Trump Diklaim Akan Akui Palestina di KTT Negara Teluk-AS 2025, Analis Meragukan Klaim Itu


Donald Trump dikabarkan akan berikan pengakuan negara Palestina tanpa HAMAS. (Foto: whitehouse.gov)
MerahPutih.com - Isu besar menggema dari Timur Tengah. The Jerusalem Post (10/5) mengabarkan bahwa menurut sumber diplomatik Teluk yang enggan disebutkan namanya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan pengakuan resmi atas negara Palestina.
Pengakuan tersebut bakal diumumkan dalam kunjungan perdananya ke Arab Saudi di periode keduanya sebagai presiden.
Kunjungan ini akan dikemas dalam KTT Negara Teluk-AS yang digelar pada pertengahan Mei di Riyadh, Arab Saudi.
Ini mengulang peristiwa serupa pada Mei 2017 yang menghasilkan kesepakatan miliaran dolar antara AS dan negara-negara Teluk.
“Presiden Donald Trump akan menyatakan berdirinya negara Palestina dan pengakuan Amerika terhadapnya, tanpa kehadiran Hamas,” kata sang sumber tersebut kepada The Media Line, seperti dikutip jpost.com.
Sumber menambahkan, “Jika deklarasi ini benar terjadi, itu akan menjadi pernyataan paling penting yang mengubah peta kekuatan di Timur Tengah, dan lebih banyak negara akan bergabung dengan Abraham Accords.”
Baca juga:
Hamas Tak Mau Dilucuti, Israel Tolak Mentah-Mentah Usulan Gencatan Senjata Gaza 5 Tahun
Abraham Accords adalah serangkaian perjanjian damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan ditandatangani pada tahun 2020 antara Israel dengan beberapa negara Arab, dimulai dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Nama “Abraham” dipilih karena tokoh Abraham adalah figur penting dalam tiga agama besar di kawasan tersebut: Islam, Kristen, dan Yahudi.
Meski begitu, beberapa analis ragu pengumuman itu akan menyangkut Palestina.
“Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Abdullah II dari Yordania tak diundang. Padahal mereka negara terdekat dengan Palestina,” kata mantan diplomat Teluk, Ahmed Al-Ibrahim.
Ia memprediksi KTT kali ini lebih fokus pada kesepakatan ekonomi raksasa, seperti yang terjadi tahun 2017. Bahkan disebutkan investasi dari UAE dan Saudi ke AS bisa mencapai triliunan dolar.
Sementara itu, analis Saudi Ahmed Boushouki menyoroti kemungkinan kerja sama nuklir damai antara AS dan Saudi.
“Saudi telah punya rencana ini sejak 2010. Kini, pembangunan reaktor nuklir pertama mereka sedang dirancang oleh perusahaan internasional,” jelasnya. (*)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

Indonesia Siapkan Isu Palestina sebagai Prioritas Pidato Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat
