Sinyal dan Listrik Sudah Normal di Aceh Tamiang, Lumpur Masih Jadi Masalah
Warga membersihkan toko usai banjir di Aceh Timur, Minggu (14/12/2025). ANTARA/Hayaturrahmah
MerahPutih.com - Kawasan yang dilanda banjir Sumatera akhir bulan November 2025 dulu, mulai berangsur pulih dengan sudah dimulainya perbaikan infrastruktur secara bertahap.
Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi memastikan pasokan listrik dan jaringan internet di wilayahnya telah kembali normal pascabanjir bandang yang menerjang kawasan tersebut pada akhir November 2025.
Kepastian tersebut disampaikan Armia saat rapat koordinasi Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Pascabencana Sumatera yang digelar DPR RI di Aceh, Selasa (30/12). Dalam forum tersebut, ia melaporkan perkembangan terbaru penanganan dampak banjir di Aceh Tamiang.
“Kami laporkan untuk listrik sudah menyala, alhamdulillah, dan juga sinyal Telkomsel, terima kasih, sudah menyala,” kata Armia.
Baca juga:
Kabar Gembira! Dana Tunggu Korban Banjir Sumatera Rp 600 Ribu Per Bulan Segera Cair
Jenderal bintang dua ini juga menyebut sektor perekonomian mulai berangsur membaik seiring dengan pembersihan wilayah terdampak. Sejumlah aktivitas perdagangan kembali berjalan, terutama melalui pasar-pasar darurat yang mulai bermunculan di berbagai titik.
“Kemudian untuk sentra ekonomi juga alhamdulillah, begitu dibersihkan sudah ada pasar-pasar kaget yang mulai berjualan, betul-betul sayuran, berjualan telur dan sebagainya,” ujarnya.
Armia menambahkan, pemerintah daerah telah membersihkan pasar utama dan berencana mengembalikan para pedagang ke lokasi tersebut setelah proses pembersihan selesai sepenuhnya. Langkah itu dilakukan agar aktivitas jual beli tidak mengganggu arus lalu lintas.
“Kami juga sudah membersihkan pasar kami, sehingga nanti apabila sudah benar-benar 100 persen bersih, para penjual ini akan dimasukkan ke pasar-pasar tersebut,” tuturnya.
Selain itu, ia memastikan arus lalu lintas dan distribusi logistik dari Medan menuju Banda Aceh maupun sebaliknya relatif lancar. Meski demikian, masih terdapat sejumlah kendala akibat kondisi jalan yang rusak.
“Untuk arus lalu lintas dan logistik lancar, walaupun masih ada beberapa jalan yang macet karena kondisi aspal yang mulai keropos atau berlubang,” kata Armia.
Ia mengungkapkan, tantangan terbesar kini berada di wilayah pedesaan yang masih tertutup lumpur. Pemerintah daerah membutuhkan tambahan alat berat untuk mempercepat pembersihan di 216 desa terdampak.
Mantan Wakapolda Aceh ini berharap pembersihan lumpur dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan agar aktivitas ekonomi dan pertanian kembali normal.
Dampak banjir juga dirasakan sektor pertanian. Sekitar 8.000 hektare sawah tertimbun lumpur, meski sebagian petani tetap berupaya menanam padi di lahan terdampak. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Sinyal dan Listrik Sudah Normal di Aceh Tamiang, Lumpur Masih Jadi Masalah
Wagub Aceh Desak Dana Perbaikan Rumah Pascabencana Segera Dicairkan
Bupati Aceh Tamiang Minta Tumpukan Kayu Terbawa Banjir Jadikan Kusen Buat Rumah Korban
Jelang Pergantian Tahun, Prabowo Cek Upaya Pemulihan Sumatera
Ancol Donasikan 10 Persen Tiket Terjual Bagi Pemulihan Sumatera
Kapolri Tegaskan Siap Kirim Pasukan Saat Fase Rekonstruksi Bencana Sumatera Dimulai
TNI Bangun 32 Jembatan Darurat di Sumatera, Pesan 100 Jembatan Bailey dari Luar Negeri
Begini Kerja Cepat TNI Bangun Puluhan Jembatan Wilayah Terdampak Bencana di Sumatra
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Ceritakan Upaya Sabotase saat Pembangunan Jembatan di Lokasi Bencana Aceh
Ketua MUI Minta Warga Menahan Diri Untuk Perayaan Tahun Baru Karena Sumatera Sedang Berduka