Risiko Turbulensi Parah Saat Cuaca Jernih Meningkat
Tidak ada penerbangan yang benar-benar ramah akan lingkungan. (Foto: Pexels/Lucas Pezeta)
Merahputih.com - Turbulensi parah atau hebat terjadi dalam beberapa waktu ini, melanda dunia penerbangan. Singapore Airlines, Korean Air dan teranyar maskapai Air Europa mengalami pendaratan darurat usai mengalami turbulensi hebat pada 1 Juli 2024.
Dilansir dari laman channelnewsasia.com, tercatat tahun 2023 durasi tahunan turbulensi udara cerah meningkat sebesar 17 persen. Kasus ini mengalami kenaikan signifikan tahun 1979 hingga 2020, di mana kasus parah meningkat lebih dari 50 persen.
Tak hanya itu, dilansir dari CNN, kejadian turbulensi dalam tahap sedang di Amerika mencapai angka 65 ribu penerbangan.
Lalu kejadian turbulensi tingkat parah di Amerika mencapai hingga 5.500, diperkirakan bahwa angka kejadian akan terus bertambah.
Baca juga:
AWS Generative AI Accelerator Diklaim Bisa Atasi Masalah Keuangan hingga Perubahan Iklim
Profesor ilmu pengetahuan atmosfer di University of Reading, Inggris, Paul Williams memaparkan kejadian turbulensi jadi dua-tiga kali lipat di dekade mendatang.
Hasil tersebut, didapat dari simulasi komputer, dan menemukan kalau hal turbulensi parah juga dipengaruhi kondisi perubahan iklim.
Selain itu, temuan itu dikonfirmasi lewat pengamatan langsung, di mana dikenal dengan turbulensi udara jernih.
Disebut bahwa turbulensi udara jernih lebih sulit diprediksi ketimbang jenis turbulensi lainnya. Pasalnya turbulensi udara jernih terjadi seketika dan sulit dihindari. Tak seperti turbulensi yang umum terjadi dengan peringatan adanya badai atau cuaca berawan.
Baca juga:
Perubahan Iklim Yang Memburuk Ganggu Kondisi Perdagangan
Ilmuwan mengingatkan pentingnya untuk selalu mengenakan sabuk pengaman, pasalnya saat penerbangan selalu ada risiko turbulensi cuaca jernih, di mana kasus ini tidak terlihat oleh radar, semakin parah akibat perubahan iklim. (Tik)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
AirAsia Bakal Kerahkan 100 Unit Pesawat Untuk Layani Penerbangan di Indonesia
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta
Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan
Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia
Palu Kini Punya Bandara Internasional, Mutiara Sis Aljufri Bikin Pengadaan Alat X-Ray Rp 2,5 M
Penumpang Bertingkah dan Berteriak Ada Bom di Pesawat Lion Air, Ditangkap dan Dijadikan Tersangka
Penerbangan Dari dan Ke Bali Alami Keterlambatan dan Penundaan Akibat Lewotobi Meletus
Presiden Prabowo Bakal Buka Kembali Penerbangan Internasional di Berbagai Bandara Daerah
Penerbang Tempur Kumpul di Halim, Bersiap Berikan Penghormatan Pada Komandan Pasukan Elit