Sekjen PBB: Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian UNIFIL Kejahatan Perang


Arsip foto - Sekjen PBB Antonio Guterres mendengarkan paparan saat KTT ASEAN-PBB di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (7/9/2023). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras/aa.)
MerahPutih.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyatakan serangan Israel ke Lebanon yang menyasar markas pasukan perdamaian UNIFIL sebagai bentuk kejahatan perang.
"Serangan kepada pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional dan bisa jadi kejahatan perang," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip juru bicaranya Stephane Dujarric pada Minggu malam (13/10).
Apalagi, serangan Israel itu telah melukai pasukan perdamaian PBB yang bertugas. Di antara personel anggota UNIFIL yang terluka akibat serangan Israel itu berasal dari prajurit TNI.
Setidaknya lima pasukan penjaga perdamaian PBB telah terluka dalam beberapa hari terakhir akibat serangan Israel di Lebanon selatan.
Baca juga:
Paus Kutuk Serangan Israel Lukai Prajurit TNI Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon
"Personel UNIFIL dan sejumlah posisi penempatannya tidak boleh menjadi sasaran," imbuh Dujarric mengacu pada pasukan internasional yang memakai helm biru tersebut, dilansir dari Antara.
Pada Sabtu (12/10), 40 negara yang berkontribusi dalam misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengeluarkan pernyataan bersama, mengutuk serangan Israel terhadap misi tersebut dan menyerukan penyelidikan atas insiden yang terjadi.
Spanyol, Prancis dan Italia telah mengecam serangan tersebut sebagai "tidak dapat dibenarkan." Pada Jumat (11/10), Presiden AS Joe Biden juga mengatakan telah mendesak Israel agar berhenti menargetkan pasukan penjaga perdamaian. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Israel Jatuhkan 153 Ton Bom di Jalur Gaza Saat Kesepakatan Gencatan Senjata

Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit

Serangan Israel ke Gaza Bikin Satu Dari 7 Keluarga Dikepalai Perempuan, Gencatan Senjata Tidak Akhiri Krisis Nutrisi

Ada Gencatan Senjata, Situasi Kesehatan di Gaza Masih Dalam Kondisi Sangat Kritis

Bantuan ke Gaza Masih Dibatasi, Sesuai Perjanjian Gencatan Senjata 600 Truk Bantuan Harus Masuk Setiap Hari

Israel Masih Ogah Buka Perbatasan Rafah, Bantuan ke Gaza Tidak Bisa Lewat

Tentara dan Tank Israel Masih Bertahan Sekitar RS Indonesia di Gaza

Pusat Koordinasi Pemantauan Gencatan Senjata Bakal Berkantor di Isreal, Komite Teknokrat Bakal Kelola Gaza

Trump Umumkan Fase 2 Gencatan Senjatan di Gaza, Bakal Bentuk Pemerintahan

WHO Nyatakan 15 Ribu Korban Serangan Israel di Gaza Butuh Segera Operasi Amputasi
