Selandia Baru Mempertimbangkan Peluncuran Mata Uang Digital


Selandia Baru akan membuat uang digital. (Foto: Instagram/themoneymakingways)
SEMENJAK pandemi, perkembangan teknologi dan juga penyebaran virus mendukung sekaligus memaksa kita untuk melakukan pembayaran secara digital. Semakin lama, hal ini menjadi suatu pola hidup yang menjadi kebiasaan dan diterapkan di seluruh bagian dunia karena cepat serta mudah dalam penggunaannya. Kita tidak perlu lagi membawa uang kertas dalam jumlah yang banyak di kantong saku kita atau bahkan sampai merusak dompet.
Dalam mendukung perkembangan ini, Selandia Baru saat ini sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan mata uang digitalnya sendiri karena melihat peluang dalam inovasi pembayaran. Bank sentral Selandia Baru melihat potensi menciptakan mata uang digital. Dalam sebuah laporan, para pejabat mengatakan proyek semacam itu dapat mendorong inovasi lebih lanjut dalam sistem pembayaran negara itu.
Baca Juga:
Mengutip dari Businessinsider.com, Reserve Bank of New Zealand sedang mencari umpan balik dari publik pada makalah yang berfokus tentang masa depan uang yang mencakup mata uang digital yang diusulkan pada saat penggunaan uang tunai menurun.

"Mata Uang Digital Bank Sentral akan melihat fitur dan manfaat uang tunai yang dinikmati di dunia digital saat ini dan bekerja bersama antara uang tunai dan uang pribadi yang disimpan di rekening bank komersial," kata Asisten Gubernur RBNZ Christian Hawkesby dalam sebuah pernyataan.
Penggunaan uang tunai juga menurun menjadi 19 persen dari transaksi rumah tangga pada 2019 dari yang awalnya 30 persen pada 2007. Sementara itu, orang-orang saat ini semakin beralih pada aplikasi pembayaran berbasis telepon dan dompet digital serta teknologi baru dan pembayaran pribadi lainnya yang membuat transaksi lebih nyaman serta cepat. RBNZ menyebut Apple Pay sebagai contoh alat untuk transaksi yang banyak digunakan saat ini.
Baca Juga:
Penurunan penggunaan, penerimaan, dan ketersediaan uang tunai di Selandia Baru serta inovasi yang muncul dalam uang pribadi, yaitu stablecoin menjadikan ini waktu yang tepat untuk mempertimbangkan mata uang digital bank sentral atau CBDC. Stablecoin adalah cryptocurrency yang dirancang untuk dipatok ke mata uang yang dikeluarkan bank sentral dan didukung oleh aset tradisional seperti obligasi pemerintah jangka pendek.

Bank mengatakan stablecoin yang dirancang dengan baik mungkin memiliki manfaat seperti lebih banyak pilihan konsumen yang mengarah pada peningkatan persaingan, asalkan mereka tidak memonopoli pasar atau membatasi kemampuan RBNZ memengaruhi suku bunga negara.
Menurut sebuah survei oleh Bank for International Settlements, mayoritas bank sentral dunia sedang mempelajari manfaat dan kekurangan CBDC. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan laporan bank sentral yang mengeksplorasi potensi dolar digital akan segera jatuh tempo. Ia juga menyebut akan ideal untuk bekerja dengan Kongres dalam menciptakan aset semacam itu. Jendela untuk umpan balik publik ke RBNZ ini ditutup pada 6 Desember 2021. (tel)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya

Xiaomi 15T Series Siap Meluncur secara Global 24 September 2025, Intip Spesifikasinya

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang
