naik 2,78 persen dari Rp 344.809 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp 354.386 per kapita per bulan pada Maret 2016.
Garis kemiskinan di perkotaan secara nasional naik 2,29 persen dari Rp 356.378 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp 364.527 per kapita per bulan pada Maret 2016. Garis kemiskinan di perdesaan secara nasional juga naik 3,19 persen dari Rp 333.034 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp 343.646 per kapita per bulan pada Maret 2016.
Sementara itu, selang beberapa lama setelah pengumuman kabinet baru dengan masuknya nama Sri Mulyani, dalam tim ekonomi Presiden Joko Widodo, pasar mulai bereaksi. Bursa saham naik 1 persen sedangkan kurs rupiah terhadap dollar AS menguat 0,4 persen.
Paul Rowland, analis ekonomi di Jakarta, mengatakan bergabungnya Sri Mulyani dalam kabinet kerja pimpinan Jokowi-Jusuf Kalla akan menumbuhkan kepercayaan para investor.
"Penunjukkan Sri Mulyani sangat menentukan. Sebab, ia akan membangkitkan kepercayaan investor dan punya catatan bagus sebagai reformis," kata Rowland sebagaimana dilansir Reuters.
Sri Mulyani pernah menjadi Menteri Keuangan di era Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005. Namun, ia mengundurkan diri pada 2010 dan menjadi Managing Director di Bank Dunia.
Perempuan kelahiran Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962 ini dinilai berhasil membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi pada 2008.
"Presiden ingin membentuk dream team untuk mengelola kebijakan perekonomian yang dapat mendorong pertumbuhan. Untuk itu, dia butuh Sri Mulyani," ungkap David Sumual, Chief Economist Bank Central Asia.
BACA JUGA:
- Daftar Nama Menteri Baru Kabinet Kerja Presiden Jokowi
- Reshuffle Kabinet, Sudirman Said: Alhamdulillah, Tugas Besar Sudah Selesai
- Reshuffle Kian Dekat, Sejumlah Menteri Dipanggil ke Istana Negara Malam ini
- Disebut Bakal Digeser Jadi Menko Maritim, Menteri Susi Kaget
- Mensesneg Pratikno Benarkan Presiden Jokowi Larang Para Menteri Tinggalkan Jakarta
Bagikan
Berita Terkait
Ekonom Nilai Cara Kerja Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Mirip ‘Kereta Cepat’, Berisiko jika Rel belum Kuat

Pemerintah Gelontorkan Duit ke Himbara, Bank Mandiri, BNI, dan BRI Terima Paling Besar untuk Bantu Kredit Rakyat

Budi Arie Hingga Sri Mulyani Kena Reshuffle, Jokowi Sebut itu Hak Prerogatif Prabowo

Kursi Menko Polkam dan Menpora Masih Kosong, Prabowo: Tunggu Waktunya

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

Vakumnya Posisi Menpora dan Menko Polkam, Golkar Prediksi Reshuffle Kabinet Akan Ada Tahap Lanjutan

Pemerintah Diminta Jelaskan Strategi di Balik Rencana Penghapusan Utang UMKM dan Defisit RAPBN 2026

Menkeu Purbaya Larang Anaknya Main IG Setelah Polemik Unggahan 'Gantikan Agen CIA'

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Diminta Lakukan Lima Langkah Strategis untuk Jawab Tuntutan Demonstran dan Keresahan Publik

Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik
