Pertamina Batasi Pembelian Solar Subsidi di Kalimantan


Antrean truk pembeli solar di sepanjang ruas Km 16-15 hingga ke mulut SPBU Km 15 di Jalan Soekarno-Hatta, Karang Joang, Balikpapan Utara. Pertamina menambah lagi satu tempat penjualan solar subsidi ya
MerahPutih.com - Kelangkaan dan keluhan pasokan solar yang terbatas, masih dikeluhkan para sopir angkutan ekspedisi di berbagai provinsi terutama di luar pulau jawa.
Pertamina mengklaim segera membuka satu tambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) yang menjual solar subsidi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Kami sedang selesaikan administrasinya,” kata Humas Pertamina Patra Niaga Kalimantan Susanto Satria, Selasa.
Baca Juga:
Krisis Solar Terjadi di Berbagai Daerah
SPBU yang baru itu ada di Km 13 Jalan Soekarno-Hatta. Dengan demikian, dalam radius 11 km, mulai dari Km 4 hingga Km 15 ada 4 SPBU dan 3 di antaranya menyediakan solar subsidi.
Saat ini solar subsidi ada di SPBU Km 9 dan Km 15. SPBU Km 4 yang di waktu-waktu tertentu buka 24 jam hanya menjual solar non subsidi seperti Dexlight dan Pertadex.
Penambahan tempat penjualan solar subsidi di SPBU Km 13 itu diharapkan bisa mengurangi panjang antrean truk di SPBU Km 9 dan Km 15 untuk mendapatkan solar tersebut.
Selain itu, Pertamina juga menerapkan penggunaan kartu kendali untuk pembelian solar subsidi.
Kartu Kendali itu diberikan kepada setiap konsumen solar subsidi, berisi terutama nomor polisi kendaraan dan jenis kendaraannya. Setiap pembelian solar subsidi tercatat di kartu kendali tersebut.
"Nanti ada pembatasan pembelian solar subsidi. Misalnya truk roda enam dan seterusnya maksimal 200 liter dalam sekali pembelian per hari,” jelas Satria.
Dengan demikian, kata ia, kendaraan yang sama tidak bisa lagi ikut antre di hari yang sama bila sudah mendapatkan jatahnya untuk hari tersebut.
Jatah solar subsidi untuk Balikpapan adalah 27.498 kilo liter (KL). Solar sejumlah itu dijatah sebanyak 60-75 KL per hari dan dijual di SPBU Km 9 dan Km 15 Jalan Soekarno-Hatta. Di Kalimantan Timur secara keseleruhan, Pertamina sudah menyalurkan 47.000 KL solar subsidi hingga akhir Maret 2022.
Jumlah itu, kata ia, seperempat dari jatah tahun 2022 ebanyak 205.382 KL. Susanto menegaskan, bahwa kuota atau jatah tersebut merupakan ketentuan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menjamin ketersediaan solar untuk masyarakat, apalagi stok solar secara nasional di level 20 hari.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, adanya pertumbuhan positif ekonomi nasional yang mampu menembus angka di atas lima persen telah berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan energi, salah satunya solar subsidi.
Menyikapi hal ini, Pertamina Patra Niaga berupaya memastikan stok dan menjamin proses distribusi berjalan dengan maksimal.
"Stok solar subsidi secara nasional di level 20 hari sehingga proses penyaluran ke SPBU terus kami monitor secara real time," katanya dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Organda Keluhkan Kelangkaan Solar Subsidi di Wilayah Soloraya
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ingin Fokus Bisnis Migas, Pertamina Bakal Gabungkan Pelita Air ke Garuda Indonesia

Alasan Pertamina Kaji Penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia

BBM di SPBU Merek Asing Langka, Pertamina Bantah Lakukan Monopoli

Kementerian ESDM Minta Shell dan BP Kirim Data Spesifikasi BBM untuk Diolah dan Diserahkan ke Pertamina

KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Panggil Pertamina Hingga SPBU Swasta

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

KPK Periksa Eks Direktur Keuangan Telkom terkait Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan
