Tanggapi Kerusuhan 98, Kivlan Zen: Hentikan Dendam dan Gelar Rekonsiliasi Nasional

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 29 Maret 2019
Tanggapi Kerusuhan 98, Kivlan Zen: Hentikan Dendam dan Gelar Rekonsiliasi Nasional

Mayjen Purnawirawan TNI Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. (MP/Ismail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Kivlan Zen mengajak semua pihak yang masih memperdebatkan tragedi kasus kerusuhan 1998 untuk duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. Hal itu sebagai upaya untuk menghentikan segala dendam yang masih tersimpan.

Demikian diungkapkan Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam.

Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. (MP/Ismail)
Mayjen Purnawirawan TNI Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. (MP/Ismail)

"Tidak baik kalau berlama-lama menyimpan dendam. Hal itu justru membuat Indonesia tidak maju-maju dan jauh tertinggal dengan negara lain," ujar Kivlan Zen.

Dia menyebut terdapat berbagai konflik di masa lalu masih terus menyisakan dendam hingga saat ini. Ia contohkan soal pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), DI/TII, Permesta hingga misteri yang terjadi di seputar jatuhnya orde baru sampai sekarang masih tersimpan rapi dibenak masyarakat.

"Segala macam misteri itu bisa terungkap jika semua pihak bisa duduk dalam satu meja. Orang yang punya dosa dimasa lalu akui saja dan minta maaf secara terbuka," kata dia

Langkah itu perlu diambil guna terciptanya rekonsiliasi yang harus dilakukan oleh semua komponen bangsa. Pemerintah punya peran penting dalam menggelar rekonsiliasi.

"Saya kasih contoh lagi, kasus hilangnya Widji Thukul belum pernah terungkap. Kemudian kasus pembunuhan Munir yang masih menyimpan banyak misteri sampai sekarang," kata dia.

Mayjen Purnawirawan TNI Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. (MP/Ismail)
Mayjen Purnawirawan TNI Kivlan Zen dalam diskusi 'Pelurusan Sejarah 1998' di Wedangan Jagongan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. (MP/Ismail)

Dia menabahkan kasus yang terjadi dimasa lalu dan menyimpan mesteri berpotensi untuk menjadi isu liar dan menyisakan dendam yang tidak pernah selesai. Ini yang harus diperhatikan masyarakat.

"Kalau memang berbuat salah akui saja, jangan terus-terusan bersembunyi dibalik ratapan dosa," kata dia

Berita ini merupakan laporan Ismail Soli, kontributor merahputih.com untuk wiayah Solo dan sekitarnya. (*)

#Kivlan Zen #Kerusuhan 1998
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Bantah Fadli Zon, Komnas HAM Ungkap Bukti Kekerasan Seksual saat Peristiwa Mei 98
Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyatakan tidak ada perkosaan dalam Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 dinilai tidak tepat.
Frengky Aruan - Senin, 16 Juni 2025
Bantah Fadli Zon, Komnas HAM Ungkap Bukti Kekerasan Seksual saat Peristiwa Mei 98
Indonesia
Fadli Zon Wacanakan Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Setara Institute: Manipulatif dan Cari Sensasi
Ketua Setara Institute Hendardi proyek ini potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah bangsa sesuai dengan kehendak dan kepentingan politik rezim.
Frengky Aruan - Senin, 16 Juni 2025
Fadli Zon Wacanakan Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Setara Institute: Manipulatif dan Cari Sensasi
Indonesia
Fadli Zon ‘Dibully’ karena Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Tak Terbukti, Istana : Jangan Buru-buru ‘Divonis’
Menteri Kebudayaan Fadli Zon tengah menuai kecaman karena dianggap menyinggung korban pelecehan saat kerusuhan Mei 1998 silam
Frengky Aruan - Senin, 16 Juni 2025
Fadli Zon ‘Dibully’ karena Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Tak Terbukti, Istana : Jangan Buru-buru ‘Divonis’
Indonesia
Pernyataan Fadli Zon Bak Petir di Siang Bolong! Sejarah Kelam Mei 98 Dicabik-Cabik, Perempuan Bangsa Murka
Apalagi suara para korban, keluarga korban, juga hasil dari kajian Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sudah sangat nyaring terdengar sejak dulu
Angga Yudha Pratama - Minggu, 15 Juni 2025
Pernyataan Fadli Zon Bak Petir di Siang Bolong! Sejarah Kelam Mei 98 Dicabik-Cabik, Perempuan Bangsa Murka
Bagikan