Tiongkok Bunuh 20 Mata-mata CIA


Ilustrasi (Twitter @China)
Tiongkok sudah membunuh dan menahan kurang lebih 18 sampai dengan 20 orang yang disinyalir sebagai Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dari tahun 2010 sampai 2012.
Menurut hasil laporan New York Times, Sabtu (20/5), pihak Tiongkok yang mencurigai mata-mata Amerika mencoba menerobos sistem intelijen. Namun delum diketahui asal-usulnya.
Pihak penyidik masih berbeda pendapatnya apakah ada mata-mata CIA yang mengkhianati sumbernya atau apakah pemerintah China telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA, surat kabar tersebut melaporkan mengutip mantan dan pejabat AS yang aktif.
NYT menambahkan, Tiongkok membunuh setidaknya puluhan orang yang memberikan informasi kepada CIA dari tahun 2010 sampai 2012, membongkar jaringan yang dibuat bertahun-tahun dalam pembuatannya.
Satu ditembak dan tewas di depan sebuah gedung pemerintah di Tiongkok, tiga pejabat mengatakan kepada NYT, dan menyatakan bahwa ini dirancang sebagai pesan kepada orang lain bagaimana dampak jika bekerja sama dengan Washington.
Penerobosan intelejen tersebut dianggap sangat merusak, dengan jumlah aset yang hilang menandingi mereka yang berada di Uni Soviet dan Rusia yang tewas setelah informasi dikirimkan ke Moskow oleh mata-mata Aldrich Ames dan Robert Hanssen, kata laporan tersebut.
Ames aktif sebagai mata-mata pada tahun 1980-an dan Hanssen dari tahun 1979 sampai 2001.
Saat ini, CIA menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan NYT pada Sabtu.
Kegiatan Tiongkok tersebut mulai muncul pada tahun 2010, ketika agen mata-mata Amerika mendapatkan informasi berkualitas tinggi tentang pemerintah China dari sumber-sumber dalam birokrasi, termasuk warga Tiongkok yang terganggu oleh korupsi pemerintah Beijing.
Informasi tersebut didapatkan NYT dari empat mantan pejabat AS.
Namun informasi tersebut mulai berhenti pada akhir tahun dan informan mulai menghilang sejak awal tahun 2011, kata laporan tersebut.
Karena semakin banyak sumber yang terbunuh, Biro Investigasi Federal (FBI) dan CIA memulai penyelidikan bersama mengenai penerobosan tersebut, memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan setiap pegawai Kedutaan Besar AS di sana.
Investigasi tersebut pada akhirnya berpusat pada seorang mantan agen CIA yang bekerja di sebuah divisi yang mengawasi Tiongkok, kata surat kabar tersebut, namun tidak ada cukup bukti untuk menangkapnya.
Beberapa penyidik percaya bahwa orang-orang Tiongkok telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA.
Sementara yang lainnya berpendapat bahwa penerobosan data intellijen tersebut merupakan hasil dari kecerobohan mata-mata AS, termasuk melakukan perjalanan dengan rute yang sama ke titik pertemuan yang sama atau bertemu sumber di restoran tempat orang Tiongkok menanam perangkat pendengar, kata surat kabar tersebut.
Pada tahun 2013, intelijen AS menyimpulkan bahwa kemampuan Tiongkok untuk mengidentifikasi agen intelijen AS telah berkurang, kata surat kabar tersebut, dan CIA telah berusaha membangun kembali jaringan mata-mata di sana.
Sumber: REUTERS/ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Penembak Charlie Kirk Tertangkap, Diserahkan sang Ayah setelah 33 Jam Buron

Penulis Bikin Komentar Pedas soal Penembakan Charlie Kirk, DC Comics Batalkan Seri Terbaru ‘Red Hood’

Penembak Charlie Kirk masih Buron, FBI Tawarkan Hadiah Rp 1,63 Miliar

NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase

Charlie Kirk akan Terima Anugerah Presidential Medal of Freedom dari Presiden AS Donald Trump

Penembak Charlie Kirk masih Berkeliaran, FBI Baru Temukan Senjata yang Digunakan Pelaku

Penembakan Charlie Kirk Disebut Pembunuhan Politik, hanya Ada 1 Pelaku

Penembakan Charlie Kirk, Polisi Gelar Perburuan Intensif terhadap Tersangka

Geger, Influencer Pendukung Trump Charlie Kirk Ditembak di Leher, Timbulkan Kepanikan

Menkeu Purbaya Larang Anaknya Main IG Setelah Polemik Unggahan 'Gantikan Agen CIA'
