Refleksi 20 Tahun Reformasi di Mata Musisi Reggae

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Jumat, 18 Mei 2018
Refleksi 20 Tahun Reformasi di Mata Musisi Reggae

Aksi Tony Q Rastafara. Foto: Nabilla Syafa

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Musisi atau seniman bebas berkreasi untuk menghasilkan karya-karya terbaik di era reformasi karena demokrasi memberikan ruang kebebasan kepada siapapun untuk berkarya. Setidaknya itu yang dirasakan dua musisi reggae Ali Priambodo dan Tony Q Rastafara.

"Gimana 20 tahun reformasi, saya pikir kita tidak diarahkan untuk membuat apa yang mau kita buat sebagai seniman. Kita tidak dilarang untuk mengkritik rezim," kata Ali Priambodo, ex vokalis Band Day Afternoon dalam diskusi bertajuk "Refleksi 20 Tahun Reformasi dari Mata Pegiat Seni" di Graha PENA 98, Kemang Timur, Jakarta Selatan, semalam.

Foto 4 Pahlawan Reformasi. Foto: Merah Putih

Di era reformasi, lanjut musisi yang akrab disapa Dodo ini, seniman atau musisi lebih dihadapkan bukan lagi takut kepada rezim, namun bagaimana bisa mempertanggungjawabkan karya yang dibuatnya.

"Dua puluh tahun reformasi memang memberikan ruang luas bagi siapapun untuk berkarya. Ditambah lagi dengan adanya konsep digital. Kita sekarang bebas, ada YouTube, facebook dan lain-lain. Seniman bisa mendorong kontrol sosial," ujar musisi beraliran reggae itu.

Musikus reggae lainnya, Tony Waluyo Sukmoasih yang lebih dikenal dengan Tony Q Rastafara, menyampaikan reformasi 98 lalu bukan hanya bagaimana membangun sistem pemerintahan, tetapi lebih bagaimana menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjadi lebih baik. "Jadi reformasi itu sebenarnya lebih kepada bagaimana manusia-manusianya ini untuk membangun kesadaran, untuk membuat reformasi yang sebenarnya," ujar dia.

Seorang pengunjung menyimak karya pewarta Antara, Saptono. Karya itu menjadi ikon omega pergerakan Reformasi. (foto: ANTARA/Wahyu Putro)

Disinggung soal bagaimana peran musikus untuk mencegah maraknya aksi radikal dan terorisme yang marak belakangan ini, Tony berpendapat, bahwa tidak menutup kemungkinan akibat adanya konspirasi global.

"Bicara teroris ini kita tidak bisa hanya bicara hari ini, saya pikir mungkin ada kepentingan global sebenarnya. Contohnya, kalau runut-runut, kalau kebijakan negara tidak ikut dengan si A, B, lalu ada ini ada itu," ujarnya.

Senada dengan Tony, Dodo menimpali adanya kemungkinan konspirasi global tidak bisa dikesampingkan karena kejadiannya berurutan dan bersamaan dan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa tempat. Menurut dia, semua pihak harus ambil bagian untuk mencegah diri masing-masing, kemudian keluarga dan lingkungan agar tidak terbawa bujuk rayu para teroris dan pihak-pihak yang tidak toleransi.

Sebagai informasi, Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) menggelar pameran foto refleksi 20 tahun gerakan reformasi di Graha Pena 98, Kemang, Jakarta Selatan, untuk mengenang, merefleksikan sekaligus menjaga semangat gerakan Reformasi 1998. Pameran yang berlangsung 26 April-21 Mei 2018 ini menampilkan 536 karya foto dari para mahasiswa lintas organisasi yang terlibat perjuangan gerakan reformasi 1998 serta wartawan pada saat itu. (Pon)

#Musik Reggae #Reformasi 1998
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

ShowBiz
Moda Moody Hadirkan Nuansa Baru di EP 'Rekam Jejak', Siap Tur ke Indonesia
Moda Moody kembali hadir dengan semangat baru lewat kerja sama lintas negara bersama label musik independen asal Yogyakarta, DoggyHouse Records.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 Juli 2025
Moda Moody Hadirkan Nuansa Baru di EP 'Rekam Jejak', Siap Tur ke Indonesia
Berita Foto
Aksi Demo Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Geruduk Kementerian Kebudayaan
Aksi demonstrasi Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas bertajuk “Aksi Geruduk Kementerian Kebudayaan” di depan Gedung Kementerian Kebudayaan RI, Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 26 Juni 2025
Aksi Demo Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Geruduk Kementerian Kebudayaan
Indonesia
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Para aktivis 98 yang terdiri dari Pena 98, Barikade 98, Gerak 98 dan KA KBUI 98 mendesak kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memecat Fadli Zon dari jabatannya.
Wisnu Cipto - Kamis, 19 Juni 2025
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Indonesia
Sebut Fadli Zon Lukai Hati Korban, Pdt Lorens Minta Perkosaan 98 Meskipun Sejarah Pahit Harus Diakui
Pernyataan Menbud bukan hanya sekadar kekeliruan, tetapi mencederai nilai-nilai kemanusiaan serta mengabaikan fakta sejarah kelam bangsa
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Sebut Fadli Zon Lukai Hati Korban, Pdt Lorens Minta Perkosaan 98 Meskipun Sejarah Pahit Harus Diakui
Indonesia
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Pemajangan tengkorak-tengkorak memiliki simbol nyata dari berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Berita Foto
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis 98 memegang instalasi seni pada diskusi publik refleksi reformasi 1998 di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 24 Mei 2025
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Berita Foto
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis reformasi Indonesia Hariman Siregar menyampaikan pandangan dalam Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998, di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 21 Mei 2025
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Indonesia
Menko Yusril Ralat Pernyataan Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat
Yuril langsung meralat pernyataan Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat sehari kemudian
Wisnu Cipto - Selasa, 22 Oktober 2024
Menko Yusril Ralat Pernyataan Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat
Lifestyle
Momonon Siap Gelar Tur di 6 Negara, Ada Indonesia
Momonon siap menggelar tur di enam negara, termasuk Indonesia. Mereka akan menjalani tur perdananya di Penang, Malaysia, pada 6 September.
Soffi Amira - Kamis, 05 September 2024
Momonon Siap Gelar Tur di 6 Negara, Ada Indonesia
Lifestyle
Ras Muhamad Bawa Kembali Api Kingston Lewat 'Dancehall Dinamit'
Musisi Ras Muhamad mencoba untuk menghidupkan kembali sub-genre musik yang berasal dari Kingston, Jamaica yakni dancehall reggae
Frengky Aruan - Senin, 02 September 2024
Ras Muhamad Bawa Kembali Api Kingston Lewat 'Dancehall Dinamit'
Bagikan