Stop Sebut Etnis Tionghoa dengan Non Pribumi

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 30 April 2016
Stop Sebut Etnis Tionghoa dengan Non Pribumi

Agni Malagina dosen Program Sastra Cina Universitas Indonesia (Foto: MP/Noer Ardiansyah)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Sebutan pribumi dan non pribumi saat ini, sarat akan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan atau Sara. Dan biasanya, sebutan pribumi diperuntukkan bagi etnis lokal sementara non pribumi bagi etnis Tionghoa dan pendatang.

Dosen dari Program Sastra Cina Universitas Indonesia (UI), Agni Malagina mengatakan, sudah tidak tepat lagi menyebut khususnya etnis Tionghoa sebagai non pribumi.

"Pertanyaannya, apakah saya atau kita yang konon bukan keturunan Cina, Arab, ini benar pribumi? Mengingat kawin campur silang budaya di nusantara ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam," kata Agni kepada merahputih.com, Jumat (29/4).

Menurut Agni, persinggungan ras antara warga lokal khususnya Melayu dengan Tionghoa telah terjadi sejak ratusan silam.

"Keturunan Tionghoa yang sudah bergenerasi, tentunya sudah menjadi lekat dengan pribumi. Kedekatan juga diperlihatkan dengan hubungan sosial, pengaruh budaya (misal pada makanan, batik, rumah, pengolahan garam, dll). Orang-orang pribumi dan Tionghoa juga banyak yang berasimilasi sempurna dengan kawin-mawin," kata dia.

Agni pun mengingatkan soal kontribusi etnis Tionghoa di Indonesia, yang juga banyak sekali sejak ratusan tahun lalu sampai masa sekarang.

"Mungkin yang perlu dilakukan adalah memperbesar rasa toleransi, saling menghargai, dan menjunjung tinggi landasan hukum kita," kata dia.

Sebagai warga negara yang berlandaskan Pancasila, menurut Agni, kita perlu memperbesar semangat Bhineka Tunggal Ika.

"Semangat Bhineka Tunggal Ika pun mewakili semangat kebersamaan, sehingga rasanya, cara pandang kita kepada etnis yang berbeda bisa berdasarkan semangat ini," tutup dia.(Ard)

BACA JUGA:

  1. Lasem Desa Kutukan Warga Tionghoa Bermarga Han
  2. Warga Tionghoa Rayakan Cheng Beng
  3. Lenong Betawi Tanpa Akulturasi Jawa, Sunda, dan Tionghoa, Apa Jadinya?
  4. Masjid Pacinan Tinggi Jejak Muslim Tionghoa masa Kesultanan Banten
  5. Ritual Tusuk Bibir Tatung Bawa Berkah bagi Warga Tionghoa
#Tionghoa #Hardiknas 2016 #Sekolah Tionghoa #Agni Malagina
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Berita Foto
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Umat membagikan makanan untuk buka puasa bagi umat muslim di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Berita Foto
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Warga Etnis Tionghoa memilih berbagai pernak-pernik Imlek di Kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (20/1/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Januari 2025
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Indonesia
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menerima masukan dari Komunitas Tionghoa terkait gedung Chinese Opera
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Indonesia
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil blusukan di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (23/10).
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Lifestyle
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah nilai filosofis yang kaya, dan salah satunya adalah keyakinan terhadap angka 8.
Pradia Eggi - Rabu, 24 Januari 2024
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Indonesia
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Beberapa kegiatan, di antaranya karnaval, bazar kuliner, dan panggung hiburan dan grebeg Sudiro sendiri merupakan bagian dari perayaan Imlek di Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Januari 2024
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Tradisi
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Wujud nyata melestarikan kekayaan seni dan budaya Cirebon.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 04 Februari 2023
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Indonesia
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
PITI menggelar audiensi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada Rabu (25/1).
Zulfikar Sy - Rabu, 25 Januari 2023
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
Indonesia
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Pengurus Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) masa bakti 2022-2027 mengunjungi Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, untuk menggelar silaturahmi pada Rabu, 18 Januari 2023.
Mula Akmal - Rabu, 18 Januari 2023
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Indonesia
Usai Dilantik, Lexyndo Hakim: Lahirnya PITI Bukti Islam dan Tionghoa Sangat Dekat
Lexy berterimakasih kepada Pemerintah RI, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan semua stakeholder yang mendukung keberadaan PITI.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 30 Oktober 2022
Usai Dilantik, Lexyndo Hakim: Lahirnya PITI Bukti Islam dan Tionghoa Sangat Dekat
Bagikan