Sebuah Ferrari 250 GT Senilai Rp 20 Miliar Dibiarkan jadi Rongsokan


Hanya ada 200 unit di dunia. (Foto: Gullwing Motor Cars)
FERRARI hanya memproduksi sebanyak 200 unit mobil 250 GT Cabriolet Pininfarina sepanjang sejarah. Semua unit itu telah bertahan selama beberapa dekade hingga kini, sejak seri pertamanya dirilis pada 1956. Seri kedua mobil ini keluar pada 1958, ungkap Motor1, Selasa (27/12).
Seluruh unit terpelihara dengan sempurna, beberapa tersimpan dengan baik di garasi pemilik masing-masing, bahkan ada yang duduk manis di museum yang terawat baik di berbagai belahan dunia. Namun, rupanya tak semua, karena ada satu unit yang baru ditemukan, dan dalam kondisi sebuah rongsokan.
Mobil itu ditinggalkan di gudang selama bertahun-tahun, dibiarkan di sana duduk tak terawat, hingga menjadi besi rongsok tak berguna yang diselimuti debu. Padahal, ada mesin V12 bertenaga yang memiliki suara nan merdu di balik kap mesinnya, dan pasti akan mencuri mata semua orang bila dikendarai di jalan raya.
Baca juga:
Ferrari Rilis Supercar SP51, Hanya Satu Unit di Dunia

Kini, mobil itu beruntung karena telah ditemukan dan kemudian mendarat di situs yang khusus menjual mobil-mobil klasik nan langka gullwingmotorcars.com. Melihat kondisinya, kamu mungkin berpikir bahwa mobil itu akan dijual murah, tapi dugaanmu salah.
Situs itu meminta harga selangit untuk mobil yang sudah dikepul debu tersebut, yakni sebesar USD 1,275 juta atau setara dengan Rp 20 miliar. Namun, membeli mobil itu tentu bukan sekadar membeli sebuah barang rongsok, melainkan sebuah sejarah atau peninggalan otomotif yang tak ternilai dengan uang.
Mobil itu meninggalkan pabrik pada 25 November 1961 dengan warna biru tua yang sangat elegan, dan hanya ada sedikit jejak catnya yang tersisa di bodi. Bagian interiornya dipenuhi dengan kulit berwarna merah, dan mobil itu adalah 250 GT Cabriolet ke-150 yang diproduksi dari total 200 unit.
Baca juga:
Ferrari Rilis Purosangue, Enggan Disebut sebagai SUV

Pembeli pertamanya bernama Raffaele Redaelli, seorang industrialis asal Brianza, dan kemudian dijual ke Peter Kober pada 1970 sebelum diekspor ke New York pada 1971. Sejak itu, mobil tersebut tetap berada di Amerika Serikat, hanya untuk berakhir di gudang hingga hari ini.
Namun, meski bodi dan interiornya dalam kondisi yang menyedihkan, sistem mekanismenya tidak demikian dan bahkan masih berjalan hampir sempurna. Laman Motor1 pada Selasa (27/12) menyebutkan bahwa mesin V12 3.000 cc yang menyeburkan tenaga 240 dk pada mobil itu masih bisa menyala tanpa hambatan.
Tentu, mobil itu tetap perlu dibawa ke bengkel khusus untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut agar kondisinya optimal untuk dikendarai. Namun, mobil itu masih bisa dikendarai seperti biasa tanpa harus diangkut truk derek, tinggal mengganti bannya saja yang sudah habis termakan zaman. (waf)
Baca juga:
Mengenal Ganasnya Ferrari 488 Challenge Evo dengan Berbagai Teknologi Baru
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai

BAIC BJ30 Unjuk Gigi di GIIAS Bandung 2025, Ada Harga Khusus Buat 500 Pembeli Pertama!

IMOS 2025 Ditutup, Sukses Catat Lebih daripada 103 Ribu Pengunjung

JAECOO J8 ARDIS Guncang GIIAS Semarang, Hadir dengan Sederet Desain Premium Hingga Fitur Canggih

Panduan Lengkap Mengunjungi IMOS 2025: Tiket, Parkir, dan Fasilitas

BAIC Meriahkan GIIAS Semarang 2025, Luncurkan BJ30 Hybrid
Sudah Dibuka, Kemenperin Harap IMOS 2025 Jadi Pendorong Inovasi bagi Industri Otomotif Nasional

IMOS 2025 Resmi Dibuka: Pamerkan Motor Terbaru, Teknologi Canggih, hingga Inovasi Industri Roda Dua

Mosride dan Modifikasi Jadi Sorotan di Indonesia Motorcycle Show 2025

IMOS 2025 Siap jadi Tempat Bertemunya Teknologi dan Seni, Hadirkan Motor Tercanggih dan Kompetisi Modifikasi Paling Kreatif
