Perumnas dan KAI Bangun Stasiun Lumpang Parayasa di Parung Panjang
Perumnas dan PT KAI bangun stasiun baru yang terintegrasi langsung dengan Samesta Parayasa. Foto: Perumnas
MerahPutih.com - Kemacetan di wilayah Jabodetabek menjadi polemik yang kerap dihadapi masyarakat. Hal itu membutuhkan terobosan yang dapat berperan dalam mengurai dan membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Kali ini, Perumnas tengah mengembangkan Samesta Parayasa di Parung Panjang, Bogor. Kawasan hunian tapak pertama Perumnas ini memiliki skala besar dengan konsep TOD. Untuk mendukung mobilitas penghuni dan masyarakat sekitar, Perumnas dan PT KAI mencanangkan pembangunan stasiun baru yang terintegrasi langsung dengan Samesta Parayasa.
Baca juga: Hunian Smart Living Terjangkau Kini Banyak Diincar Milenials
Stasiun KRL baru bernama Lumpang Parayasa tersebut berada di antara relasi Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Cilejit. Stasiun ini diharapkan dapat memberikan opsi mobilitas baru bagi masyarakat sekitar kawasan Parung Panjang.
Bahkan, Perumnas juga telah melakukan pengembangan kawasan perumahan di Parung Panjang, Bogor, dengan total seluas 600 Ha atau setara lebih dari 34 ribu jiwa di lima sektor kawasan yang dibangun. Di mana, Samesta Parayasa seluas 200 Ha merupakan pengembangan terakhir pada sektor lima yang sedang digarap.
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bersama Perumnas dan PT KAI telah menandatangani pernyataan bersama dalam membangun dan mengembangkan Stasiun Lumpang Parayasa.
Komitmen tersebut telah disepakati dalam seremoni penandatangan komitmen yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal, Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro, dan Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo.
Baca juga: Ganjar Janji Tuntaskan Masalah Rumah Bagi Generasi milenial dan Gen Z
Kemudian, penandatanganan ini disaksikan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, Isma Yatun, di Kantor Pusat BPK, Jakarta Pusat, (17/1).
“Bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT KAI dan Perum Perumnas bersinergi untuk membangun dan mengembangkan Stasiun Lumpang Parayasa guna meningkatkan akses dari dan menuju Samesta Parayasa dan sekitarnya”, ujar Budi.
Kehadiran Stasiun Lumpang Parayasa dapat mendukung implementasi hunian berkonsep TOD pada Samesta Parayasa. Secara tidak langsung, hal itu bisa mengurangi masalah kemacetan, polusi udara, serta tingkat stres di perjalanan.
Samesta Parayasa merupakan bagian dari program Hunian Milenial untuk Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada April 2023 lalu. Fasilitas yang ditawarkan adalah desain hunian kekinian yang menggabungkan nilai estetika dan fungsionalitas, fasilitas keamanan yang baik, area komunal yang beragam, tersedianya ruang terbuka hijau, hingga kemudahan akses transportasi umum.
“Dengan adanya Stasiun Lumpang Parayasa yang nantinya terkoneksi dengan Samesta Parayasa, tentu kami harapkan dapat meningkatkan mobilitas dan produktivitas masyarakat dengan mempersingkat waktu tempuh dari dan menuju Jakarta. Sehingga, kami yakin adanya stasiun baru ini dapat menjadi nilai tambah pada hunian kami yang dapat memberikan multiplier effect tidak hanya bagi para penghuni namun juga masyarakat sekitar”, tutup Budi. (sof)
Baca juga: Tren Desain Interior di 2024, Kombinasi Kesederhanaan dan Keanggunan
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Inspeksi Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Jelang Nataru 2026, KAI dan KNKT Temukan Sejumlah Titik Rawan Longsor
Infrastruktur Mulai Pulih setelah Bencana Alam, Jalur Kereta Api Medan–Binjai Beroperasi Kembali
Kereta Petani dan Pedagang Resmi Beroperasi, Tarif Rp 3.000
Banjir Sumatra, PT KAI Lakukan Percepatan Jalur Terdampak demi Utamakan Keselamatan Penumpang
KAI Ungkap 20 Persen Tiket Nataru Sudah Terjual, 35 Trainset Baru Siap Layani Penumpang
Penumpang KAI Saat Nataru Dapat Merasakan 35 Trainset Teranyar
Tiket Kereta Nataru 2025/2026 Laku 700 Ribu Lebih dalam 8 Hari, Relasi Jakarta-Surabaya Paling Banyak Dibeli
Barang Tertinggal atau Hilang di Kereta? Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Ini
11.670 Barang Tertinggal di Kereta Sepanjang 2025, KAI Catat Nilainya Capai Rp 12,88 Miliar
Berakhir Damai, Pegawai KAI tak Jadi Dipecat Saling Bermaafan dengan Penumpang yang Kehilangan Tumbler di KRL