Tari Pakarena, Terlahir dari Perempuan Kayangan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 07 Juni 2017
Tari Pakarena, Terlahir dari Perempuan Kayangan

Tari Pakarena merupakan representasi wanita Bugis (Foto: ruanasagita.blogspot)

Ukuran:
14
Audio:

Ada kisah tersendiri di balik Tari Pakarena yang dilakukan Suku Bugis, Makassar. Putri-putri kayangan menjadi inspirasi dalam gerakan tarian ini. Kisah bermula dari putri-putri kayangan yang turun ke bumi. Mereka memiliki misi untuk memberikan pengajaran mengenai kewanitaan pada kaum hawa di bumi, seperti menenun dan berhias. Maka dari itu, akan terlihat gerakan seperti berhias dan menenun dalam tarian yang berdurasi sekitar 2 jam tersebut.

Bertema wanita-sentris, tarian ini dilakukan oleh perempuan saja. Dahulu, tarian dilakukan dalam dua baris. Tiap baris terdapat 3 sampai 5 orang. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, tidak ada patokan jumlah penari pada Tari Pakarena. Untuk sebuah pementasan, semua tergantung besar kecilnya panggung.

Pada praktiknya, Tari Pakarena diiringi oleh alat musik seperti gendang dan suling, dengan tempo semangat. Meskipun iringan musik tarian ini begitu semangat, gerakan tari ini tetap dilakukan dengan lembut dan gemulai. Dalam arti, menggambarkan sifat asli perempuan Bugis yang setia, sopan, dan menghormati pria.

Gerakan tari ini antara lain dilakukan dengan posisi duduk, yang menjadi penanda awal dan akhir tarian. Kemudian, ada gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, mengumpamakan siklus kehidupan manusia. Lalu ada gerakan naik turun, sebagai perumpamaan cermin irama kehidupan. Uniknya, para penari tidak boleh membuka mata dengan lebar ketika menari.

Para penari Pakarena ini mengenakan baju bodo merah. Aksesori seperti tokeng (kalung), bangkara (anting), silepe (ikat pinggang), kutu-kutu (hiasan kepala), dan karro-karro tedong (gelang) melengkapi kostum para penari. Tidak lupa, para penari juga memegang kipas dan mengenakan sarung sutra senada warna kostum.

Dulu, ada sebuah peraturan yang mengatur kostum penari. Warna merah pada baju bodo hanya boleh dikenakan oleh kaum bangsawan, sementara di luar kaum bangsawan mengenakan baju bodo berwarna hijau. Tari tradisional Sulawesi Selatan ini banyak berkembang di daerah Gowa, Jeneponto, Takalar, dan Bulukumba, dengan kostum yang kian beragam.

#Suku Bugis #Seni Tari #Tari Tradisional
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

ShowBiz
Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari
Miyu Pranoto mencuri perhatian lewat aksinya dalam program kompetisi tari ternama asal Korea Selatan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Juni 2025
Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari
Tradisi
Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
Kota Solo merayakan hari tari dunia dengan penuh semangat dan kebanggaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 30 April 2025
Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
Indonesia
Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia
Penari dari luar negeri yang ambil bagian pada event ini ada 10 orang. Mereka berasal dari Thailand dan sembilan penari dari Malaysia.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 April 2025
Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia
Tradisi
Makna Mendalam dan Sejarah dari Tari Tortor dari Sumatra Utara
Tortor tidak hanya sekadar tarian, tetapi juga merupakan simbol ekspresi budaya yang penuh makna dan nilai-nilai spiritual.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 12 Desember 2024
Makna Mendalam dan Sejarah dari Tari Tortor dari Sumatra Utara
Tradisi
Tari Ma'randing dari Sulawesi Selatan, Prosesi Pengantar Menuju Pemulasaraan
Pertunjukan tari Ma'randing hanya untuk pemakaman para tokoh tingkat tinggi atau penting.
Frengky Aruan - Senin, 25 November 2024
Tari Ma'randing dari Sulawesi Selatan, Prosesi Pengantar Menuju Pemulasaraan
ShowBiz
Etoile Dnace Center Persembahkan 'Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta' Karya Lisa Macuja Elizalde, Pertunjukan Digelar 2 Hari
‘Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta’ akan dipentaskan selama dua hari pada 16 November 2024 pukul 19.30 WIB dan 17 November 2024 pukul 17.00 WIB di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Etoile Dnace Center Persembahkan 'Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta' Karya Lisa Macuja Elizalde, Pertunjukan Digelar 2 Hari
Lifestyle
Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir Unjuk Gigi di Galeri Indonesia Kaya
Mereka membutuhkan kekuatan fisik, kemauan, dan iman yang kuat
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 November 2024
Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir Unjuk Gigi di Galeri Indonesia Kaya
Berita
Universitas Indonesia Dokumentasikan Budaya Bugis di Karimunjawa
Universitas Indonesia mendokumentasikan budaya Bugis di Karimunjawa.
Soffi Amira - Senin, 04 November 2024
Universitas Indonesia Dokumentasikan Budaya Bugis di Karimunjawa
Tradisi
Tari Lenso dari Maluku, Seni Peninggalan Penjajah sebagai Perekat Persaudaraan
Tari Lenso muncul sejak Portugis masuk ke Maluku pada 1513
Frengky Aruan - Jumat, 01 November 2024
Tari Lenso dari Maluku, Seni Peninggalan Penjajah sebagai Perekat Persaudaraan
Tradisi
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Pertunjukan ini terinspirasi oleh keindahan dan misteri Danau Tolire.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Oktober 2024
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Bagikan