Tes Masuk Perguruan Tinggi Jadi Kambing Hitam Krisis Kesuburan di Korea Selatan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 03 Juli 2023
Tes Masuk Perguruan Tinggi Jadi Kambing Hitam Krisis Kesuburan di Korea Selatan

Untuk bisa memperebutkan kursi di universitas ternama, mereka harus menjalani proses sulit dan mahal. (Foto: freepik/pressfoto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PADA saat seorang anak di Korea Selatan dapat berjalan, banyak orangtua sudah mulai mencari preschool swasta elite. Hal itu dilakukan agar pada saat para balita tersebut berusia 18 tahun, mereka akan tumbuh menjadi siswa yang mampu mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional. Ujian dengan durasi delapan jam itu tidak main-main.

Ujian yang dikenal sebagai sun eung tersebut merupakan tiket mendapatkan tempat untuk menjadi mahasiswa di universitas bergengsi. Untuk bisa memperebutkan kursi di universitas ternama, mereka harus menjalani proses sulit dan mahal yang merugikan baik orangtua maupun anak-anak.

BACA JUGA:

Orang Korea Selatan Bertambah Muda dalam Semalam

Proses itu merupakan sistem yang dituduh para peneliti, pembuat kebijakan, guru, dan orangtua atas sejumlah masalah di negara tersebut. Mulai dari ketidaksetaraan dalam pendidikan hingga penyakit mental pada anak muda, dan bahkan tingkat kesuburan negara yang anjlok.

Tes masuk Korsel
Pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit ini terkadang mencakup materi yang tidak ada dalam kurikulum sekolah umum. (Foto: freepik/jcomp)

Dengan harapan menyelesaikan beberapa masalah itu, pemerintah Korea Selatan mengambil langkah kontroversial pada pekan ini dengan membuat ujian masuk perguruan tinggi lebih mudah. "Pejabat akan menghapus apa yang disebut 'soal mematikan' dari sun eung, juga dikenal sebagai Tes Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi atau college scholastic ability test (CSAT)," kata Menteri Pendidikan Lee Ju-ho dalam jumpa pers, Senin (26/6).

Ju-ho mengatakan pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit itu terkadang mencakup materi yang tidak ada dalam kurikulum sekolah umum. Kondisi tersebut memberikan keuntungan kepada siswa yang memiliki akses ke bimbingan belajar privat dan merugikan bagi mereka yang kurang mampu.

Dia menambahkan, bimbingan belajar merupakan 'pilihan pribadi' bagi orangtua dan anak-anak. Namun, banyak yang merasa terpaksa melakukannya karena persaingan yang ketat untuk berhasil dalam ujian. Pihak kementerian terkait tengah berusaha memutus lingkaran setan pendidikan swasta yang menambah beban orangtua dan kemudian mengikis ketidaksetaraan dalam pendidikan.

BACA JUGA:

Melihat Perbedaan Korea Selatan dan Utara dari Segi Fashion

Masalah yang timbul demi mencapai keunggulan

mahasiswa Korsel
Beban siswa merupakan salah satu faktor yang mendorong krisis kesehatan mental. (Foto: freepik/tirachardz)

Pada saat remaja dari Korea Selatan memasuki sekolah menengah, sebagian besar hidup mereka berputar di sekitar hasil akademik dan persiapan untuk hari CSAT, ujian yang tanggal pelaksanaannya secara luas dianggap menentukan atau menghancurkan masa depan seseorang.

Kritikus telah lama berpendapat bahwa beban siswa merupakan salah satu faktor yang mendorong krisis kesehatan mental di negara tersebut. Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Pada 2022, Kementerian Kesehatan Korea Selatan memperingatkan bahwa tingkat bunuh diri meningkat di kalangan remaja dan dewasa muda berusia 20-an, sebagian karena efek pandemi yang berkepanjangan. Survei pemerintah pada 2022 menambah gambaran suram. Dari hampir 60.000 siswa sekolah menengah dan atas yang disurvei secara nasional, hampir seperempat laki-laki dan satu dari tiga perempuan dilaporkan mengalami depresi. Dalam laporan sebelumnya, hampir setengah dari pemuda Korea berusia 13 hingga 18 tahun menyebut pendidikan sebagai kekhawatiran terbesar mereka.

Pendidikan juga sangat membebani orangtua. Para ahli percaya biaya yang mengejutkan adalah faktor utama di balik keengganan warga Korea Selatan untuk memiliki anak, ditambah dengan beban lain seperti jam kerja yang panjang, upah yang stagnan, dan biaya perumahan yang sangat tinggi.

Korea Selatan secara teratur menempati peringkat tempat termahal di dunia untuk membesarkan anak sejak lahir hingga usia 18 tahun, sebagian besar karena biaya pendidikan. Banyak pasangan merasa bahwa mereka harus memfokuskan sumber daya mereka hanya pada satu anak saja.

