Relasi

Poliamori, Hubungan Main Hati atau Selingkuh?

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 11 Februari 2023
Poliamori, Hubungan Main Hati atau Selingkuh?

Orang yang terlibat dalam CNM cenderung lebih percaya pada pasangan mereka dan sedikit yang merasakan kecemburuan (Foto: Freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HIDUP manusia penuh dengan berbagai macam kemungkinan. Dalam urusan asmara, misalnya, manusia ternyata tak hanya bisa menjalin hubungan romantis dengan satu orang, tapi juga bisa dengan beberapa orang sekaligus.

Namun, jangan keburu menghakimi. Hubungan dengan lebih dari satu orang ini tak melulu disebut selingkuh atau poligami.

Ada istilah poliamori untuk menggambarkan suatu hubungan romantis dengan lebih dari satu orang, tapi hubungan itu diketahui dan disepakati oleh orang-orang yang terlibat dalam hubungan itu.

Ini jelas beda dari perselingkuhan yang dilakukan tanpa sepengetahuan pihak lain alias sembunyi-sembunyi. Simple-nya, perselingkuhan penuh ketidakjujuran.

Poliamori beda pula dari poligami. Sebab poliamori tak selalu disertai dengan komitmen jangka panjang seperti pernikahan.

Meski berbeda dari perselingkuhan dan poligami, poliamori masih menjadi tema kontroversial di banyak negara. Mengingat tradisi, adat-istiadat, budaya, dan agama di masing-masing negara yang lebih dominan pada nilai monogami dan poligami.

Poliamori termasuk bentuk consensual non-monogamy (CNM). Kata 'konsensual' di sini menandakan adanya kesepakatan atau persetujuan para pihak untuk melakukan pengalaman seksual atau romantis dengan lebih dari satu pasangan.

Baca juga:

Micro Cheating, Selingkuh Tipis-tipis Pemicu Masalah Hubungan

poliamori
Poliamori termasuk bentuk consensual non-monogamy konsensual (CNM). (Foto: Pexels/Nicole Michalou)

Sering kali orang berpikiran bahwa rasa cemas, tidak percaya diri, dan iri menjadi penyebab munculnya poliamori. Padahal perasaan tersebut juga dapat dirasakan oleh mereka yang menganut monogami, atau bahkan yang tak punya pasangan.

Stigma yang melekat kuat pada hubungan poliamori sudah tak dapat dihindari lagi, mulai dari hanya hubungan main-main, penyakit seksual, hingga main hati.

Mengutip psychologytoday.com, seorang peneliti yang mempelajari stigma CNM di York University, Rhonda Balzarini, mengatakan bahwa 26 hingga 43 persen individu yang mempraktikkan CNM melapor mereka mendapat stigma dan diskriminasi.

Stigma menguar lantaran orang kadung memiliki standar bahwa hubungan yang normal dan alami adalah monogami. Selain itu, banyak orang berpikir bahwa poliamori bermasalah sejak dalam pikiran dan mengarah pada perpisahan ataupun perceraian. Tak kalah kuat, poliamori juga dianggap berisiko secara seksual.

“Ada kemungkinan bahwa beberapa stigma berasal dari kepercayaan tentang hubungan CNM yang berisiko secara seksual.”

Dalam poliamori, terdapat konsep kebebasan. Inilah yang menyebabkan stigma CNM berisiko secara seksual. Padahal hubungan CNM tidak harus selalu berujung pada hubungan seksual. Bisa saja hanya terkoneksi secara hati saja tanpa perlu melibatkan seks.

James Fleckenstein dan Derrel Cox II, dalam Sexuality and Ageing, menunjukkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam hubungan CSM justru lebih sadar terhadap bahaya penyakit seksual dan lebih mungkin untuk melakukan tes HIV dan IMS dibandingkan pasangan monogami.

Baca juga:

Serat Candrarini, Pedoman Perempuan Jawa Menghadapi Poligami

poliamori

Hubungan poliamori tidak bisa dinilai kurang sehat atau kurang bahagia secara psikologis dibandingkan hubungan monogami tradisional. (Foto: Pexels/Nicole Michalou)

Seorang penganut poli, Jason (nama palsu), mengatakan dirinya sering direndahkan oleh koleganya lantaran menjalin hubungan poliamori. Koleganya mengatakan bahwa hubungan tersebut tidak valid, tidak berkomitmen, dan tidak senyata hubungan monogami.

Jason juga menambahkan, “Orang-orang tampaknya merasa terancam oleh hubungan poliamori. Poliamori merupakan ancaman bagi hubungan mereka karena monogami agak rapuh."

