Sniffing dan Phising Makin Marak, Simak Tips untuk Menghidarinya


Kenali tips melindungi diri dari kejahatan siber. (Foto: Pixabay/Geralt)
KEJAHATAN siber kian marak terjadi, tidak terkecuali di Indonesia. Melihat hal itu, Territory Manager Kaspersky Indonesia Dony Koesmandarin membagikan sejumlah tips agar kamu terlindung dari kejahatan siber, seperti sniffing dan phising.
Sniffing adalah tindak penyadapan dengan jaringan internet untuk mengambil data serta informasi pribadi orang lain. Untuk mencegah kamu menjadi korban sniffing, sebaiknya hindari melakukan transaksi atau membuka aplikasi keuangan seperti mobile banking menggunakan jaringan Wi-Fi publik.
"Wi-Fi publik ini adalah salah satu celah keamanan. Jadi, hati-hati dengan Wi-Fi publik kalau ada menggunakan transaksi online," jelas Dony Koesmandari seperti yang dikutip dari laman Antara.
Baca juga:
Waspada, Aplikasi Antivirus Gratisan Bisa Bikin Ponsel Rentan Diretas

Selain Sniffing, kejahatan siber yang berbahaya lainnya adalah phising. Ini merupakan upaya pelaku kejahatan siber yang berusaha mencuri kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan informasi lainnya, dengan menyamar sebagai institusi resmi.
Guna melindungi diri dari serangan phising, hal pertama yang bisa dilakukan yaitu tidak menanggapi permintaan atau membalas pesan seperti SMS yang berisi stop, unsubscribe, atau pemberitahuan kamu memenangkan sebuah undian.
Dony menjelaskan, para penjahat siber yang melakukan phising berusaha melibatkan perasaan manusia, seperti panik, emosi, dan senang. Untuk itu, hindari menggunakan tautan atau informasi kontak apa pun dalam email atau pesan. Perhatikan sejumlah bentuk kesalahan ketik dan karakter aneh pada teks yang kamu terima.
Baca juga:
Selain itu, sejumlah pelaku kejahatan phising biasanya kesulitan dengan bahasa Inggris. Beberapa kesalahan sengaja dibuat seperti dengan menggunakan angka untuk mengganti huruf tertentu. Seperti misalnya 'Bank L0an' alih-alih 'Bank Loan' sebagai upaya melewati filter spam.
Pelaku phising pun cenderung mengarahkan korbannya untuk mengklik tautan yang dikirim, tautan laman palsu yang dibuat mirip sebuah entitas tertentu.
Contohnya, apabila kamu mendapat pesan untuk segera mengganti password, kamu akan diarahkan pada situs palsu yang mirip dengan situs asli. Biasanya kamu akan diarahkan untuk memasukan password lama dan baru. Padahal password tidak akan terganti dengan yang baru, karena si pelaku kejahatan siber hanya membutuhkan password lama kamu untuk menggunakan akunmu.

Bila kamu terlanjur mengklik tautan dan mengganti password, maka segera masuk ke situs asli dan ubah pasword kamu sebelum si pelaku menyalahgunakan akun kamu. "Buatlah password yang terdiri dari kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol, agar tak mudah diketahui orang lain," saran Dony.
Namun, apabila password untuk aplikasi mobile banking atau akun lainnya sudah diganti lebih dahulu oleh pelaku, segera hubungi bank untuk memblokir akun kamu. Langkah lain, kamu pun bisa mengunduh aplikasi anti-malware yang bisa melindungi perangkat dari aplikasi berbahaya. (Ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan
