Tembus Pasar Internasional, Jenama Fesyen Lokal Mesti Lakukan Penyesuaian


Penampilan runway koleksi sejumlah jenama lokal di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 di Hall 10 ICE BSD, Tangerang, 9-12 Oktober 2024.(foto: Merahputih.com/Tika Ayu)
MERAHPUTIH.COM - HUBUNGAN pasar yang baik antarnegar membuka peluang besar aktivitas ekspor dan impor. Demikian pula aktivitas impor di lini fesyen lokal untuk mendunia. Namun, untuk mencapai pasar impor bukanlah perjalanan yang mudah. Terlebih setiap negara memiliki ketentuan baku dalam menentukan masuk dan keluarnya suatu produk termasuk koleksi fesyen.
Pelaku industri fesyen sekaligus desainer Denny Nugraha mengatakan, dari pengamatannya berkecimpung di industri fesyen, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan jenama lokal agar bisa tembus pasar internasional. Pertama, kata Denny, ialah soal kesiapan jenama lokal memproduksi koleksi mengikuti ukuran konvensional.
"Bagaimana extrasizing baju karena ketika misalnya bikin baju muslim ke market muslimah Eropa, enggak mungkin pakai size Indonesia," kata ia mengingatkan. Ia menjelaskan karakteristik tubuh orang luar dan Indonesia memiliki sisi perbedaan. "Bagian kaki panjang, pundaknya lebar. Banyak PR yang harus dikerjlkan kalau jenama lokal mau ekspor," kata dia.
Hal yang tak kalah penting, kata Denny, jenama yang mau bergerak ekspor mesti memperhatikan bahan tekstil yang digunakan. "Satu lagi soal kain. Harus tahu kain musim panas atau kain musim dingin," kata dia. Eropa punya empat musim sehingga tren dan bahan kain sudah pasti berbeda dan terus bergulir.
Dari segi estetika, kata Denny, jenama harus paham seperti apa selera seni pelanggan luar negeri yang sudahbpasti berbeda dengan masyarakatbIndonesia. "Apakah Eropa suka motif yang ramai seperti batik atau motif sedikit saja? Nah, itu butuh research itu bisa kerja sama dengan Kemendag ya. Kita kan UKM dan Kemedag punya atese perdagangan di daerah masing-masing," kata dia.
Meski ada beberapa poin yang harus disesuaikan, Denny berharap jenama lokal tak nelihatnya sebagai hambatan.
"Menarik. Itu merupakan challange, itu bukan hambatan. Dengan adanya isu itu, jenama bisa kreatif mencari solusi dan menjawab tantangan itu," kata dia. (tka)
Baca juga:
29 Jenama Fesyen Tanah Air Tampil di Jakarta Muslim Fashion Week 2024
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025

UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
