Sartono, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Sartono (76) pencipta Hymne Guru (Pahlawan Tanpa Tanda Jasa). ANTARA/Siswowidodo
MerahPutih Profil - Setiap guru dan siswa pasti mengetahui lagu "Hymne Guru", lagu yang biasa dinyanyikan pada hari guru nasional pada 25 november. Akan tetapi sangat disayangkan, banyak yang tidak mengetahui sosok di balik lagu yang melegenda ini. Ia adalah Sartono, pria yang tutup usia di umur 79 ini telah menciptakan lantunan nada dan syair lirik yang indah untuk dipersembahkan kepada guru di Indonesia.
Sartono pria yang lahir 29 Mei 1936 di Madiun, Jawa Timur, hidup bersama anak angkatnya Tiwi dan sang istri Damiyati, mereka hidup didalam rumah berdinding papan di Jalan Halmahera Nomor 98 Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Musik adalah cara Sartono untuk mengisi masa tuanya. Akan tetapi, tidak banyak lagu yang dapat dilantunkan oleh pria yang dikenal dengan sebutan "Si Pencipta Lagu yang Terabaikan". Dikondisinya yang telah tua Sartono mengalami penurunan daya ingat (Pikun), bahkan ia tidak mampu mengingat syair lagu "Hymne Guru" karya terbesarnya.
Lagu "Hymne Guru" diciptakan oleh Sartono pada tahun 1980 dan menjadi lagu wajib di dunia pendidikan. Mirisnya, Sartono yang telah bersusah payah memadukan antara nada dan syair lirik tersebut tidak mendapatkan royalti atas karya hak ciptanya. Bahkan, hingga dirinya pensiun Sartono menjadi guru tidak tetap dengan gaji akhir Rp60 ribu per bulan.
Melihat kondisi ekonomi Sartono yang sulit, untuk bertahan hidup sartono hanya mengandalkan sanak saudara dan uang pensiun dari sang istri yang juga menjadi guru.
Meskipun demikian, Sartono merasa bangga. Karena, lagu ciptaannya menjadi lagu nasional pendidikan. Selain lagu "Hymne Guru", Sartono juga menghasilkan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya.
Perhatiannya yang demikian serius dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru, hal itu membuahkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Yahya Muhaimin dan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Soedardji Darmodihardjo pada saat menciptakan lagu "Hymne Guru".
Sartono pernah diminta oleh TNI Angkatan Darat ke Aceh pascabencana tsunami pada tahun 2004 untuk menghibur dan memberi semangat para guru di Aceh.
Sebelum ia wafat, ia berharap pemerintah dapat mensejahterakan para guru, tanpa membeda-bedakan guru negeri dan guru tidak tetap. Sartono tutup usia di Madiun pada 1 November 2015 karena sakit.
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun
4 Orang Meninggal Dunia dalam Tabrak Lari di Sragen, Pelaku Langsung Ditangkap Polisi
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 17 Orang, Evakuasi Masih Andalkan Alat Berat
Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional
Berpulangnya Brent Hinds dan Warisan Keindahan Cadas Khas Mastodon
Mengenang Nobuo Yamada, Vokalis Legendaris di Balik Lagu Saint Seiya
Goh Cheng Liang Meninggal Dunia, Simak Kiprah Binis Bos Nippon Paint Berharta Ratusan Triliun
Beri Penghormatan Terakhir untuk Kwik Kian Gie, Prabowo: Tokoh Luar Biasa, Beliau Banyak Beri Nasihat