Pernah Jaya Tahun 1960-an, Tenun Ikat Majalaya Siap Bangkit Lagi
 Zaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 29 September 2017
Zaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 29 September 2017 
                Pelatihan Peningkatan Kualitas Teknis dan Visual Kain Tenun ATBM. (MP/Yugi Prasetyo)
MerahPutih.com - Mulai padamnya usaha-usaha tenun ikat, khususnya tenun Majalaya, menginspirasi komunitas Jejaring Pecinta Tenun Nusantara (JANTERA) bekerjasama dengan Bank BNI Cabang Majalaya untuk menggelar kegiatan Pelatihan Peningkatan Kualitas Teknis dan Visual Kain Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).
Pelatihan tersebut digelar di Kantor Sub Unit Pengembangan Industri Pertekstilan (UPT) Majalaya, Jl. Raya Majalaya, Rancaekek KM 3 Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Kamis (28/09).
Wakil Ketua Dekranasda Jawa Barat Giselawati Mizwar sangat mengapresiasi pelatihan yang digelar selama tiga hari ini. Menurutnya, pelatihan ini dapat melestarikan karya dan budaya asli Indonesia, sekaligus mengasah kreativitas para pengrajin tenun.
Ia pun berharap melalui pelatihan ini, akan tumbuh minat masyarakat luas pada kain tenun Majalaya yang pernah berjaya di awal tahun 1960an tersebut.
"Pelatihan ini dapat lebih meningkatkan kemampuan, kreativitas, kecintaan, kebanggaan serta keberlangsungan pengembangan kain tenun ATBM, sekaligus dapat melestarikan karya dan budaya asli Indonesia yang kita cintai," ungkap Giselawati.
"Pelatihan ini juga menjadi upaya nyata untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai kain nusantara, baik dari sisi warisan budaya, sosial maupun ekonomi," sambungnya.
Sedangkan Ketua Harian JANTERA Komarudin Kudiya menekankan, derasnya keran impor tekstil dari luar negeri semakin menyudutkan pengrajin tenun. Bahkan saat ini tak sedikit pengrajin tenun yang terpuruk. Karenanya melalui kegiatan pelatihan ini ia bertekad untuk membangkitkan kembali tenun ikat Majalaya ke masa jayanya.
Sebelumnya, Komar yang juga penggiat batik telah sukses mengembangkan batik khususnya di Jawa Barat.
"Dari tahun 2008 hanya beberapa daerah di Jawa Barat yang punya batik khas, sekarang 27 kabupaten kota se-Jabar punya batik khas masing-masing," kata Komarudin.
"Akan kami tunjukkan bahwa kegiatan ini ada hasilnya, karena tenun di Jabar dari dulu punya potensi yang luar biasa," lanjutnya. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Yugi Prasetyo kontributor Merahputih.com di wilayah Bandung. Baca berita lainnya di: Para PNS Kumpulkan Rp 1,2 Miliar Untuk Rohingya
Bagikan
Berita Terkait
Ini Kasus Dugaan Korupsi Yang Bikin Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejaksaan
 
                      Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Dugaan Kasus Korupsi, Bukan OTT Kejaksaan
 
                      Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
 
                      Tragis, Diduga Pengemudi Mengantuk, Mobil Travel Daytrans Bandung -Jakarta Kecelakaan di Tol Perbaleunyi hingga Sebabkan Korban Tewas
 
                      Langkah Selanjutnya Setelah Seekor Macan Tutul Dievakuasi dari Hotel di Bandung
 
                      Heboh Macan Tutul Nyasar Masuk Hotel di Bandung, Diduga Kabur dari Lembang Park and Zoo
 
                      KAI Tambah Kapasitas KA Lodaya Relasi Solo - Bandung Mulai 19 September 2025
 
                      Ledakan LPG 3 Kg di Bandung: 2 Rumah Hancur, 4 Warga Masuk RS Hasan Sadikin
 
                      Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
 
                      Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus
 
                      