Tahun lalu, tingkat kesuburan negara itu, yang sudah menjadi yang terendah di dunia, turun ke rekor terendah 0,78. Angka itu bahkan bahkan tidak mencapai setengah dari 2,1, angka yang dibutuhkan agar dapat memiliki populasi yang stabil. Korea Selatan bahkan jauh di bawah Jepang (1,3), yang saat ini merupakan negara paling abu-abu di dunia, yang 28 persen penghuninya di atas 65 tahun.

“Biaya mengasuh anak terhitung tinggi, menurut sebagian besar anggaran keluarga yang berpenghasilan rendah. Tanpa penghasilan tambahan, memiliki anak akan menimbulkan standar hidup yang lebih rendah, dan keluarga berpenghasilan rendah menghadapi risiko kemiskinan,” kata OECD dalam makalah pada 2018.

Pihaknya menambahkan tidak memilih untuk punya anak atau menunda melahirkan anak menjadi salah satu cara untuk menghindari kemiskinan. Pemerintah Korea Selatan yang telah lama bergulat dengan masalah ini, mengatakan pada tahun 2008 bahwa keluarga sangat terbebani oleh pengeluaran yang berlebihan dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Tanpa kebijakan baru untuk mengurangi beban ini, negara berisiko semakin memperburuk masalah angka kelahiran yang rendah di Korea Selatan.(aru)

BACA JUGA:

Keindahan Pulau Jeju Korea Selatan Hadir di Jakarta

#Korea Selatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Video yang dihapus itu berisi permintaan maaf Chef Paik terkait dengan isu pelanggaran label asal produk, iklan menyesatkan, serta tuduhan penyalahgunaan siaran.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Fashion
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
JF3 Fashion Festival mewujudkan visi Recrafted: A New Vision demi mengangkat kreativitas dan keahlian tangan Indonesia ke tingkat global melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Indonesia
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Menyebut Korea bangsa yang tangguh.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Indonesia
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Hal ini disampaikan saat meresmikan PT Lotte Chemical Indonesia, pabrik petrokimia terbesar se-Asia Tenggara di Cilegon
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Indonesia
Penyelundupan hingga Narkotika Bikin Prabowo ‘Ngeri’, Dianggap Jadi Bahaya Nyata bagi Masa Depan Perekonomian
Penyelundupan, penipuan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika merupakan bahaya nyata bagi masa depan perekonomian kita.
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Penyelundupan hingga Narkotika Bikin Prabowo ‘Ngeri’, Dianggap Jadi Bahaya Nyata bagi Masa Depan Perekonomian
Dunia
KTT APEC Bakal Hasilkan Deklarasi Gyeongju Dan Kesepakatan Kecerdasan Artifisial
Pemimpin APEC akan membahas upaya menjadikan kawasan Asia-Pasifik lebih terbuka, dinamis, dan tangguh dalam diskusi itu.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
KTT APEC Bakal Hasilkan Deklarasi Gyeongju Dan Kesepakatan Kecerdasan Artifisial
Indonesia
Ketegangan Global di Depan Mata, Prabowo Peringatkan semua Pemimpin APEC tak Saling Curiga dan Bangkit dari Ketakutan
Prabowo mengatakan APEC sejak awal didirikan dengan semangat pertumbuhan ekonomi inklusif dan kerja sama multilateral.
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Ketegangan Global di Depan Mata, Prabowo Peringatkan semua Pemimpin APEC tak Saling Curiga dan Bangkit dari Ketakutan
Indonesia
Tersentuh Sikap Hangat Prabowo, Pekerja Migran di Korea: Beliau Seperti Sosok Ayah bagi Kami
Pekerja migran Indonesia di Korea Selatan mengaku tersentuh dengan perhatian Presiden Prabowo Subianto yang dinilai hangat dan penuh kepedulian saat kunjungan di sela KTT APEC 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Tersentuh Sikap Hangat Prabowo, Pekerja Migran di Korea: Beliau Seperti Sosok Ayah bagi Kami
Indonesia
Presiden Prabowo Telah Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda dan Isu KTT APEC 2025
KTT APEC tahun ini, yang dipimpin oleh Korea Selatan, mengangkat tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper”.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
Presiden Prabowo Telah Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda dan Isu KTT APEC 2025
Dunia
Presiden Prabowo Berada di Korea Selatan Selama 3 Hari, Hadiri KTT APEC
Usai menghadiri KTT APEC, Prabowo direncanakan langsung kembali ke Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Presiden Prabowo Berada di Korea Selatan Selama 3 Hari, Hadiri KTT APEC
Bagikan