Resmikan Tata Pamer Museum Bank Indonesia, Gaet Kaum Milenial


Pengunjung menyaksikan sejarah uang di Indonesia di Museum Bank Indonesia. (MP/Zaimul)
GEDUNG Museum Bank Indonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat seolah tak capek berdanadan. Sejak dibangun pada 1828 silam, gedung ini sudah sering beralih fungsi diiringi beragam renovasi. Namun, gaya bangunan tetap dipertahankan hingga saat ini.
Terakhir, Gedung peninggalan De Javasche Bank ini beralih fungsi menjadi Museum Bank Indonesia. Perannya ditujukan untuk menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953.

Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.
Dewasanya, Museum Bank Indonesia pada 2 November 2018 meresmikan Tata Pamer Museum Bank Indonesia Klaster Kelembagaan dan Kebijakan. Renovasi kali ini dilakukan pada 2 klaster yakni, klaster periode 2004-2011 dan 2012-2016. Tata pamer yang diresmikan didesain sengaja mengikuti zaman.
"Untuk klaster periode 2004-2011 ruangnya direnovasi tidak dengan storinta, sedangkan Klaster periode 2012-2016 direnovasi sesuai kebutuhan anak zaman sekarang," kata Mirza Adityaswara, Deputi Senior Bank Indonesia senjakala kepada merahputih.com.

Memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti video mapping, game, hingga story telling yang mudah dipahami akan memudahkan kalangan muda teredukasi mengunjungi gedung ini. "Jadi jika kaum milenial mengunjungi museum tak hanya ber swafoto saja. Mereka juga bisa bermain sembari belajar tentang Bank Indonesia," jelasnya.
Pada renovasi kali ini museum juga menyajikan layar interaktif yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan dalam bidang ekonomi. "Begitu layar disentuh, akan langsung tanpil visualisasi tentang penjelasan yang berhubungan dengan Bank Indonesia," katanya.
Selain menyajikan sejarah tepo lalu, pada renovasi kali ini juga dihadirkan sejarah baru yakni hadirnya Gerbang Pembayaran Nasional, lahirnya 7-Day Rope Rate, hingga gerakan nontunai.

Selain menargetkan pengunjung domestik dari kaum milenial, Museum Bank Indonesia juga berharap dengan nuansa baru ini akan memberikan pengaruh positif terhadap devisa. Pasalnya Museum Bank Indonesia menjadi salah satu museum paling banyak dicari oleh wisatawan. (Zai)
Baca Juga:Jejak Freemason di Museum Taman Prasasti
Bagikan
Berita Terkait
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Ngespill Cara Kerja Payment ID yang Bisa Pantau Transaksi Keuangan Warga

Bikin Ilmuwan Terkejut! Ini Rahasia Dinosaurus Super Cepat "Enigmacursor" yang Mampu Berlari Lebih Cepat dari Predator Terbesar

Pemerintah dan Keluarga Sepakat Jadikan Rumah Bing Slamet Museum

Museum Belanda Pamerkan Kondom Langka Abad ke-19, masih Utuh belum Dipakai tapi Terbukti tak Efektif

Dato Tahir Pastikan Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo Dibuka Agustus 2025

Buka Pameran 40 Museum Indonesia di Solo, Wali Kota Respati Minta Study Tour Sekolah Wajib ke Museum Jateng

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
