Survival Salah Satu Mahasiswi Indonesia di AS yang Kesulitan Mudik ke Indonesia karena Pandemi

Beberapa kebutuhan rumah tangga habis di LA. (Foto: Istimewa)
UNTUK mencegah penyebaran COVID-19, masyarakat resmi dilarang mudik oleh Presiden Joko Widodo yang disampaikan pada Selasa (21/4). Angkutan umum, pribadi, maupun penerbangan domestik tidak diperbolehkan keluar dari zona merah.
Meskipun penerbangan internasional masih berjalan. Namun teman-teman mahasiswa yang menempuh ilmu di luar negeri tetap harus memperhatikan regulasi lock down yang dikeluarkan oleh pemerintah negara setempat. Salah satunya adalah AW, mahasiswi Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Amerika Serikat.
Baca juga:
Kisah Pelajar Indonesia Berjuang Menghadapi Corona di Tiongkok
Apalagi saat ini kasus virus corona tertinggi berada di AS, sehingga membuat AW cemas. Persediaan bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga selama dua bulan harus disiapkan untuk karantina.
Beras, sayur-sayuran, dan makanan kaleng telah disiapkan AW dengan tujuan tidak keluar rumah untuk berbelanja. Menariknya, guna mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman, mi instan merek Indonesia menjadi pilihan AW selama karantina. Meskipun cita rasanya berbeda dengan yang dijual di Indonesia.
Ia juga menyiapkan barang-barang lain seperti paper towel, toilet paper, napkins, hand sanitizer, dan tisu basah yang saat ini semakin langka di AS semenjak pandemi COVID-19.
Persiapan karantina ini tentunya membuat AW harus meminta kiriman uang lebih banyak kepada orangtuanya di Indonesia. Ini disebabkan karena pekerjaan paruh waktu yang dimiliki AW harus terhenti lebih dulu dibandingkan toko lainnya. Banyak warga AS yang takut COVID-19 bisa ditransmisikan lewat makanan dan minuman sehingga restoran chinese food tempat AW bekerja mengalami sepi pelanggan.
Sebab lainnya adalah sebagian besar bahan pokok mengalami kenaikan harga. "Tiap barang naik sekitar sedolar atau dua dolar, jadi ya lumayan berasa kalo ditotalin," ungkapnya.
Ketika ditanya survival apa yang dibutuhkannya sebagai mahasiswa yang tidak bisa balik ke kampung halamannya di Indonesia. AW mengatakan "survival dalam bentuk apa nih? Makanan apa mental?"
Baca juga:
Ternyata bagi AW, ada juga persiapan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mentalnya selama pandemi. Rasa rindu, cemas, dan takut, membuat AW semakin ingin pulang ke Indonesia. Video-call dengan orangtua dan teman-teman terdekat pun menjadi hal yang wajib dilakukan olehnya setiap hari.
Selain itu, layanan nonton streaming seperti Netflix dan Hulu juga menjadi salah satu hiburan utama bagi AW untuk bisa survive di masa karantina. Terlalu lama #DiRumahAja juga membuat AW menjadi rajin berbelanja make-up dan pakaian di toko online seperti Sephora, Adidas, Nike, dan Shein.

Karena tidak bisa melanjutkan studi maupun bekerja paruh waktu, AW merasa sebaiknya ia pulang saja daripada harus nganggur di negeri orang. Sudah pesan tiket balik ke Indonesia untuk 6 Juni 2020 mendatang, AW berkeinginan untuk memajukan jadwal penerbangannya sebelum tempat tinggalnya di Los Angeles harus lock down.
Meskipun begitu, layanan maskapai penerbangan selalu tidak bisa dihubungi sehingga sulit bagi AW untuk re-schedule penerbangannya. Akhirnya, AW memutuskan untuk menghanguskan tiket sebelumnya dan membeli tiket pesawat baru agar bisa pulang ke Indonesia secepatnya.
AW akhirnya mendapatkan tiket penerbangan pada Sabtu (11/4) dari LA ke Jepang selama 12 jam, dan Jepang ke Indonesia selama 8 jam. Dua hari setelahnya, Los Angeles resmi di-lock down pada Senin (13/4).
Setelah perjalanan yang panjang yang meletihkan, akhirnya AW berhasil sampai di Indonesia dengan selamat. Ia diberikan dua lembar kertas berwarna kuning dan putih. Kertas putih merupakan Klirens Kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berisi identitas serta hasil pemeriksaan suhu tubuh, saturasi, serta nadi. Kertas putih tersebut harus diberikan kepada RT (Rukun Tetangga) tempat AW tinggal untuk menyatakan bahwa AW adalah Orang Dalam Pengawasan (ODP).
Kemudian kertas berwarna kuning adalah Kartu Kewaspadaan Kesehatan yang menunjukkan bahwa AW baru saja berpergian dari luar negeri. Jika gejala-gejala virus corona mulai dirasakan oleh AW setelah dua minggu. Maka AW harus menunjukkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan kepada pihak rumah sakit.
Setelah dua minggu karantina, untungnya saat ini AW tidak menunjukkan gejala COVID-19 dan berada dalam kondisi yang sehat. (shn)
Baca juga:
Brad Pitt Berperan Sebagai Dokter untuk Luruskan Isu Miring Seputar Virus Corona
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
