Racial Trauma, Dampak yang Dihadapi Korban Rasialisme


Dampak yang berakibat jangka panjang. (Foto: Unsplash/James Eades)
TINDAK rasialisme masih saja terjadi modern ini. Bahayanya, perilaku rasisme dapat menimbulkan stres berat pada orang yang mengalaminya. Kondisi ini dikenal sebagai racial trauma.
Pada kelompok yang masih lekat dengan rasialisme dan diskriminasi, racial trauma menjadi salah satu masalah utama yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Lalu, apa maksudnya racial trauma?
Baca juga:
Instagram Selena Gomez 'Diambil Alih' oleh Aktiivis Antirasialisme
Melansir laman Hellosehat, racial trauma merupakan reaksi fisik dan emosional yang dialami seseorang setelah menghadapi perilaku rasis dalam jangka panjang.
Kondisi ini berawal dari stres traumatis berdasarkan diskriminasi terhadap ras. Diskriminasi ras kini tidak lagi dilakukan terang-terangan, namun masyarakat dengan ciri ras tertentu rentan mengalami trauma akibat perilaku rasis tersirat yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Semua rasa lelah yang timbul dari melihat, mendengar, dan mengalami sendiri rasialisme adalah pemicu utama racial trauma. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengakibatkan stres berat dan berbagai gangguan psikologis.
Para korban biasanya mengalami tanda-tanda yang mirip dengan gangguan stres pascatrauma. Keduanya memang disebabkan oleh faktor yang berbeda, tetapi reaksi yang ditimbulkannya tetap serupa.
Mereka jadi lebih waspada, mudah marah, serta menghindari orang, tempat, ataupun yang memicu trauma dalam dirinya. Akibatnya, mereka merasa minder dan tidak aman ketika ingin beraktivitas.
Rasialisme yang dihadapi seumur hidup membuat mereka terkurung dalam stres berkepanjangan. Selain itu, racial trauma juga berhubungan erat dengan gangguan kecemasan, depresi, keinginan untuk bunuh diri, dan beberapa masalah fisik.
Baca juga:
Harry dan Meghan Markle Diam-Diam Mendukung Gerakan Anti Rasialisme

Para psikolog atau psikiater yang belum pernah menangani kasus stres akibat ras mungkin butuh waktu ekstra untuk menyesuaikan diri.
Ini tentu menjadi kendala baik bagi terapis maupun orang yang mengalami trauma. Meski demikan, terapis mungkin dapat membantu korban racial trauma dengan metode yang sama seperti penaganan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Ada beberapa terapi yang bisa digunakan seperti terapi kognitif yang membantu kamu mengenali pikiran yang memicu stres. Misalnya, pikiran negatif bahwa orang-orang di sekitarmu berniat jahat.
Selain itu juga ada terapi paparan yang bertujuan untuk dapat menghadapi situasi dan ingatan yang memicu trauma dalam kondisi yang aman.
Terakhir, terapi desensitisasi dan pemrosesan ulang gerak mata yang bertujuan untuk membantumu menghadapi ingatan traumatis dan mengubah reaksi. (and)
Baca juga:
Barbra Streisand Hadiahkan Saham Disney untuk Putri George Floyd