Sastrawan Danarto Wafat, Warganet Berduka


Puisi untuk Danarto dari warganet. (Foto: Instagram/@ilkhassurharji)
DANARTO adalah sastrawan Indonesia. Ia merupakan pelopor sastra sufistis. Lewat gerakan “Kembali ke Akar, Kembali ke Sumber”, pria kelahiran Sragen itu memelopori kehadiran sastra sufistis.
Salah satu karyanya yang terkenal ialah kumpulan cerpen ‘Godlob’. Kini sang sastrawan telah berpulang. Warganet pun beramai-ramai menyampaikan rasa duka mereka lewat media sosial. Berikut sederet unggahan warganet tidak lama setelah Danarto dikabarkan meninggal dunia.
1. Puisi
Tidak sedikit warganet yang mengirim puisi untuk Danarto lewat Instagram. Berikut salah satu puisinya. Ditulis oleh akun Instagram @ilkhassurharji.
"Setangkai Melati untuk Danarto"
Kau tak pernah pergi,
Kau hanya lebih mengabadi,
Mendekat, mendekap erat pada yang Maha Abadi.
Setangkai Melati kau bawa sebagai wewangi.
(Wonosobo, 11 April 2018).
2. Doa
Selain puisi, ada pula yang mengirim doa untuk Danarto. Adalah @adiraksa yang menulis doa.
“Bel Geduwel Beh. Innalillahi….” Bel geduweh adalah julukan untuk Petruk dari sastrawan, seniman dan alim ulama ketika ia menjadi raja. Innalillahi menunjukkan rasa duka cita pemilik akun Instagram @adiraksa atas kepergian pria yang aktif di teater dan sastra sejak 1970-an.
3. Mengenang karyanya
Tidak sedikit warganet yang mengenang Danarto lewat karyanya. Salah satunya adalah David Tobing yang berkomentar di Facebook. “Karya pertama Danarto yang saya baca adalah Asmaraloka. Buku itu saya beli, lalu dipinjam seorang teman yang sialnya hilang entah kemana, lalu saya meniatkan diri membeli buku itu kembali. Lalu, berikutnya, saya membaca Godlob, kemudian Adam Ma'rifat.” Begitu nukilan nostalgia David tentang karya pria yang menimba ilmu sastra di Amerika Serikat dan Jepang.
4. Teater Koma turut berduka
Keluarga besar Teater Koma pun turut berduka atas kepergian Danarto. Mereka mengunggah ucapan belasungkawa lewat akun @teaterkoma. "Keluarga besar Teater Koma sangat berduka atas berpulangnya sahabat kami Pak Danarto, Selasa 10 April, 20.45 WIB, di ruang UGD RS Fatmawati Jakarta karena tertabrak motor di Ciputat tadi siang sekitar pukul 13.00 WIB.” Begitu isi ungkapan duka cita keluarga besar Teater Koma.
Selamat jalan, Danarto. Karya-karyamu akan tetap abadi. (*)
Baca juga artikel terbaru lain di sini.
Bagikan
Berita Terkait
Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late

Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Denny JA Sama-Sama Berpengaruh di Mata AI
