Sebelum Jadi Pilot, Riani Pernah 27 Kali Dipecat

Adinda NurrizkiAdinda Nurrizki - Sabtu, 03 Januari 2015
Sebelum Jadi Pilot, Riani Pernah 27 Kali Dipecat

Pilot Garuda Riani Agusena (Foto; Pribadi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih, Nasional - Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Demikian bunyi adagium yang demikian masyhur. Kesuksesan hanya bisa diraih dengan kerja keras. Tanpa kerja keras mustahil kesuksesan bisa diraih. Prinsip itulah yang digenggam erat pilot Riani Agusena.

Riani sendiri sempat tercatat sebagai pilot di maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) sejak tahun 2010-2014. Selama 4 tahun dinas di maskapai plat merah, Riani menerbangkan pesawat Modern Ark (MA) 60. Sebuah maskapai perintis yang memuat 56-60 penumpang dan biasa beroperasi di daerah terpencil dan perbatasan di Tanah Air.

Sebelum menjadi pilot di Maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) Riani Agusena harus menempuh perjalanan panjang dan berliku termasuk 27 kali dipecat dari pekerjaannya.

Disela-sela rutinitas dan kesibukannya yang demikian padat wartawan merahputih.com, Bahaudin Marcopolo dan Kristantyo Wisnubroto  berhasil menemui wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada 6 Agustus 1979. Ketika ditemui di kediamannya di sebuah apartemen di kawasan Kelapa Gading, Riani menuturkan lika-liku perjalanan hidupnya.

Riani berkisah usai lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta ia ingin mengadu nasib. Kala itu ia sudah menikah dengan seorang pria berkebangsaan asing asal negeri Paman Sam.

Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Riani merasa dinamika kehidupan berjalan dengan linear dan membosankan.

"Jadi ibu rumah tangga nggak nyaman. Hanya bergaul dengan anak-anak dan tetangga," katanya kepada merahputih.com, Jakarta, Sabtu (3/1).

Riani melanjutkan ketidaknyamanan tersebut semakin kuat tatkala dinamika dan kehidupan rumah tangganya dalam bidang ekonomi kurang stabil. Kala itu sang suami sempat tidak bekerja dan mengalami kesulitan ekonomi. Di saat itulah terbesit ide dalam pikirannya bahwa ia harus bekerja, menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan hidup yang kian mendesak.

Keinginan Riani untuk bekerja segera diutarakan kepada suami. Namun demikian terjadi perdebatan cukup panjang antara ia dan suami. Terlebih usia anaknya kala itu masih sangat kecil. Setelah meyakinkan sang suami akhirnya Riani bekerja dan memutuskan diri berhijrah ke Amerika Serikat (AS).

Hijrah Ke Negeri Paman Sam

Tahun 2005 Riani memutuskan untuk hijarah dan tinggal di Amerika Serikat. Selama tinggal di negara adikuasa itu ia hanya ditemani suami selama 6 bulan. Sebagai seorang perantau tentu saja ia harus berusaha sekuat tenaga bertahan hidup. Berbagai pekerjaan pernah dilakoni, mulai dari pelayan toko, pekerja sebagai pramuniaga, dan pembantu.

"Berbagai pekerjaan sudah saya lakoni buat bertahan hidup. Di sana saya betul-betul survive. Kerja di sana sangat disiplin. Akibat telat 10 menit saya langsung dipecat. Bahkan selama di sana saya pernah dipecat 27 kali," kenang ibu dua anak itu.

Usai dipecat pimpinan Riani merasa hidup demikian berat, bahkan ia sempat mengaku stres.

Sambil mencicipi suguhan makanan ringan, Riani melanjutkan kisah hidupnya kembali. Usai dipecat, ia berniat melanjutkan pendidikan formalnya, dengan menempuh jurusan bisnis di salah satu Universitas terkemuka di negara adikuasa bekas koloni Inggris.

Singkat cerita semua ketentuan dan syarat melanjutkan program pasca sarjana sudah dilengkapi Riani. Namun demikian rencana melanjutkan program Magister kandas dengan seketika. Riani tidak lagi berminat melanjutkan studinya ia memilih menempuh hidup masuk ke sekolah pilot.

Ketertarikan Riani dalam dunia penerbangan dimulai saat ia bersama dengan anaknya melihat pesawat landing (mendarat) di sebuah bandara dinegara terluas ketiga di dunia. Saat itu ia tinggal di kota Las Vegas.

