Smartwatch Bisa Selamatkan Nyawa tapi Juga Picu Kekhawatiran


Smartwatch antara kebaikan dan kekhawatiran. (Foto: Pexels/Artem Podrez)
SMARTWATCH yang mencatat fisiologi jantung membuat para dokter bersemangat dan khawatir. Selain Apple, sejumlah perusahaan membuat alat monitor EKG yang dapat dikenakan sehari-hari layaknya jam tangan, termasuk Samsung, Withing, Fitbit, dan AliveCor.
Penggunaan smartwatch, menurut cnalifestyle, dapat membuat seseorang yang mengalami kelainan ritme jantung dapat segera mengetahui dan mendapatkan peringatak untuk memeriksakan diri ke dokter. Di sisi lain, di mana variasi kecil dalam detak jantung dapat menyebabkan perbaikan yang tidak perlu, perawatan dengan efek samping berisiko dan banyak lagi kecemasan yang tidak perlu.
Baca Juga:

Jadi, apakah perangkat ini sepadan untuk digunakan? Bukti konklusif tentang keakuratan dan keefektifan smartwatch masih kurang. Meskipun, studi yang disponsori Apple dari 2019 yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine menyarankan, perangkat ini dapat membantu mendeteksi beberapa jenis irama jantung yang tidak normal, terutama pada lansia.
Sejumlah studi tambahan sedang dilakukan, termasuk studi untuk menilai apakah smartwatch benar-benar dapat membantu menyelamatkan nyawa, atau apakah pemantauan mobilitas seperti jumlah langkah menyebabkan lebih sedikit serangan jantung dan rawat inap.
Sebagian besar jam tangan EKG di rumah ini dirancang untuk merekam detak jantung dan mendeteksi fibrilasi atrium, irama jantung tidak teratur. Secara umum, ini memengaruhi hingga enam juta orang Amerika. A-fib, demikian sebutannya, meningkatkan risiko stroke, yang menyebabkan 150.000 kematian dan 450.000 rawat inap setahun. Namun, dokter mengatakan, banyak orang kadang-kadang memiliki detak jantung tidak teratur tapi tanpa implikasi klinis.
Seperti banyak teknologi baru yang mengungkap hal-hal di dalam tubuh yang belum sepenuhnya dipahami dokter, perangkat ini dapat memperingatkan pengguna tentang detak jantung yang tidak teratur. Namun, tidak semua kelainan yang terdateksi berbahaya.
“Seperti ketika kita baru saja menemukan mikroskop dan melihat mikroorganisme, dan kita tidak tahu apa itu. Kami melihat banyak hal, dan kami tidak yakin apakah itu menunjukkan risiko ekstra,” kata Dr Harlan Krumholz, direktur Pusat Penelitian dan Evaluasi Hasil di Yale seperti diberitakan channelnewsasia.com (25/5).
Baca Juga:
Kekhawatiran yang Tidak Perlu

Sebagian besar smartwatch menunggu untuk mengirim peringatan sampai ada sekitar lima ketukan abnormal dalam satu jam atau lebih, bukan setelah setiap ritme berubah. Meski begitu, bukan berarti kelainan itu berbahaya.
“Sebagai seorang ahli jantung, saya sangat menyukai perangkat di rumah,” kata Dr Gary Rogal, direktur medis layanan kardiovaskular di RWJBarnabas Health di West Orange, New Jersey. Namun dia mengklarifikasi, dia menyarankan hanya untuk pasien yang menurutnya ada indikasi untuk pengecekan sesuatu. Misalnya, mereka yang memiliki penyakit jantung atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
“Saya tidak akan pernah menganut konsep bahwa setiap orang harus diawasi. Kamu akan melihat banyak hal dan itu akan membuatmu gila, padahal mungkin baik-baik saja,” dia menambahkan.
American Heart Association setuju bahwa monitor smartwatch dapat bermanfaat, bahkan menyelamatkan nyawa, bagi sebagian orang. Namun, Dr Mariell Jessup, kepala ilmu pengetahuan dan petugas medis grup, berkata, "Kami belum memiliki cukup data untuk merekomendasikannya bagi semua orang."
Baca Juga:

Para dokter kemudian khawatir, karena semakin banyak orang yang memakai perangkat ini, semakin banyak kemungkinan mendeteksi aritmia jantung yang tidak berarti dan berujung pada bertambah banyaknya pengujian lanjutan yang tidak perlu dan perawatan yang terlalu banyak.
“Itulah yang membuat saya terjaga di malam hari,” kata Dr Joseph Ross, seorang profesor kedokteran dan kesehatan masyarakat di Yale yang berada di antara tim penyelidik yang melakukan uji klinis acak yang membandingkan kelompok yang memakai smartwatch Apple dengan kelompok kontrol yang mengenakan smartwatch tanpa aplikasi EKG.
Dr Steven Lubitz, seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School dan ahli jantung di Rumah Sakit Umum Massachusetts, juga khawatir bahwa pengguna smartwatch akan mengira jam tangan itu memberikan perlindungan untuk kesehatan jantung secara keseluruhan dan berasumsi, misalnya, mereka dapat memeriksa tanda-tanda serangan jantung, padahal tidak.
Kita mungkin akan memasuki era baru pengobatan di mana pasien dapat melihat ke pergelangan tangan mereka untuk memeriksa email dan ritme jantung mereka dan memberi tahu dokter mereka jika ada sesuatu yang tidak beres.
Dalam dunia perawatan kesehatan yang sempurna, ahli jantung membayangkan suatu hari di mana mereka dapat meresepkan jam tangan atau perangkat clip-on kecil lainnya untuk pasien berisiko tinggi dan asuransi akan menanggung biayanya. Jika tidak, kemunculan teknologi baru hanya akan membantu mereka yang mampu membelinya, memperburuk ketidakadilan kesehatan. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih

iPhone 17 Air Resmi Rilis dengan Bodi Tertipis, ini Spesifikasi dan Harganya

iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max Punya Desain Baru, Pakai Chip A19 Pro dan Kamera 8x Zoom

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
