Suhu Panas dan Lembab, Alasan Indonesia Belum Ada Virus Corona


Riset terus dilakukan untuk mencari vaksin melawan virus corona. (Foto: Pixabay/DarkoStojanovic)
VIRUS corona sudah merebak di berbagai negara. Namun membuat para ahli merasa heran bahwa Indonesia belum mengumumkan suatu kasus tentang virus ini. Indonesia menampung sekitar 5.000 turis Tiongkok per hari di Bali sebelum menghentikan penerbangan dari negara itu di minggu lalu. Melansir dari NyTimes, salah satu keluarga dari Shanghai sedang berlibur di Singapura bulan lalu ketika mereka mengetahui bahwa coronavirus telah tiba di negara itu. Mereka kemudian terbang ke Bali.
Para ahli kesehatan mempertanyakan mengapa Indonesia belum melaporkan satu kasus pun dari coronavirus. Meskipun para pejabat lambat untuk menghentikan penerbangan nonstop dari Tiongkok. Konsul Jenderal Tiongkok di Bali mengatakan pekan lalu ada sekitar 5.000 turis Tiongkok tetap berada di Bali, termasuk 200 wisatawan dari Wuhan, tempat wabah dimulai.
Baca Juga:

Sebuah studi oleh sekelompok peneliti dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa Indonesia seharusnya sudah mengkonfirmasi kasus virus corona. Mengingat tingginya jumlah penumpang maskapai yang bepergian antara negara dan Wuhan, pusat penyebaran wabah di Tiongkok.
Sebagian besar kekhawatiran telah diarahkan pada kompetensi laboratorium Kementerian Kesehatan, satu-satunya yang berwenang untuk melakukan tes pada kasus yang diduga, dalam mendeteksi virus baru, 2019-nCoV.Kementerian telah berulang kali menepis kekhawatiran ini. Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular, Wiendra Waworuntu, mengatakan bahwa lab telah menerima 2.000 primer untuk pengujian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada bulan Januari.
Baca Juga:

Laboratorium kementerian telah menguji 50 spesimen 49 dari mereka dites negatif sementara sisanya masih menunggu hasilnya. Wiendra mengatakan bahwa Indonesia telah belajar dari perjumpaan sebelumnya dengan wabah, termasuk wabah Sindrom Pernafasan Akut (SARS) 2002-2003. Selama epidemi SARS yang menewaskan 774 orang di 17 negara, Indonesia hanya mencatat dua kasus, menurut data WHO.
Sebuah studi 2011 yang dilakukan oleh University of Hong Kong dan diterbitkan oleh Hindawi, menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban yang relatif tinggi di Indonesia mungkin menjadi alasan tidak memiliki wabah SARS nosokomial. Kasusnya mungkin berbeda di Singapura dan Hong Kong, dimana terdapat penggunaan AC yang intensif. Virus tersebut dapat menyebar di lingkungan ber-AC yang baik. (nic)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
