Tak Diberi Tahu Lokasi Harta Karun, ISIS Penggal Kepala Arkeolog


Khaled Al-Asad, arkeolog di Palmyra, tewas dipenggal ISIS. (Screenshot CNN)
MerahPutih Internasional - Seperti diberitakan sebelumnya, ISIS dikabarkan memenggal kepala seorang arkeolog situs bersejarah di Palmyra, Suriah, pada Selasa (18/8).
Sadisnya, usai memenggal kepala sang arkeolog, kelompok ekstremis tersebut menggantung tubuhnya di alun-alun kota Palmyra.
Khaled Al-Asad adalah seorang arkeolog yang bertugas menjaga situs warisan di Palmyra, sebuah kota yang penuh dengan situs monumen dan beberapa candi. Ia seorang profesor di sebuah universitas dan mantan general manajer di sebuah museum Palmyra.
Namun nahasnya, Al-Asad dipenggal oleh tentara ISIS karena menolak memberi tahu lokasi harta karun kepada dua tentara ISIS saat itu.
"Al-Asad menolak memberi tahu lokasi harta karun dan penimbunan emas yang ISIS duga ada di kota," ujar direktur Departemen Museum Maamoun Abdulkarim kepada CNN.
Untuk melindungi barang antik yang ia lestarikan selama puluhan tahun, Al-Asad akhirnya meninggal dunia.
"Dia menolak. 'Apapun yang terjadi, aku tak bisa menentang hati nuraniku'," ungkap Maamoun menirukan perkataan Al-Asad.
BACA JUGA:
Bom Berkekuatan Besar Baru Saja Meledak di Kairo
PBB Mengutuk Serangan Udara Arab Saudi di Yaman
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror

Sheriff Las Vegas Tepis Ledakan Tesla Cybertruck Dekat Hotel Trump Terkait ISIS

Densus Temukan Simbol ISIS di Rumah Salah Satu Pengancam Paus Fransiskus

2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jakbar Sudah Siapkan Bahan Peledak

Terdeteksi Kibarkan Bendera ISIS di Medsos, 2 Terduga Teroris Dicokok di Jakbar

Teroris Remaja Malang Baiat Online ke ISIS Lewat Aplikasi Medsos

Remaja Terduga Teroris Malang Rajin Menabung Buat Beli Bahan Peledak

Pemerintah Indonesia Kutuk Serang Teror di Rusia saat Ramadan

Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri Sebelum Ditangkap Intelijen Turki
