Sejarah Nama Barus, Kota Islam Tertua di Nusantara


Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tugu titik nol pusat peradaban Islam Nusantara di sana Pada 24 Maret 2017 silam. Foto: ANT/Biro Setpres
MerahPutih.com - Berjarak 290 kilometer dari Kota Medan, Ibu Kota Sumatera Utara, ternyata merupakan tempat bersejarah masuknya Islam ke nusantara, yakni kota pelabuhan Barus. Berdasarkan sejarah, Islam masuk ke Barus pada abad ke-7 Masehi melalui para pedagang Arab.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengakui Barus merupakan kota Islam pertama dan tertua di Indonesia, ketika meresmikan tugu titik nol pusat peradaban Islam Nusantara di sana Pada 24 Maret 2017 silam. Meski begitu, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengenal Barus sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke Indonesia.
Baca juga:
Masjid Ulu Camii di Bursa, Masjid Penting dalam Sejarah Islam
Dikutip dari buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, penyebaran Islam di Sumut berawal di Kota Barus pada abad ke-7 M. Barus menjadi kota yang terkenal dengan perdagangan hasil buminya seperti kapur barus dan kemenyan. Hasil dagang tersebut kemudian diperdagangkan hingga Tiongkok, Armenia, Arab, dan Mesir.
Penulis dari Gontor, Fathur Roji sempat mengulas awal nama kota itu sehingga dikenal dunia kala itu. Dalam ulasannya dikutip Jumat (22/3), Fathur menyebutkan nama Barus muncul dalam sejarah perabadan Melayu lewat Hamzah Fansyuri, penyair sufi terkenal. Barus juga dikenal dengan nama Pancur, kemudian diubah ke dalam bahasa Arab menjadi Fansur.
"Seorang arkeolog Prancis, Claude Guillot dibantu beberapa penulis lainnya melalui buku ‘Barus Seribu Tahun yang Lalu’ menyebutkan, Barus termasuk dalam golongan kota-kota kuno yang terkenal di seluruh Asia sejak abad ke-6 Masehi," ungkap dia.
Baca juga:
Fathur menambahkan pandangan lain menyebutkan Barus adalah pelabuhan tertua di Indonesia. Dalam karya geografis Ptolemaeus, tulis dia, tercatat lima pulau yang dinamakan ‘Barousai’, nama yang dikaitkan dengan Barus oleh para ahli sejarah.
"Sejak abad ke-6 Masehi, kamper sudah dikenal di berbagai kawasan mulai dari negeri Tiongkok hingga ke kawasan Laut Tengah. Nama Barus sudah lama muncul apabila diterima pendapat bahwa ‘Barousai’ adalah Barus," paparnya.
Masih merujuk karya Ptolemaeus, lanjut dia, nama Barus ini tercatat dalah sejarah Dinasti Liang, Raja Tiongkok Selatan yang memerintah pada abad ke-6. Setelah itu Barus selalu disebut-sebut sampai sekarang dan kerap dihubungkan dengan kamper. Pada abad ke-7, Barus kian tersohor hingga ke Eropa dan Timur Tengah karena menghasilkan kapur barus dan rempah-rempah. (*)
Baca juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat

Polisi Mulai Berlakukan Ganjil Genap di 2 Titik Jalan Tol, Tak Ada Tilang Manual

Arus Mudik 2025 Diklaim Lebih Tertata, H-3 Tercatat 258.383 Kendaraan Keluar dari Jakarta

9 Doa Menenangkan Hati Sambut Kemenangan di Malam Takbiran dan Saat Idul Fitri

Sore Ini Kemenag Gelar Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H, Idul Fitri Dipekirakan 31 Maret 2025
