Tokoh Agama: Indonesia Punya Kredibilitas Model Toleransi Dunia

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 01 Juli 2017
Tokoh Agama: Indonesia Punya Kredibilitas Model Toleransi Dunia

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberi sambutan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7).(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Direktur Jamaica Muslim Centre, New York City, Amerika Serikat, Shamsi Ali menyatakan Indonesia memiliki kredibilitas dan potensi untuk menjadi model bagi dunia dalam hal keberagaman dan toleransi.

Menurut Ali di Jakarta, Sabtu (1/7), toleransi telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dan sejarah pun mencatat bahwa keberagaman itu mewujud dalam keberadaan Candi Borobudur dan Prambanan yang merupakan peninggalan Buddha dan Hindu, di negara yang kini berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

"Kita perlu menampilkan apa yang baik dari bangsa ini bahwa kita bangsa Muslim terbesar tetapi tetap menjunjung nilai-nilai demokrasi," ujarnya usai mengisi salah satu rangkaian diskusi Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta.

Meskipun hingga kini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai dinamika dalam kerukunan dan hubungan antaragama, Imam Besar Masjid Al-Hikmah di New York itu yakin bahwa optimisme yang terus dibangun untuk menganyam keberagaman yang ada akan menjadikan bangsa Indonesia besar pada masa depan.

Langkah awal untuk memelihara kedamaian dalam keberagaman yakni dengan menyadari bahwa keberagaman baik itu warna kulit, bahasa, dan agama merupakan hukum alam atau "sunnatullah".

Kesediaan untuk bisa menerima dan menghormati keberagaman, menurut Ali, merupakan bagian dari keimanan seseorang.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Direktur Dialog Antaragama Vatikan untuk Asia Pasifik, Romo Markus Solo Kewuta SVD yang meyakini bahwa Indonesia merupakan negara majemuk yang mampu menjaga perdamaian.

Alasan itu pula yang membuat pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur, itu terpilih menjadi salah satu penasihat ahli Paus Benediktus XVI, 10 tahun yang lalu.

"Pada saat itu Paus mengatakan bahwa kehadiran saya di Vatikan karena mereka merasa tertarik dengan Indonesia, terutama setelah melihat orang dari berbagai agama dan latar belakang bisa hidup berdampingan dengan damai," kata dia.

Romo Markus percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang jauh di dalam hatinya sangat mencintai kerukunan dan rasa saling menghormati satu sama lain, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah "tepa selira".

"Kita ini bangsa yang sangat tepa selira. Semangat itu tidak pernah hilang, kita hanya perlu menghidupkannya terus," ujarnya.

Sumber: ANTARA

#Diaspora Indonesia #Tokoh Agama #Diaspora #Toleransi Umat Beragama
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Fun
4 Fakta Unik Ratu-Ratu Queens: The Series, Kisah Diaspora Indonesia yang Tayang di Netflix
Nirina Zubir mengatakan series ini menjadi proyek pertama dirinya melakukan adegan kissing.
Wisnu Cipto - Minggu, 14 September 2025
4 Fakta Unik Ratu-Ratu Queens: The Series, Kisah Diaspora Indonesia yang Tayang di Netflix
Indonesia
Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan
Pembebasan para aktivis, mahasiswa, dan pelajar yang saat ini mendekam di tahanan-tahanan kepolisian, salah satu tuntutan utama disampaikan GNB kepada Presiden Prabowo dalam pertemuan di Istana Kepresidenan RI.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan
Indonesia
Prabowo Undang Tokoh Gerakan Nurani Bangsa ke Istana, Romo Magnis Datang Nyaris Telat
Pertemuan para tokoh GNB dengan Presiden Prabowo akan membahas mengenai perkembangan terakhir dan kondisi terkini bangsa Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 11 September 2025
Prabowo Undang Tokoh Gerakan Nurani Bangsa ke Istana, Romo Magnis Datang Nyaris Telat
Olahraga
Profil Mauro Zijlstra, Bomber Baru Timnas Indonesia yang Pernah Tolak Bermain untuk Belanda
Mauro Zijlstra menjadi pemain baru timnas Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menolak bermain untuk timnas Belanda U-21. Berikut profil lengkapnya.
Soffi Amira - Selasa, 26 Agustus 2025
Profil Mauro Zijlstra, Bomber Baru Timnas Indonesia yang Pernah Tolak Bermain untuk Belanda
Indonesia
Pramono Ajak Diaspora untuk Turut Ambil Peran dalam Membangun Jakarta
Mengapresiasi semangat dan kontribusi intelektual generasi muda diaspora dalam membangun diplomasi kota.
Dwi Astarini - Rabu, 16 Juli 2025
Pramono Ajak Diaspora untuk Turut Ambil Peran dalam Membangun Jakarta
Indonesia
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Polri bukan hanya menjadi penjaga keamanan, namun juga sahabat umat dalam keseharian.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 14 Juli 2025
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Olahraga
9 Diaspora Baru Diikutsertakan dalam Persiapan Timnas Indonesia U-17 di Bali Menuju Piala Dunia 2025
9 diaspora yang dimaksud adalah Feike Muller (Willem II Tilburg), Eizar Jacob (Sydney FC), Lionel De Troy (US Città di Palermo), Floris De Pagter (SC Telstar), Noha Pohan S (NAC Breda), Jona Gaselink (FC Emmen), Azadin Ayoub (Elverum FC), Deston Hoop (SC Telstar), dan Nicholas (Rosenborg BK).
Frengky Aruan - Selasa, 01 Juli 2025
9 Diaspora Baru Diikutsertakan dalam Persiapan Timnas Indonesia U-17 di Bali Menuju Piala Dunia 2025
Indonesia
Prabowo 'Dipalak' Anak Diaspora Beli Lego, Ibunya Mau St. Petersburg Punya KJRI
Prabowo langsung memerintahkan sesprinya Rizky Irmansyah, untuk membelikan Lego bagi kedua anak diaspora itu.
Wisnu Cipto - Kamis, 19 Juni 2025
Prabowo 'Dipalak' Anak Diaspora Beli Lego, Ibunya Mau St. Petersburg Punya KJRI
Indonesia
Menteri Agama RI Diminta Datang ke New York, Sebut Pemerintah AS Ingin Tiru soal Nilai Toleransi di Indonesia
Menag Nasaruddin Umar beberkan agenda di New York, AS.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Menteri Agama RI Diminta Datang ke New York, Sebut Pemerintah AS Ingin Tiru soal Nilai Toleransi di Indonesia
Indonesia
Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus
Dapat menumbuhkan generasi yang bukan hanya pintar secara akademik.
Dwi Astarini - Selasa, 15 April 2025
Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus
Bagikan