Ralph Lauren akan Tarik Produknya dari Department Store
Diskon besar-besaran di department store menjatuhkan bisnis merek kelas atas (Foto: Pixabay/StockSnap)
RALPH Lauren, merek fashion asal Amerika Serikat yang salah satu lininya bernama Polo Ralph Lauren, harus memutus hubungan kerja sama dengan beberapa department store. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan mereka.
Patrice Louvet, CEO baru Ralph Lauren sejak Mei 2017, mengumumkan bahwa mereka akan menskalakan kembali persediaan di department store berkinerja buruk. Seperti yang diberitakan Business Insider, Patrice menyatakan bahwa Ralph Lauren akan meninggalkan 20-25 persen department store Amerika Serikat pada Oktober mendatang.
Mengikuti jejak CEO sebelumnya, Stefan Larsson, Patrice mencoba membuat bisnis Ralph Lauren lebih efisien. Ia mengklaim, diskon besar-besaran telah menghancurkan merek dan keuntungan mereka. Menurutnya, konsumen hanya akan mengeluarkan uang untuk pakaian yang "menarik". "Menarik tidak berarti menjual produk umum dengan diskon yang berlebihan," tambah Patrice, Selasa (8/8).
Macy's, salah satu akun wholesale terbesar Ralph Lauren, dikenal dengan promosi terus-menerus dan sesi "pembersihan" (clearance). Cara bisnis Macy's ini memberi efek domino pada merek-merek kelas atas, membuat mereka tampak tidak eksklusif lagi di mata konsumen. Macy's sendiri kini tengah menghadapi penurunan bisnis yang cukup besar, di mana mereka akan menutup sekitar 15 persen tokonya tahun ini.
Untuk menghindari kelebihan sisa stok, sehingga membuat nilai produk rentan turun, Ralph Lauren membatasi persediaan. Secara keseluruhan, tingkat persediaan mereka menyusut sebesar 31% tahun lalu.
Mereka juga berencana membuat pilihan produk yang lebih terbatas dan mempercepat pemasokan agar tetap berada di puncak tren. Dengan demikian, mereka akan dapat menyusul peritel cepat fashion seperti Zara dan H&M, yang hanya membutuhkan waktu lima minggu untuk membawa produk dari ruang desain ke lantai toko. (*)
Baca juga artikel seputar fesyen lainnya di sini: Model Berukuran Plus Ini Sempat Kesulitan Mencari Desainer
Bagikan
Berita Terkait
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air