Pada mulanya banyak pihak tidak percaya dengan keinginan Riani. Bukan hanya suami dan orangtuanya yang menyatakan keberatan dengan sikap hidupnya. Beberapa orang terdekat yang menjadi koleganya juga mengaku aneh dan tidak sepakat dengan idenya menjadi seorang penerbang. Meski mendapat banyak penolakan Riani tetap memutuskan diri menempuh sekolah pilot.

"Sempat terjadi perdebatan dengan suami. Namun akhirnya suami mengalah dan mendukung mendukung langkah saya. Dan dia bilang kamu harus fokus," jelas Riani.

Singkat cerita Riani pada tahun 2008 Riani mendaftarkan diri sebagai siswa di Austin Aviation Academy, Texas, Amerika Serikat. Pendidikan menjadi pilot berlangsung selama setahun. Saat bersekolah di Austin Aviation Academy Riani menempuh jalur khusus dengan ketentuan 1 orang murid diajari 1 orang instruktur.

"Itu kelas yang mahal. Jadi saya harus serius dan pada tahun 2009 saya lulus dan berhak mengemudikan pesawat," kata istri Hakam Vincet Abdul Aziz ini.

Meski telah lulus dari Austin Aviation Academy, namun Riani tidak tidak bisa menyalurkan kemampuannya di negeri Paman Sam. Sebab pada tahun 2008 kondisi ekonomi negara adidaya itu diserang dengan krisis keuangan yang parah.

Walhasil banyak perusahaan tutup, termasuk perusahaan maskapai penerbangan. Dalam kondisi demikian seorang instruktur Riani memberikan saran kepada dirinya agar kembali ke Tanah Air dan mengaplikasikan keahliannya.

"Saran itu saya turuti, dan pada tahun 2010 saya resmi bekerja sebagai pilot di Merpati Nusantara Airlines," tandasnya. (Bhd/Bro)

#Penerbangan #Pilot Perempuan #Pilot Cantik #Pilot
Bagikan
Ditulis Oleh

Adinda Nurrizki

Berita Terkait

Indonesia
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Semua maskapai Indonesia telah merampungkan pembaruan ELAC pada Airbus A320. Langkah ini memastikan standar keselamatan penerbangan tetap terjaga.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Operasional Bandara di Morowali, Dinilai Ancam Kedaulatan Negara
Komisi I DPR RI mendesak pemerintah untuk mengusut operasional bandara di Morowali, Sulawesi Tengah.
Soffi Amira - Selasa, 25 November 2025
DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Operasional Bandara di Morowali, Dinilai Ancam Kedaulatan Negara
Indonesia
Jangan Lupa, Mulai Hari Ini Sriwijaya Air & NAM Air Rute Domestik Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta
Total ada 4 maskapai rute domestik pindah ke Terminal 1B Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yakni Sriwijaya Air, NAM Air, Lion Air dan Airfast Indonesia
Wisnu Cipto - Selasa, 18 November 2025
Jangan Lupa, Mulai Hari Ini Sriwijaya Air & NAM Air Rute Domestik Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta
Indonesia
Pergerakan Pesawat Saat Nataru 76.972 Penerbangan, AirNav Siaga 24 Jam
AirNav akan memastikan kelancaran seluruh sistem navigasi penerbangan di bandara-bandara yang ada di Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 14 November 2025
Pergerakan Pesawat Saat Nataru 76.972 Penerbangan, AirNav Siaga 24 Jam
Dunia
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Para pengatur lalu lintas udara (air traffic controllers) mulai melaporkan kelelahan.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
  Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Indonesia
AirAsia Bakal Kerahkan 100 Unit Pesawat Untuk Layani Penerbangan di Indonesia
?Seiring dengan penambahan armada baru itu, ia menyampaikan pihaknya pula akan menambah rute penerbangan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
AirAsia Bakal Kerahkan 100 Unit Pesawat Untuk Layani Penerbangan di Indonesia
Indonesia
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Sampai Juni, Garuda juga berhasil menambah frekuensi penerbangan sebesar 2.809 frekuensi menjadi 37.880 frekuensi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Indonesia
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta
Tarif penerbangan Jember-Jakarta PP itu berkisar Rp 1,3 juta hingga Rp 1,4 juta
Wisnu Cipto - Kamis, 11 September 2025
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta
Indonesia
Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan
Rute penerbangan Jember-Jakarta PP dilayani maskapai Fly Jaya dengan jadwal dua kali dalam sepekan
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan
Indonesia
Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia
Penumpang dari Singapura yang menggunakan layanan penerbangan Pelita Air ke Jakarta memiliki kemudahan untuk melanjutkan perjalanan ke berbagai destinasi wisata unggulan di Indonesia
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia
Bagikan