Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang
                Tambang nikel Raja Ampat. (Foto: Instagram/greenpeaceid)
MerahPutih.com - Kabar kurang sedap menimpa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ormas Islam terbesar di Indonesia dituding mendapat aliran dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat.
Tudingan ini muncul saat salah satu pengurus PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menjabat sebagai komisaris di PT Gag Nikel yang disorot karena terlibat pertambangan di Raja Ampat.
Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gudfan Arif menyebut, lembaganya sekali tidak pernah menempatkan pengurusnya di perusahaan pemerintah maupun swasta.
PT Gag, kata dia, bukan milik PBNU. Ia adalah salah satu anak perusahaan BUMN PT ANTAM.
"Kebetulan yang jadi salah satu komisaris itu adalah warga NU. Jadi tak ada kaitan sama sekali dengan PBNU," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (13/6).
Baca juga:
Cabut Izin Bukan Akhir, DPR Desak Ada Hukuman Berat untuk Pengelola Tambang Nikel di Raja Ampat
Penghentian Aktivitas Tambang di Raja Ampat Buka Pintu Pertumbuhan Ekonomi Lokal yang Lebih Sehat
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf buka suara soal keterlibatan Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sebagai salah satu komisaris di PT Gag Nikel di Raja Ampat.
Menurut Gus Yahya, selama ini PBNU tidak ikut campur terkait urusan pribadi atau jabatan yang diemban oleh pengurus NU.
"Pengurus PBNU ini bisa macam-macam, jadi jangan heran ada pengurus PBNU ada yang jadi bisnisman, dan urusan bisnis dia itu bukan urusan PBNU," katanya.
Menurut Gus Yahya, selama ini PBNU tidak pernah mengeluarkan rekomendasi atas pengurusnya untuk mengisi sebuah jabatan apa pun di berbagai tingkatan, baik swasta maupun pemerintahan.
"Tidak ada satupun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun," katanya.
Baca juga:
PT GAG Nikel Tetap Beroperasi di Raja Ampat, DPR Bakal Bantu Awasi Secara Ketat
PT GAG Nikel Lolos Sanksi, Ketua Komisi VII Tegaskan IUP-nya Bukan Muncul Sekonyong-konyong
Tudingan PBNU menerima aliran dana dari PT Gag Nikel dilontakan akun TikTok @tanpadusta.
Unggahan itu menarasikan, PBNU menerima aliran dana dari Ananda Tohpati yang oleh kalangan tertentu dikenal dengan nama Andes 'Kancil'.
Akun itu menyebut, Ananda merupakan anak mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya.
Ananda disebutnya bertanggungjawab atas pengamanan dan pengawasan operasi dari lima perusahaan yang beroperasi di Raja Ampat.
Sebagai imbalan dan pengawasan, kata akun itu, Andas mengumpulkan donasi Rp 55 miliar perbulan dari setiap perusahaan atau Rp 275 miliar perbulan (Rp3,3 triliun pertahun).
Uang itu, menurut akun itu, disalurkan ke sejumlah jaringannya. Salah satunya ke PBNU. Donasi ini, kata Jamal, diberikan melalui salah satu Ketua PBNU, Gus Fahrur.
Gus Fahrur membantah keras tuduhan itu. "Ini fitnah. Tidak ada sama sekali sumbangan ke PBNU. Saya jamin seribu persen hoaks," kata Gus Fahrur.
Menurut Gus Fahrur, ia sama sekali tak kenal dengan Ananda Tohpati itu. Bahkan, nama Ananda itu baru didengarnya. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
KPK Tidak Temukan SK Pencabutan 4 IUP Nikel Raja Ampat Yang Sempat Viral
                      PBNU Sebut Insiden Al-Khoziny Sidoarjo 'Puncak Gunung Es' Masalah Infrastruktur Pesantren
                      KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
                      KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
                      Tambang Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Begini Permintaan Menteri Lingkungan Hidup
                      PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
                      KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
                      Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
                      PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
                      Minta KPK Tangani Kasus Tambang Nikel di Halmahera Timur, OC Kaligis: Saya Khawatir Ada Permainan