Perubahan Iklim Ancam Destinasi Wisata Australia


Sebanyak 68 persen destinasi wisata di Australia terancam perubahan iklim.(foto: pexels-ricky-rijan)
MERAHPUTIH.COM - DESTINASI wisata di Australia terancam perubahan iklim. Index Risiko Iklim untuk industri Pariwisata Australia yang diterbitkan Zurich Financial Services Australia bekerja sama dengan perusahaan konsultan ekonomi Mandala Partners, Senin (9/9), menyebut 68 persen destinasi wisata akan terkena risiko perubahan iklim.
Seperti dilansir ANTARA, indeks itu mencatat separuh dari aset pariwisata Australia, termasuk taman-taman nasional, museum, bandara, dan pantai, saat ini rentan terhadap bahaya iklim seperti kebakaran hutan, badai, dan kekeringan. Proporsi tempat-tempat wisata yang rentan akan meningkat menjadi 55 hingga 68 persen seiring dengan pemanasan global yang terus berlanjut.
Di bawah skenario pemanasan global ekstrem dengan kenaikan suhu rata-rata 3 derajat celsius di atas tingkat praindustri, indeks tersebut memperkirakan 80 persen objek wisata di Australia akan mengalami peningkatan risiko. “Analisis ini berfungsi menyoroti pentingnya meningkatkan ketahanan di seluruh aset pariwisata kami, baik untuk memastikan keberlanjutan dan umur panjang tempat-tempat ini serta guna meminimalkan dampak ekonomi hilir terhadap lapangan kerja, pembentukan bisnis, konsumsi, dan investasi, terutama di wilayah regional," ujar CEO of Zurich Australia dan Selandia Baru Justin Delaney dalam keterangan dikutip ANTARA.
Baca juga:
Perubahan Iklim makin Nyata, Gen Z dan Alpha Paling Terdampak
Menurut laporan tersebut, 31 bandara tersibuk di Australia masuk ke dua kategori risiko iklim tertinggi. Sebanyak 94 persen di antaranya berada dalam kategori risiko yang paling ekstrem karena lokasinya yang rentan terpapar badai dan angin kencang. Sejumlah daerah lain yang dianggap berisiko tinggi termasuk Pantai Bondi nan ikonis di Sydney dan Great Ocean Road di Victoria.
Di Negara Bagian Queensland, daerah timur laut Australia, 79 persen objek wisata menghadapi risiko iklim yang lebih tinggi dan 52 persennya termasuk dalam kategori risiko tertinggi.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul

Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat

Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
