Ternyata, Klenteng Tertua di Nusantara Terdapat di Lasem

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Sabtu, 28 Januari 2017
Ternyata, Klenteng Tertua di Nusantara Terdapat di Lasem

Klenteng Cu An Kiong atau Klenteng Dasun di Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Klenteng tertua di Nusantara ternyata berada di Lasem, Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Klenteng ini bernama Klenteng Cu Ang Kiong, atau orang Lasem lebih mengenalnya dengan sebutan Klenteng Dasun. Karena letaknya berada di Jalan Dasun No 19 Lasem, Kabupaten Tangerang, Jawa Tengah.

Menurut salah seorang pengelola Tiga Klenteng Lasem, Sie Hwie Djan atau Pak Gandor, berdasarkan hasil temuan beberapa orang Tionghoa Lasem yang pernah berkunjung ke Belanda, tepatnya di salah satu museum di Kota Leiden, pernah melihat sebuah peta tentang Lasem, dimana dalam peta yang dibuat pada tahun 1411 M tersebut terdapat nama Klenteng Cu Ang Kiong di Jalan Dasun No 19 Lasem.

"Kalau tahun berapa klenteng ini berdiri, kita tidak tahu persis. Karena dokumen tiga Klenteng yang ada di Lasem ini sudah tidak ada. Saya masih ingat, waktu itu bulan Februari tahun 1966, semua dokumen tiga klenteng ini ada yang membawa, dan sampai saat ini tidak kembali. Tapi kalau berdasarkan peta yang ada di museum Belanda, di Kota Leiden, tahun 1411 Klenteng Cu Ang Kiong ini sudah ada. Jadi kita simpulkan, sebelum tahun itu atau di sekitar abad XIII klenteng ini sudah ada. Dan ini klenteng tertua di Nusantara," papar Pak Gandor kepada merahputih.com, Jumat (27/1).

Sie Hwie Djan atau Pak Gandor menunjukkan kio dengan ukiran berbalur emas murni yang usianya sudah sekitar 605 tahun di Klenteng Cu An Kiong, Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Sampai saat ini, kondisi klenteng tersebut masih utuh. Empat kayu jati penyangga klenteng ini juga masih kokoh, hanya saja ada beberapa bagian mulai keropos. Kio, atau tandu kendaraan untuk Makco Thian Siang Sing Bo atau Dewa Laut, berukir emas yang usianya sudah sekitar 605 tahun pun masih tersimpan rapi di klenteng Cu An Kiong.

"Kio ini, usianya juga sudah tua, sama dengan usia klenteng. Dibuat dari kayu kelengkeng, dan ukirannya semua berlapis bubuk emas murni," katanya.

Pada tahun 1800-an, terjadi penambahan satu klenteng lagi yang berada di bangunan depan klenteng yang lama. Uniknya bangunan klenteng yang dibuat pada tahun 1800-an ini, patung singa yang berada di depan klenteng tersebut bukan patung singa ciok say atau singa kilin. Melainkan singa seperti pada lambang kerajaan Belanda. Konon, dibuatnya patung singa mirip lambang kerajaan Belanda pada sekitar tahun 1800-an ini, supaya klenteng tersebut tidak diganggu oleh VOC, yang saat itu berkuasa di beberapa wilayah di Nusantara.

#Klenteng Tertua #Lasem #Tionghoa
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Berita Foto
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Umat membagikan makanan untuk buka puasa bagi umat muslim di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Berita Foto
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Warga Etnis Tionghoa memilih berbagai pernak-pernik Imlek di Kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (20/1/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Januari 2025
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Indonesia
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menerima masukan dari Komunitas Tionghoa terkait gedung Chinese Opera
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Indonesia
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil blusukan di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (23/10).
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Lifestyle
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah nilai filosofis yang kaya, dan salah satunya adalah keyakinan terhadap angka 8.
Pradia Eggi - Rabu, 24 Januari 2024
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Indonesia
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Beberapa kegiatan, di antaranya karnaval, bazar kuliner, dan panggung hiburan dan grebeg Sudiro sendiri merupakan bagian dari perayaan Imlek di Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Januari 2024
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Travel
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Arsip yang akan diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa merupakan arsip penting Lasem yang belum pernah diungkap sebelumnya.
Dwi Astarini - Jumat, 01 Desember 2023
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Travel
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Struktur makam itu masih utuh walaupun bongpainya retak.
Dwi Astarini - Senin, 11 September 2023
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Tradisi
Menyelamatkan Nisan Tionghoa Kuno Lasem
Dilakukan dengan mengumpulkan nisan tak bertuan, tidak memiliki ahli waris, juga makam nan telah hancur atau hilang karena telah menjadi permukiman.
Dwi Astarini - Kamis, 27 Juli 2023
Menyelamatkan Nisan Tionghoa Kuno Lasem
Fashion
Kelompok Nawasena Menangi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Kelompok Nawasena dari Lasem yang mengembangkan motif dengan inspirasi dari Mustaka Masjid Jami Lasem.
Dwi Astarini - Minggu, 09 Juli 2023
Kelompok Nawasena Menangi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Bagikan