Tanah Longsor Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di Sudan, hanya 1 Orang yang Selamat


Tanah longsor meluluhlantakkan daerah penghasil jeruk di Sudan.(foto: Instagram @dailynewslk)
MERAHPUTIH.COM — TANAH longsor di wilayah Darfur, Sudan Barat, meratakan seluruh desa pegunungan dan menewaskan lebih dari 1.000 orang. Kelompok pemberontak yang menguasai daerah tersebut, pada Senin (1/9) malam menyatakan hanya ada satu orang yang selamat.
Bencana tanah longsor terjadi pada Minggu (31/8), setelah berhari-hari hujan deras mengguyur daerah itu, menghancurkan Desa Tarasin di pegunungan Marra.
“Informasi awal menunjukkan semua penduduk desa, yang diperkirakan dihuni lebih daripada seribu jiwa, meninggal dunia. Hanya satu orang yang selamat,” kata Gerakan/Angkatan Bersenjata Pembebasan Sudan (SLM) dalam sebuah pernyataan, dikutip The Korea Times.
Tanah longsor nan menghancurkan itu benar-benar meluluhlantakkan sebagian wilayah yang dikenal sebagai daerah penghasil jeruk. Kelompok tersebut mengimbau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi bantuan lainnya untuk membantu menemukan jenazah yang masih tertimbun tanah dan puing.
Baca juga:
Sudan Krisis Kelaparan Ekstrem, 25 Juta Orang tidak Bisa Makan
Sudan tengah dilanda perang saudara berdarah antara tentara dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. SLM sebagian besar tidak terlibat dalam pertempuran, tetapi menguasai sebagian wilayah pegunungan tertinggi di Sudan.
Gubernur Darfur yang bersekutu dengan tentara, Minni Minnawi, menyebut tanah longsor itu sebagai tragedi kemanusiaan yang melampaui batas wilayah.
“Kami meminta organisasi kemanusiaan internasional untuk segera turun tangan dan memberikan dukungan serta bantuan pada saat kritis ini, karena tragedi ini lebih besar daripada apa yang mampu ditanggung rakyat kami sendirian,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagian besar wilayah Darfur, termasuk lokasi terjadinya longsor, tetap sulit diakses organisasi bantuan internasional akibat konflik yang masih berlangsung. Hal itu sangat membatasi penyaluran bantuan kemanusiaan mendesak.(dwi)
Baca juga:
Tentara Sudan Sukses Rebut Kembali Istana Kepresidenan, Pencapaian Signifikan Selama Masa Konflik
Bagikan
Berita Terkait
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang

Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali

'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana

7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah

BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada

Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak

Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami

Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut

166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik

Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
