Tas Punggung Canggih Pendeteksi Polusi Udara


Bima Aryo menggunakan Dyson Air Quality Backpack saat bersepeda. (Foto: Dyson)
KLAKSON tak henti-hentinya dibunyikan, asap knalpot kendaraan di luar terlihat dari balik kaca depan mobilmu. Kamu rileks, bersyukur terlindung dari polusi amat kotor tersebut di dalam mobil tertutup dan dingin, tanpa tahu kalau polusi di dalam mobilmu bisa jadi lebih kotor dibandingkan di luar.
Dalam acara bincang virtual Dyson, Kamis (13/4), Lifestyle & Fitness Influencer Bima Aryo mengungkapkan saat ia berada di dalam mobil ternyata polusi udaranya justru meningkat dibandingkan di luar mobil.
Baca Juga:
“Aku di dalam mobil berpikir bahwa saya aman dan nyaman, apalagi AC dingin juga tuh semua baik terlindung dari polutan luar. Namun, ketika aku cek di aplikasi Dyson, ternyata CO2-nya tinggi sekali dan aku hanya menyetir 15 menit-an, aku kaget sendiri. Aku akhirnya buka jendela membiarkan udara masuk dan lonjakan polusi tadi turun,” papar Bima.
Data di dalam aplikasi Dyson didapatkan dari Dyson Air Quality Backpack yang dikembangkan untuk menaikkan kesadaran masyarakat terhadap buruknya tingkat polusi udara di sekitar.

Tas punggung ini memiliki sensor dengan kemampuan mendeteksi jenis polutan, seperti CO2, gas, PM 2.5, dan polutan lainnya di udara. Tas tersebut juga dilengkapi GPS serta tersambung dengan aplikasi udara Dyson yang dapat dilihat secara real time.
Jadi, kamu tidak perlu lagi mengandalkan data polusi kota kamu berada. Kemanapun kamu pergi dengan membawa tas punggung ini, kamu bisa mendeteksi tingkat keparahan polusi udara di mana kamu memijakkan kaki. Alhasil, tingkat keparahan polusi udara yang terdeteksi lebih relevan dengan keadaanmu.
Baca Juga:
Dalam kesempatan yang sama, Lead Data Engineer Dyson Scott Lowther mengungkapkan sejak penggunaan tas punggung pendeteksi polusi ini, anak-anak di London mulai mengubah kebiasaan mereka. Dari yang biasanya ke sekolah melalui rute A, jadi berganti ke rute yang lebih rendah polusi.
"Di London kita melakukan proyek sosial yang ditujukan ke keluarga untuk mengedukasi tentang polusi udara. Hasilnya 30-40 persen anak mengubah cara mereka bepergian ke sekolah dan berganti rute," kata Lowther.

Sejauh ini, Dyson Air Quality Backpack belum dipasarkan secara bebas dan masih dalam tahap pengembangan agar lebih baik lagi. Namun, di samping itu harapannya dengan dikembangkannya penemuan ini orang-orang jadi bisa lebih sadar akan polusi udara, terutama PM 2.5, yang bisa membahayakan diri.
"Pekerjaan kita memberitahu publik apa dan di mana masalahnya serta bagaimana solusinya. Kita ingin menciptakan kesadaran, bahkan kita juga membagi data ini ke berbagai universitas ternama di dunia agar mereka bisa melakukan riset dan mengerti (tentang polusi udara)," tutup Lowther. (kmp)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa

Engsel iPhone Fold yang Bakal Meluncur Tahun Depan Cuma Rp 1 Juta, Harga HP-nya DIperkirakan Tembus Rp 30 Juta

OPPO Find X9 Series Meluncur Global 28 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Samsung Bakal Hentikan Seri Edge, Bagaimana Nasib Galaxy S26?
