Rutan Tanjung Gusta Medan Perketat Pengamanan


lustrasi. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan memperketat keamanan dengan menambah jam kerja petugas dari staf kantor serta mengubah pintu konvensional biasa menjadi sistem putar. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi seperti ratusan tahanan kabur di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru, beberapa hari lalu.
"Tentunya kejadian seperti di Pekan Baru senantiasa kita antisipasi. Perbaikan sarana dan prasarana pengamanan, terus kita benahi. Selain menambah jam kerja petugas pengamanan dari staf kantor, kita juga mengubah pintu konvensional biasa menjadi pintu putar untuk mempersempit gerakan melalui pintu keluar," ucap Kepala Pengamanan (KP) Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan Nimrot Sihotang kepada wartawan di Medan, Rabu (10/5).
Langkah lainnya yang diambil Nimrot adalah menambah jadwal kontrol keliling ke blok hunian dan tembok keliling.
Soal pernyataan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoli terkait adanya dugaan pemerasan yang terjadi di Rutan Sialang Bungkuk, Nimrot menegaskan dugaan pemerasan atau pungutan liar (pungli) pada Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan selalu mereka antisipasi.
"Dirutan selalu kita antisipasi (pemerasan) dan semoga dengan apa yang kita lakukan tidak terjadi di Rutan Medan (Rutan Tj Gusta Medan), mohon doanya," harapnya.
Untuk mencegah banyaknya orang dipenjara akibat berbuat kejahatan, sehingga menimbulkan kelebihan kapasitas di rutan, dirinya sendiri mengambil sikap untuk lebih sering melakukan kegiatan persuasif kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan keluarga WBP.
Tujuan kegiatan, menurut Nimrot, agar keluarga WBP ikut serta melakukan peningkatan pembinaan dan pengamanan bagi WBP di mana peran keluarga sangat penting dalam mendukung pembinaan/pelayanan dan keamanan yang baik dan kondusif di rutan.
"Seyogianya seluruh elemen masyarakat harus ikut serta menangani masalah kejahatan. Setidaknya setiap masyarakat peduli dengan keluarganya sendiri agar saling menjaga dan mengingatkan bahwa kejahatan adalah gejala sosial yang terjadi karena menurunnya jiwa kepedulian terhadap sesama," terang Nimrot.
Menurut Nimrot, pembahasan mengenai seringnya peristiwa kabur tahanan terjadi di rutan adalah soal akar dari permasalahan mengapa orang menjadi pelaku kejahatan.
Menurutnya, langkah-langkah preventif untuk mencegah orang agar tidak berbuat kejahatan adalah suatu pembahasan yang serius yang perlu diperhatikan oleh seluruh eleman.
"Kalau menurut saya belum tentu karena menyangkut undang-undang atau tuntutan korban. Tetapi yang perlu kita lihat adalah akar dari permasalahan kenapa orang menjadi pelaku kejahatan," katanya.
"Soalnya kalau dulu waktu saya kecil kita takut sama guru dan orang yang umurnya di atas kita. Tapi kalau sekarang gak lagi. Menurut saya itu karena masyarakat sudah saling tidak peduli dan sudah merasa bodoh dengan orang lain," jelasnya sembari mengatakan peran media menyebarluaskan berita soal langkah preventip masyarakat untuk takut berbuat kejahatan harus diapresiasi.
Berita ini merupakan laporan dari Amsal Chaniago, kontributor merahputih.com untuk wilayah Medan dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya: Tahanan Lapas Jambi Kabur
Bagikan
Berita Terkait
PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Sumatera Utara Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Minggu, 10 Agustus 2025

7 Kabupaten di Sumatera Utara Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

KPK Kulik Proses Pemenangan Tender Tersangka OTT Proyek Jalan di Pemprov Sumut

KPK Luruskan Informasi, 7 Orang Terjaring OTT Korupsi Proyek Jalan Sumut, Hanya 5 Ditetapkan Tersangka

KPK Sita Duit Rp 2,8 M dan 2 Senjata Api dari Rumah Orang Dekat Bobby Nasution

KPK Geledah Rumah Orang Dekat Bobby Nasution terkait Kasus Proyek Jalan di Sumut

Respons KPK soal Rumah Mewah yang Diduga Milik Topan Ginting

Istana Bantah Isu Kandungan Migas di Pulau Sengketa Aceh-Sumut, Anggap Cuma Rumor