Menurut Jason, komunikasi dalam hubungan monogami seputar kecemburuan dan ketertarikan pada orang lain seringkali menyakitkan dan sulit karena orang jarang membicarakan apakah pasangannya tertarik pada orang lain.

"Berkebalikan dengan itu, model hubungan poliamori justru terbuka pada ketertarikan itu, dan tidak takut hal semacam itu,” kata Jason.

Amy Muise, seorang profesor psikologi sosial di York University mendukung pernyataan di atas. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan poliamori tidak bisa dinilai kurang sehat atau kurang bahagia secara psikologis dibandingkan hubungan monogami tradisional.

Di sisi lain, ada fakta mengejutkan. Hubungan poliamori ternyata lebih memberi manfaat.

Muise mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan dan komitmen dalam hubungan CNM mirip dengan yang monogami. Dalam urusan main hati, justru orang-orang yang terlibat dalam CNM cenderung lebih percaya pada pasangan mereka dan sedikit yang merasakan kecemburuan.

Mengutip sheknows.com, Alicia Rubel dan Anthony Bogaert menemukan bahwa secara keseluruhan orang yang menganut poliamori sama bahagianya dengan penganut monogami. Bahkan tingkat kebahagiaan yang melakukan poliamori sedikit lebih tinggi daripada monogami. Begitu kesimpulan mereka dalam "Consensual Nonmonogamy: Psychological Well-Being and Relationship Quality Correlates".

Meski masih kontroversial di banyak negara, poliamori telah menarik garis pembatas yang tegas antara main hati, berselingkuh, poligami, dan menyakiti pasangan. Jadi, menganggap poliamori sama dengan hal-hal itu jelas keliru. (kmp)

Baca juga:

Rahasia Pria ketika Selingkuh

#Februari Main Hati
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
Main Hati dengan Tipe-Tipe Cinta
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 28 Februari 2023
Main Hati dengan Tipe-Tipe Cinta
Fun
Lagu Sedih Ternyata Mampu Mainkan Hati Jadi Lebih Baik
Musik sedih juga dapat berperan sebagai teman khayalan yang memberikanmu dukungan dan empati setelah mengalami hal sulit dalam hidup.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 28 Februari 2023
Lagu Sedih Ternyata Mampu Mainkan Hati Jadi Lebih Baik
Fun
Bisnis-Bisnis Main Hati untuk Orang Kesepian
Setidaknya ada tiga lingkup bisnis menyasar orang kesepian: jasa rental pacar, jasa peluk profesional, dan jasa rental teman.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 28 Februari 2023
Bisnis-Bisnis Main Hati untuk Orang Kesepian
Fun
Makan Malam Romantis di Rumah untuk Main Hati dengan Pasangan
Kamu bisa mempersiapkan makan malam romantis di rumah sendiri.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 27 Februari 2023
Makan Malam Romantis di Rumah untuk Main Hati dengan Pasangan
Fun
Gerai Toko Perhiasan Baru Kini Hadir di PIM
Berbagai macam jenis perhiasan tersedia di tempat ini untuk kamu koleksi.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 27 Februari 2023
Gerai Toko Perhiasan Baru Kini Hadir di PIM
Fun
Jaz Bocorkan Sedikit Detail Tentang Album Ketiganya
Jaz berikan sedikit bocoran tentang album ketiganya.
Febrian Adi - Senin, 27 Februari 2023
Jaz Bocorkan Sedikit Detail Tentang Album Ketiganya
Fun
Jadi Penutup 'Infinite Live', Dewa 19 dan Virzha Tampil Memukau di Tengah Badai Hujan
Dewa 19 dan Virzha jadi penutup di Infinite Live.
Febrian Adi - Senin, 27 Februari 2023
Jadi Penutup 'Infinite Live', Dewa 19 dan Virzha Tampil Memukau di Tengah Badai Hujan
Fun
Join Dong, Wadah untuk Main Hati dengan Teman Satu Frekuensi
Join Dong bisa membantu kamu mencari teman yang satu frekuensi denganmu.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 25 Februari 2023
Join Dong, Wadah untuk Main Hati dengan Teman Satu Frekuensi
Fun
Jessia Tampil Energik di Woke Up Festival
Jessia berhasil menghidupkan malam di Woke Up Festival.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 25 Februari 2023
Jessia Tampil Energik di Woke Up Festival
Fun
Kunto Aji Buka ‘Woke Up Festival 2023’ dengan Syahdu
Kunto membuat suasana 'Woke Up Festival 2023' begitu syahdu.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 25 Februari 2023
Kunto Aji Buka ‘Woke Up Festival 2023’ dengan Syahdu
Bagikan