Survey PWS: Suara Pasangan Prabowo - Puan Paling Unggul 31,5 Persen


MerahPutih.com- Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih jadi yang teratas dalam hasil survei Capres 2024.
Lembaga survei Political Weather Station (PWS) memastikan hal itu dalam survei nasional PWS yang digelar pada 1 sampai 11 April 2022 di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca Juga:
5 Capres Pilihan Publik Versi Survei, Ada Prabowo hingga Sandiaga Uno
Peneliti Senior PWS, Mohammad Tidzi mengatakan, seluruh responden survei itu ditanyakan mengenai siapakah yang akan dipilih jika hari ini dilakukan pemilihan presiden.
"Hasilnya, secara spontan atau top of mind 24,5 persen publik menyebut nama Prabowo Subianto," ujar Tidzi dalam konferensi pers hasil survei PWS, Jumat (15/4).
Di bawah Prabowo ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 17,2 persen.
Lalu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 15,9 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 6,5 persen dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 5,9 persen.
Selain nama-nama tersebut, responden juga menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) eks Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Menteri badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
"Karena bersifat spontan, muncul juga nama-nama seperti Rizieq, Najwa Sihab, Susi Pudjiastuti dan lain-lain, namun persentasenya tidak cukup signifikan," papar Tidzi.
Survei juga menunjukkan elektabilitas kandidat pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Puan Maharani mengungguli paslon lainnya.
Yakni Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal ini berdasarkan hasil simulasi PWS dengan merujuk pada konstitusi yang mengatakan hanya partai politik yang bisa mengajukan paslon capres-cawapres di Pilpres 2024. Yakni dengan tiga pasangan atau poros pasangan Capres / cawapres.
Ketika disimulasikan Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani, Ganjar diusung Golkar mendampingi Airlangga, serta Anies-AHY diusung Demokrat dan Nasdem, maka hasilnya adalah elektabilitas Prabowo-Puan 31,9 persen unggul atas Airlangga-Ganjar dengan angka elektabiltias 27,6 persen.
Sementara Anies-AHY dipilih oleh 25,8 persen responden.
Simulasi tersebut, kata Tidzi, mengacu pada konstitusi yang mengamanatkan hanya partai politik yang boleh mengusung pasangan capres-cawapres.
Untuk itu, PWS membuat simulasi pasangan yang kemungkinan diajukan partai-partai besar, yakni PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Nasdem.
“Menurut analisis PWS, ketiga pasangan itu (Prabowo-Puan, Airlangga-Ganjar dan Anies-AHY) adalah yang paling mungkin terjadi dalam Pilpres 2024 selama konstitusi masih menjadikan parpol sebagai satu-satu institusi demokrasi yang berhak mengusung capres-cawapres,” tegasnya.
Tidzi mengatakan, posisi Ganjar akan lemah jika PDIP berkoalisi dengan Gerindra karena pasti PDIP akan mendorong Puan. Kemungkinan, kata dia, Ganjar akan diusung Golkar dengan menjadi cawapres Airlangga.
Di lain pihak jika Partai Demokrat dan Partai Nasdem berkoalisi maka mereka dapat mengusung pasangan Anies-AHY.
Baca Juga:
Hasil Survei Elektabilitas Capres, Prabowo Jauh Tinggalkan Nama Calon Lain
Pasangan ini besar kemungkinan juga akan didukung oleh PKS dan PPP yang selama ini dikenal dekat dengan Anies.
"Jika formasi pasangan seperti disimulasikan di atas terbukti, Prabowo-Puan masih bisa unggul atas pasangan Airlangga-Ganjar dan Anies-AHY,” jelasnya.
Formasi lain dari simulasi tiga pasangan calon, kata Tidzi adalah memasukan nama Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Ganjar Pranowo.
Pasangan ini, kata dia, kemungkinan akan diusung oleh Partai Golkar, PKB dan PAN.
Sementara pasangan lainnya adalah Prabowo-Puan diusung PDIP dan Gerindra dan koalisi Partai Demokrat, Nasdem, PKS dan PPP mengusung Anies-AHY.
Hasilnya, Prabowo-Puan tetap unggul, namun dengan margin yang cukup tipis atas pasangan Ganjar-Erick.
"Kendati demikian jika pada putaran kedua pasangan Anies-AHY berkoalisi dengan Prabowo-Puan, duet PDI Perjuangan dan Gerindra itu bisa unggul cukup signifikan atas Ganjar-Erick,” kata Tidzi.
Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Jumlah sampel sebesar 1.225 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang atau multistage random sampling.
Margin of error ± 2,8 persen, dan pada tingkat kepercayaan atau level of confidence sebesar 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner melalui aplikasi google form.
Sebagai informasi, PWS adalah anggota Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI), yakni asosiasi dari 31 lembaga survei dan ratusan periset opini publik yang bernaung di bawah World Association for Public Opinion Research (WAPOR).
PWS juga merupakan salah satu dari 56 lembaga survei yang telah terakreditasi KPU Pusat. Sehingga PWS berhak melakukan survei opini publik dan quick count di seluruh wilayah Indonesia. (Knu)
Baca Juga:
Survei Charta Politika: Warga Kaltim Puas dengan Kinerja Pemerintah Pusat
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

Pakar Nilai Menteri Baru Harus Berhati-hati dalam Berkomunikasi dan Fokus Pada Program 'Quick Wins'

Dinilai Mengejutkan, IPR Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Fokus pada Ekonomi dan Politik Hukum

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku

Legislator Gerindra Malam Ini Kumpul di Kertanegara, Akses Jalan Depan Rumah Prabowo Ditutup untuk Umum

Profil Mukhtarudin yang Dilantik Jadi Menteri P2MI, Gantikan Posisi Abdul Kadir Karding

Profil Irfan Yusuf, Cucu Hasyim Asy'ari yang Dilantik Jadi Menteri Haji dan Umrah

Profil Lengkap Ferry Juliantono, Dilantik Jadi Menteri Koperasi Gantikan Budi Arie

Prabowo Ganti Sri Mulyani Hingga Budi Gunawan, Evaluasi Kinerja Jadi Pertimbangan Utama
