Pj Heru Tanggapi Kritik Ahok soal Penonaktifan NIK Warga Jakarta


Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza
MerahPutih.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi kritikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), perihal penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga Jakarta yang tidak tinggal di ibu kota.
Pj Heru menegaskan, kebijakan penonaktifan NIK DKI Jakarta ini, Pemprov hanya menjalankan peraturan yang sudah ada.
"Sekali lagi, Pemprov DKI hanya melaksanakan aturan yang sudah ada," kata Heru di Jakarta Jumat (17/5).
Baca juga:
Heru mengakui, Jakarta memang merupakan wilayah yang bisa dihuni oleh siapapun. Namun, Pemprov DKI Jakarta hanya sekedar menegakkan peraturan. Terlebih lagi, langkah ini diambil Pemprov DKI untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau warganya sudah tinggal di daerah lain, di luar Jakarta, contoh banyak masukan dari tokoh masyarakat, rumahnya, alamatnya, dipakai oleh orang yang tidak dikenal," terang dia.
Baca juga:
7 Ribu Lebih Pendatang Masuk Jakarta Pascalebaran 2024, 20 Persen Tak Punya Pekerjaan
Heru menyebutkan, selain tokoh masyarakat, pemilik atau pengelola rumah indekos juga merasa berkeberatan dengan warga ber-NIK DKI yang tak lagi tinggal di Jakarta. Sebab, kamar kos yang dihuni warga itu tak bisa lagi disewakan ke orang lain.
Baca juga:
Masuk Bursa Cagub DKI dan Ungguli Ahok, Pj Heru: Biar Alam Semesta Menjawab
Kemudian, ada banyak insiden warga ber-KTP DKI yang meninggal, tetapi tidak dilaporkan kepada perangkat RT/RW setempat.
"Yang sangat perlu mendapatkan perhatian, jika seseorang itu kecelakaan, alamatnya berbeda, tempat RT-nya sudah tidak ada RT, tempat lokasi yang di alamat itu sudah tidak ada bangunan rumah, ke mana kita mau memberitahu keluarga? Dan itu terjadi," ujarnya. (asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Insentif Pajak Kendaraan Listrik 0 Persen Bikin Pendapatan Jakarta Turun Rp 3 Triliun

Gubernur DKI Jakarta Pramono Bikin KJP Try Out, Bantu Pelajar Percaya Diri Masuk Perguruan Tinggi

Pemangkasan Dana Transfer ke Jakarta Rp 15 Triliun Pengaruhi Pembangunan 5 Tahun Mendatang

Komunitas Fotografer Minta Maaf setelah Pungutan Rp 500 Ribu ke Pengunjung yang Motret Tebet Eco Park Ramai

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bakal Tertibkan Pihak yang Tarik Biaya Rp 500 Ribu Motret di Tebet Eco Park

Pemprov DKI Ungkap Mafia Kios di Pasar Barito, PSI Sebut Preseden Negatif yang Menunjukkan Kelalaian Pemda

PSI Usul Pelelangan Ikan Masuk Kawasan Tanpa Rokok

Dewan PSI Minta Pramono Perhatikan Nasib Pedagang Taman Puring setelah Kebakaran

PT KAI Bongkar Habis Puluhan Bangunan Liar di Jalur Kampung Bandan-Angke, Bisa Bahayakan Perjalanan Kereta

Rencana Pembangunan Jembatan Donat Dukuh Atas Jakarta Dikaji Lembaga Dari Jepang
