Tiga Hal Penting dalam Perayaan Natal 2021


Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Kardinal Ignatius Suharyo dalam konferensi pers yang digelar di Gereja Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (24/12/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
MerahPutih.com - Perayaan Natal 2021 mengangkat tema "Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan".
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Kardinal Ignatius Suharyo menuturkan, ada hal penting menjadi dalam perayaan Natal 2021.
Pertama, rasa syukur karena berkat persaudaraan, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil menanggulangi penyebaran COVID-19.
Baca Juga:
Video Perayaan Natal Nasional 2021 Bakal Ditayangkan 27 Desember
Kedua, pandemi COVID-19 ini menumbuhkan persaudaraan yang semakin erat antara masyarakat untuk cepat keluar dari dampak yang ditimbulkan akibat COVID-19.
"Ketiga, tema Natal 2021 ini sengaja memilih kata 'menggerakkan' karena harapannya semangat dan inspirasi Natal tidak berhenti di bulan Desember," kata Romo Haryo pada acara konferensi pers “Perayaan Natal Nasional Tahun 2021” di Gereja Immanuel, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (24/12/2021).
Romo Haryo yang mengenakan jubah pasturnya ini berharap, semangat Natal 2021 ini menginspirasi gerakan-gerakan sepanjang sejarah bangsa Indonesia untuk terus membangun persaudaraan.
Menurutnya, gereja dituntut untuk bertanggung jawab dalam perjalanan bangsa karena dua alasan.
“Pertama, pendiri bangsa kita mewariskan sesuatu yang sangat mulia yaitu semangat cinta tanah air. Yang kedua, bangsa kita memiliki watak kepedulian,” ucapnya.
Kesetiakawanan ini sangat jelas ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa dalam hal kerelaan memberi, Indonesia diletakkan pada nomor 1 dari antara 146 negara.
Selain itu, di dalam hal solidaritas sosial Indonesia menempati nomor 6 dari 167 negara.
“Ini adalah watak bangsa kita yang mesti dirawat dan dikembangkan kalau tidak akan ada kemungkinan akan menjadi luntur," jelas Romo Haryo.
"Harapannya kata 'menggerakkan' itu menjadi kata kunci yang menenggelamkan persaudaraan sepanjang sejarah bangsa Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga:
Mahfud MD: Perayaan Natal 2021 Membawa Pesan Damai
Sementara itu, Ketum PGI Pendeta Gomar Gultom juga menyampaikan bahwa tema ini sangat penting karena persaudaraan sebagai bangsa di Indonesia sedang tercabik-cabik karena rupa-rupa kepentingan.
Dia juga menyebutkan keinginan untuk mengutuhkan kembali persaudaraan yang sesungguhnya sangat autentik dengan keragaman masyarakat Indonesia.
“Kita hendak mengutuhkan kembali persaudaraan kita yang sesungguhnya sangat autentik dalam kehidupan bangsa dan masyarakat kita,” ucap Gomar yang mengenakan batik cokelat ini.
Gomar berharap, semangat Natal ini hendaknya mengajak seluruh umat bukan hanya umat Kristen namun seluruh bangsa Indonesia untuk menguatkan persaudaraan.
"Tentu bagi umat Kristen persaudaraan itu didasarkan oleh kasih Kristus.” lanjutnya. (Knu)
Baca Juga:
Lebih dari Sejuta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek Jelang Natal
Bagikan
Berita Terkait
Warner Bros Bikin Film Perjalanan Santa Menghilang pada Malam Natal

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia](https://img.merahputih.com/media/90/0a/0c/900a0cc4f6d98118127f946351fa8135_182x135.jpeg)
Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Paus Leo XIV Tegur Netanyahu

Kemenlu Kecam Serangan Israel ke Gereja Katolik Palestina, Merusak Nilai Kemanusiaan dan Kesucian

Temuan Komnas HAM di Balik Persekusi Retreat Kristen di Cidahu Sukabumi, Pengusiran hingga Perusakan

Pembubaran Retreat Keagamaan di Sukabumi Dinilai sebagai Bentuk Pelanggaran HAM dan Intoleransi

Pembubaran Kegiatan Keagamaan di Sukabumi, Kemenag Akui Aturan soal ‘Rumah Doa’ Multitafsir dan Segera Bikin Regulasi Baru

PSI Kecam Aksi Pembubaran Retreat Pelajar Kristen, Pelaku Harus Dihukum untuk Beri Efek Jera

Paus Leo XIV dan Zelenskyy Bahas Perdamaian Ukraina-Rusia setelah Misa Perdana, Berharap Gereja Bisa Jadi Simbol Persatuan

Ketua KWI Prediksi Arah Gereja Katolik di Bawah Kepemimpinan Paus Leo XIV, Lebih Pro ke Rakyat Miskin dan Menderita
