Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III Melambat
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
MerahPutih.Com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia belum menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Bahkan dalam konteks tertentu tren ekonomi domestik cenderung melambat. Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai kegiatan ekonomi domestik hingga kuartal III 2017 belum tumbuh optimal.
Agus Martowardojo dalam pertemuan tahunan BI (Bankers' Dinner) di Jakarta, Selasa malam, mengatakan belum optimalnya pertumbuhan ekonomi domestik ini karena masalah reformasi struktural di sektor riil dan sektor keuangan.
"Peran konsumsi rumah tangga masih terbatas dan ekspor belum merata," ujar Agus Martowardojo dalam pertemuan yang dihadiri Presiden Joko Widodo, para Menteri anggota Kabinet Kerja, para Duta Besar dan pimpinan lembaga negara.
Pada kuartal III 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06 persen (year on year/yoy) atau di bawah ekspetasi BI dan pemerintah. Secara kumulatif, hingga kuartal III 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen.
Agus Martowardojo sebagaimana dilansir Antara menjelaskan masalah struktural di sektor riil terlihat dari kualitas kinerja ekspor. Meskipun ekspor hingga kuartal III 2017 terus meningkat, namun mayoritas masih bersumber dari Sumber Daya Alam (SDA). Pasar ekspor juga, kata Agus, masih terkonsentrasi di segelintir pasar.
Hal tersebut tentunya bisa memicu gangguan dan kerentanan stabilitas ekonomi jika tekanan eksternal terhadap harga SDA meningkat. Agus juga menyoroti belum maksimalnya kapasitas industri untuk mendongkrak ekspor.
"Selain itu, impor jasa juga terus naik. Ini menjadi tantangan di sektor riil," ujar dia.
Sedangkan masalah struktural di sektor keuangan, lanjut Agus Martowardojo, terlihat dari belum optimalnya sumber pembiayaan domestik untuk mendukung pembangunan. Di samping sektor riil dan keuangan, Bank Sentral juga menyoroti perkembangan teknologi yang telah mengubah tatanan ekonomi.
Meskipun menimbulkan efisiensi, namun perkembangan teknologi juga perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko timbulnya banyak modus kejahatan seperti kejahatan siber, dan pencucian uang.
"Serta bisa membuat risiko yang sistemik yang juga mengganggu stabilitas," ujar dia.
Untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi domestik dan eksternal itu, Agus Martowardojo menyimpulkan kebijakan ekonomi harus berorientasi pada tiga hal yakni, pertama orientasi ke masa depan dengan memiliki sasaran yang memadai.
"Jadi kita harus memiliki sasaran akhir yang perlu disepakati dan sudah memperhitungkan dinamika ekonomi," ujar dia.
Kedua, kebijakan ekonomi juga harus berkesinambungan dan sinergis. Ketiga, kebijakan ekonomi harus berimbang untuk setiap sektor dan aspek.
Bank Sentral memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 5,1 persen (year on year).(*)
Bagikan
Berita Terkait
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
Komisi XI DPR Puji Kinerja Ekonomi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Stimulus Jadi Perangsang
Laju Investasi Melambat, Menkeu Yakin Dengan Cara Ini Kembali Naik
Komentar Menkeu Purbaya Kinerja `1 Tahun Ekonomi Pemerintah Prabowo, Ada Perbaikan Konsumsi Warga
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik