Headline

Terungkap, Rusia Buntuti Agen Ganda Sergei Skripal Selama Lima Tahun

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 13 April 2018
Terungkap, Rusia Buntuti Agen Ganda Sergei Skripal Selama Lima Tahun

Seorang polisi berjaga tempat mantan agen intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia ditemukan setelah mereka diracuni di Salisbury, Inggris (ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kasus pembunuhan agen ganda Sergei Skripal dengan menggunakan racun syaraf masih berbuntut panjang. Selain memicu ketegangan diplomatik antara Inggris dan Rusia, kini terungkap fakta baru dibalik kematian Skripal.

Dalam keterangan teranyar, Penasihat Keamanan Perdana Menteri Inggris mengungkapkan bahwa badan intelijen Rusia telah mematai-matai Sergei Skripal dan putrinya Yulia selama lima tahun. Sebelum menghabiskan Sergei Skripal, mata-mata Rusia lebih dulu membuntuti pria yang berperan sebagai agen ganda tersebut.

Penasihat Keamanan Nasional, Mark Sedwill, dalam surat kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Jumat (13/4) mengatakan bahwa surat elektronika milik Yulia diincar sejak 2014 oleh ahli dunia maya dari dinas intelijen militer Rusia, GRU.

Sedwill juga sebagaimana dilansir Antara dari Reuters mengatakan dalam surat itu, bahwa "kemungkinan besar, dinas intelijen Rusia melihat setidak-tidaknya beberapa penghianatnya sebagai sasaran sah untuk dibunuh".

Skripal dan putrinya menjadi sasaran dari apa yang dikatakan London sebagai serangan racun saraf hingga membuat keduanya sakit parah selama berminggu-minggu.

Lokasi agen ganda Sergei Skripal dibunuh

Sebuah tenda menutupi bangku taman dimana mantan agen intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia ditemukan setelah diracun, di Salisbury, Inggris (ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls)

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan Moskow kemungkinan besar berada di balik serangan tersebut.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat pada Jumat bahwa laporan yang dikeluarkan pekan ini oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tidak memastikan sumber racun yang digunakan terhadap keluarga Skripal.

Lavrov mengatakan laporan OPCW hanya membenarkan komposisi zat tersebut.

Ia mengatakan pernyataan Inggris, bahwa laporan itu mengukuhkan posisi Britania Raya soal kasus Skripal, adalah sikap yang berlebihan.

Dalam kesempatan terpisah pada Jumat, duta besar Rusia untuk Inggris mengatakan ia khawatir bahwa pemerintah Inggris sedang berupaya menghilangkan barang bukti kasus tersebut.

"Kami mendapat kesan bahwa pemerintah Inggris sedang secara sengaja menjalankan kebijakan untuk memusnahkan semua bukti, membuat semua materi sisanya menjadi rahasia serta tidak memungkinkan penyelidikan yang independen dan transparan bisa berjalan," kata Duta Besar Alexander Yakovenko kepada para wartawan.

Ia juga mengatakan Rusia tidak teryakinkan soal keaslian pernyataan yang dikeluarkan Yulia Skripal pada Rabu. Dalam pernyataan itu, Yulia menolak tawaran bantuan dari kedutaan Rusia.(*)

#Theresa May #PM Inggris #Intelijen #Rusia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Negara anggota UE akan berbagi risiko secara kolektif terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina
Wisnu Cipto - Selasa, 02 Desember 2025
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Indonesia
Prabowo dan PM Inggris Temu Virtual, Bahas Kemitraan Maritim, Pendidikan hingga Isu Global
Selain isu bilateral, kedua pemimpin turut membahas perkembangan situasi di Gaza
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Prabowo dan PM Inggris Temu Virtual, Bahas Kemitraan Maritim, Pendidikan hingga Isu Global
Dunia
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
“Rencana ini tidak memaksa Ukraina mengakui Krimea dan Donbas sebagai wilayah Rusia.”
Wisnu Cipto - Kamis, 20 November 2025
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Indonesia
Tokoh Intelijen Indonesia Soeripto Meninggal di Usia 89 Tahun, Begini Karirnya
Soeripto juga terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada periode 2004-2009.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Tokoh Intelijen Indonesia Soeripto Meninggal di Usia 89 Tahun, Begini Karirnya
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Indonesia
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia mengenai Ekstradisi menjadi UU.
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Bagikan