Refleksi Human Trafficking dan Buruh Migran Melalui Karya Seni

Dokumentasi Tembi Rumah Budaya dan Jupri Abdullah, saat Jupri Abdullah pameran tunggal "Human Trafficking" di Tembi Rumah Budaya, Desember 2015
Ukuran:
14
Font:
Audio:
MerahPutih Budaya - Persoalan human trafficking dan buruh migran tak kunjung usai. Arus globalisasi menciptakan silang interaksi antarnegara begitu mudah dan cepat. Namun, di baliknya, acapkali tersimpan kejahatan jual-beli menusia. Begitulah realitas kehidupan sosial antar negara di bawah bayang-bayang globalisasi. Perdagangan manusia selalu saja terjadi, dan seakan tak pernah usai.
Realitas tidak manusiawi itu pun lantas diusung dalam sebuah pameran seni rupa dan sastra oleh seniman dari berbagai daerah. Seniman perupa yang menyajikan karya-karyanya ialah Jupri Abdullah. Karya-karya Jupri dikolaborasi dengan seniman dan penyair dari Banten, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Pemaran dilangsungkan di Museum Negeri Banten, Jalan Beigjen KH Syam'un, No 5, Kota Baru, Serang, Banten, mulai Minggu (6/3) hingga Jumat (11/3).
Kurator pameran, Ons Untoro, menyatakan bahwa kolaborasi dua bentuk seni ini untuk saling melengkapi. Karya imaji sastra melalui puisi melengkapi seni rupa yang tersalurkan dengan kata-kata. Begitu juga sebaliknya, puisi yang tak tersalurkan lewat gambaran akan dilengkapi seni rupa.
"Di situlah kita terpanggil, untuk mengusung, saling melengkapi karya seni dari dua ranah seni. Kita bekerja sama dengan museum Banten membuat pameran ini," papar Ons Untoro kepada merahputih.com, di Rumah Budaya Tembi, Jalan Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, kemarin, Rabu (2/3).
Dalam pembukaannya, pameran akan dibuka dengan kegiatan peluncuran antologi puisi "Anakku Saya Ibu Pulang." Kapolda Banten Beigjen Pol Boy Rafli Amar dan Ketua Peelindungan Saksi dan Korban Abdul Haris Semendawai akan mengawali seremoni pembukaan. Selanjutnya para penyair membacakan puisi-puisi bertajuk kejahatan perdagangan manusia.
Jupri Abdullah, selain melukis dengan kanvas dalam ukuran nornal, ia juga melukis dalam ukuran kecil. Ukurannya kurang dari 5 cm, sehingga untuk melihat lukisan ini disertakan kaca pembesar dalam setiap karya yang dipamerkan. Lukisan kecil ini pernah dipamerkan dengan tajuk ‘Kurang Dari 5 Cm’.
Namun, pada pameran dengan tajuk "Human Trafficking #2 dan Buruh Migran" ini, Jupri tidak melukis dalam ukuran kecil, melainkan ukuran lebih dari 1 m dan dia melukis realis. Pasalnya, tema humantrafficking sulit menempuh seni lukis abstrak seperti yang sering jalani.
“Untuk mengenali persoalan human traffucking dan buruh migran, saya mempelajari persoalan menyangkut hal itu dari kasus-kasus yang terjadi dan saya bertemu dengan para buruh migran dan korban trafficking," kata JupriAbdullah. (fre)
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia
Kasus TPPO Mahasiswa ke Jerman, Oknum Guru Besar Dapat Keuntungan Pribadi
SS diduga menerima keuntungan material juga menerima keuntungan immaterial dalam kegiatan ferienjob ke Jerman.
Dwi Astarini - Kamis, 04 April 2024

Indonesia
Pengakuan Otak TPPO Mahasiswa ke Jerman
Tersangka berinisial SS itu menyampaikan pengakuannya saat diperiksa penyidik Bareskrim Polri, Rabu (3/4).
Dwi Astarini - Kamis, 04 April 2024

Indonesia
Universitas Diminta tak Tergiur Tawaran Pengiriman Mahasiswa Magang ke Luar Negeri
Bareskrim Polri meminta seluruh universitas agar lebih waspada terhadap tawaran mahasiswa magang ke luar negeri.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Maret 2024

Indonesia
27 Mahasiswa UAJ Peserta Ferienjob ke Jerman telah Kembali ke Tanah Air
UAJ teah menghentikan program ferienjob pada Januari 2024.
Dwi Astarini - Rabu, 27 Maret 2024
