Sudah Bisa Diakses, Ini Fakta Terkini Seputar Google Stadia


Google Stadia kini sudah mulai dapat digunakan (Foto: WallpaperCave)
LAYANAN streaming video game milik Google, Google Stadia, kini sudah dapat diakses. Dengan adanya Google Stadia ini, orang-orang tak perlu lagi terpaku di depan konsol mereka jika ingin bermain. Cukup dengan menggunakan stik yang diberikan, menghubungkannya dengan layar baik itu layar televisi, laptop atau bahkan ponsel sekali pun, pengguna Google Stadia dapat bermain dimana saja.
Google Stadia sebenarnya bukan layanan pertama yang menyediakan fitur seperti ini. Akan tetapi Google sempat mengatakan bahwa Google Stadia merupakan yang terbaik di antara layanan-layanan serupa lainnya. Tapi apakah ucapan Google tersebut benar adanya? Berikut tim Merahputih.com telah mengumpulkan informasi seputar Google Stadia buat kamu yang penasaran:
Baca juga:
1. Baru dirilis di 14 negara

Saat ini layanan Google Stadia baru bisa dimainkan di 14 negara saja. Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat, Kanada, Britania Raya, Perancis, Itali, Jerman, Spanyol, Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia, Belgia, Irlandia, dan Belanda.
Jika dilihat secara seksama, tidak ada negara Asia yang masuk ke daftar tersebut. Salah satu alasannya karena kualitas internet di Asia. Tentunya karena kecepatan dan kelancaran internet sangat dibutuhkan ketika menggunakan Google Stadia.
2. Grafik Google Stadia

Ketika media The Verge memainkan game Destiny 2 menggunakan grafik 4k, permainan terasa berjalan dalam grafik 1080p. Begitu juga yang terjadi ketika menggunakan grafik 1080p. Grafik yang muncul terasa seperti grafik 720p.
Baca juga:
Tapi jika mengesampingkan masalah tersebut, Google Stadia dirasa mampu memberikan grafik yang baik dibandingkan layanan streaming game lainnya. Tentunya dengan catatan pengguna Google Stadia memiliki koneksi internet yang cepat dan stabil.
3. Koneksi internet yang diperlukan

Dalam kedua poin di atas, dituliskan bahwa koneksi internet yang cepat dan stabil sangat penting untuk menggunakan Google Stadia secara efektif. Menurut penemuan dari media The Verge, pengguna Google Stadia setidaknya harus memiliki koneksi internet dengan kecepatan minimal 10 Mbps.
Selain itu, koneksi yang kamu gunakan pun juga harus lancar. Percuma saja kamu memiliki koneksi dengan kecepatan 90 Mbps, akan tetapi koneksimu suka terputus-putus. Ini lah alasan kenapa Google Stadia sementara hanya dapat digunakan jika terhubung dengan Wi-Fi (karena Wi-Fi biasanya lebih stabil).
4. Hadir dengan 22 judul game

Pengguna Google Stadia kini bisa mengakses 22 game yang tersedia. Sayangnya, kita harus membayar biaya lagi untuk dapat memainkan game-game tersebut. Padahal pengguna Google Stadia sudah mengeluarkan biaya untuk stik Google Stadia dan biaya berlangganannya. Akan tetapi, dilansir dari laman The Verge, nantinya layanan Google Stadia dapat digunakan secara gratis (tak termasuk game dan stik).
Di luar ke-22 game tersebut, banyak judul-judul video game yang siap masuk ke dalam daftar tersebut, meskipun saat ini belum dapat dimainkan. Selain itu, tentunya Google akan terus memperbaharui daftar mereka seiring banyaknya game baru yang dirilis di pasaran. (sep)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Genshin Impact Versi Candra I Hadir 10 September, Bawa Terang Rembulan di Nod-Krai

HoYoverse Umumkan Honkai: Nexus Anima, Buka Pendaftaran Uji Coba Tertutup

Zenless Zone Zero Versi 2.2 Rilis 4 September, Kenalkan Obol Squad yang akan Membalikkan Keadaan

Mengenal Berbagai Cara Top Up Game dengan Aman dan Terjangkau

DPR Dukung Larangan Roblox: Bukan Sekadar Game, Konten di Dalamnya Dicurigai Merusak Moral dan Memicu Kekerasan Anak

Pemerintah Didesak Blokir Roblox, KPAI: Jika Mereka Terbukti Melanggar UU ITE

Pemprov DKI Peringatkan Bahaya Tersembunyi di Balik Game Roblox yang Marak Dimainkan Anak-Anak, Orang Tua Wajib Waspada

Mendikdasmen Larang Anak Main Roblox, Ini Yang Bakal Dilakukan Pemprov DKI

Daripada Melarang Roblox, Pemerintah Harusnya Mau ‘Kerjasama’ dengan Penyedia Platfrom Game

Game 'Roblox' Bakal Dilarang Karena dianggap Tak Mendidik, DPR: Anak-Anak Harus Diajari Etika Berteknologi
