Selamat Hari Raya Kuningan


Instagram @dudewheresmypassport
MerahPutih Budaya - Hari ini, Sabtu (20/2) masyarakat Hindu Bali tengah merayakan Hari Raya Kuningan, Hari Raya Kuningan dilaksanakan 10 hari sesudah Hari Raya Galungan.
Menurut lontar Purana Bali Dwipa disebutkan :
"Punang aci galungan ika ngawit bu, ka, dungulan sasih kacatur tanggal 25, isaka 804, bangun indra bhuwana ikang bali rajya".
artinya :
"Perayaan hari raya suci Galungan pertama adalah pada hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama) tahun 804 saka, keadaan pulau Bali bagaikan lndra Loka".Mulai tahun saka inilah hari raya Galungan terus dilaksanakan, kemudian tiba-tiba Galungan berhenti dirayakan entah dasar apa pertimbangannya, itu terjadi pada tahun 1103 saka saat Raja Sri Eka Jaya memegang tampuk pemerintahan sampai dengan pemerintahan Raja Sri Dhanadi tahun 1126 saka Galungan tidak dirayakan.
Dan akhirnya Galungan baru dirayakan kembali pada saat Raja Sri Jaya Kasunu memerintah, merasa heran kenapa raja dan para pejabat yang memerintah sebelumnya selalu berumur pendek.
Untuk mengetahui sebabnya sang raja bersemedi dan mendapatkan pawisik dari Dewi Durgha menjelaskan pada raja, leluhumya selalu berumur pendek karena tidak merayakan Galungan, oleh karena itu Dewi Durgha meminta kembali agar Galungan dirayakan kembali sesuai dengan tradisi yang berlaku dan memasang penjor.
Sedangkan Hari Ray Kuningan merupakan diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali dalam kalender Bali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari)
Di hari ini dikisahkan Ida Sang Hyang Widi turun ke dunia untuk memberikan berkah kesejahteraan untuk seluruh umat di dunia.
Sering juga diyakini, pelaksanaan upacara pada hari raya Kuningan sebaiknya dilakukan sebelum tengah hari, sebelum waktu para Betara kembali ke sorga.
Hari Raya Kuningan ini dirayakan khusus saat para leluhur yang setelah beberapa saat berada dengan keluarga sekali lagi disuguhkan sesajen dalam upacara perpisahan untuk kembali ke stananya masing-masing.
Dalam Kuningan menggunakan upacara sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan, di mana makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam.
sumber :
Parisada Hindu Dharma Indonesia
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=372&Itemid=2+
BACA JUGA:
- Tarian Cokek, Tari Penyambutan Tamu Masyarakat Tangerang
- Anggrek Jadi Motif Khas Batik Tangerang Selatan
- Rekreasi Keluarga di Hutan Kota Jombang Tangerang Selatan
- Berburu Daging Kodok di Pasar Lama Tangerang
- Wow, Tangerang Pesta Salju untuk Pertama Kalinya
Bagikan
Berita Terkait
Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Jatuh di Tanggal 29 Februari, Hari Umanis Galungan Dirayakan dengan Tradisi Ngelawang Barong
