Perangkat AI ini Bisa Hentikan Gejala Menopause
Studi ini telah mengembangkan algoritma pembelajaran mesin (AI) yang dapat memprediksi hot flash. (Foto: Freepik/Bearfotos)
PEREMPUAN usia menopause sering mengalami gejala vasomotor. Tandanya, peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba. Gejala ini dialami oleh 75 persen perempuan menopause.
Gejala yang disebut juga sebagai hot flash itu telah menarik perhatian setelah obat oral baru disetujui dan hasil penelitian yang menghubungkannya dengan Alzheimer, penyakit jantung, dan stroke.
Perkembangan studi tersebut kini bertambah berkat hasil penelitian dari Universitas Massachusetts Amherst dan Embr Labs (spin-off Massachusetts Institute of Technology). Tim peneliti menyatakan bahwa mereka telah mengembangkan algoritma pembelajaran mesin (AI) yang dapat memprediksi hot flash.
Ide mereka adalah menggabungkan algoritma ini dengan produk bernama Embr Wave, perangkat wearable seperti jam tangan yang dapat memancarkan kesejukan (atau kehangatan) pada kulit sensitif di bagian dalam pergelangan tangan.
Perangkat yang dapat memberikan kelegaan pada seluruh tubuh ini dijual seharga 299 USD atau sekitar Rp 4,7 juta dan disebut-sebut sebagai cara untuk mengatasi hot flash akibat menopause.
Baca juga:
"Begitu algoritma ditambahkan, perangkat itu akan dapat terus memantau sinyal fisiologis, suhu kulit, suhu tubuh, keringat, tingkat aktivitas, atau detak jantung, dan mengidentifikasi indikator awal bahwa hot flash sedang terjadi," kata Michael Busa, Director of the Center for Human Health and Performance, yang memimpin tim yang mengembangkan algoritma tersebut, seperti diwartakan oleh webmd.com.
Busa menjelaskan, data tersebut akan dikirim ke platform komputasi di cloud yang memungkinkan algoritma dapat menandai tanda-tanda terjadinya hot flash yang akan datang.
Perangkat akan secara otomatis meminta pendinginan dalam waktu kurang dari satu detik, yang secara efektif dapat menghentikan hot flash atau setidaknya membantu menghilangkannya.
“Selalu ada minat yang besar terhadap segala sesuatu yang non-hormonal dan efektif dalam pengobatan hot flash,” kata Karen Adams, OB/GYN dan Director of the Menopause and Healthy Aging Program di Stanford University, yang tidak terlibat dalam pengembangan teknologi ini.
Terapi hormon adalah pengobatan utama yang memakan waktu tiga hingga empat minggu untuk mengurangi rasa panas. “Tetapi beberapa perempuan tidak mau mengonsumsi estrogen, atau tidak boleh mengonsumsinya karena kontraindikasi medis,” kata Adams.
Untuk pengobatan non-hormonal, FDA menyetujui obat oral fezolinetant (Veozah) pada Mei. Obat antidepresan juga dapat digunakan sebagai pengobatan lini pertama pada mereka yang tidak dapat mengonsumsi estrogen. Obat oral lainnya adalah elinzanetant, yang sedang dalam uji klinis tahap akhir.
Namun, hanya ada sedikit penelitian klinis yang meneliti terapi pendinginan sebagai pengobatan untuk hot flash. Itu adalah sesuatu yang diharapkan dapat diubah oleh pembuat perangkat ini.
Baca juga:
“Meskipun faktanya mencari bantuan pendinginan adalah respons alami langsung perempuan terhadap timbulnya hot flash, penelitian yang dilakukan untuk memahami manfaat terapi alami ini masih terbatas,” kata Chief Technology Officer Matthew Smith, PhD di Embr Labs.
“Hal ini sebagian disebabkan karena belum adanya teknologi yang dapat memberikan pendinginan secara langsung dan dapat direproduksi,” ujarnya
Kinerja algoritma ini telah diukur menggunakan data dari perempuan yang mengalami hot flash. Hasilnya telah diserahkan untuk dipublikasikan.
Embr Wave telah terbukti membantu perempuan menopause yang mengalami hot flash untuk tidur lebih nyenyak. Ini juga telah diuji sebagai terapi hot flashes yang berhubungan dengan pengobatan kanker. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?
Huawei Pura X2 Meluncur 2026, Kemungkinan Pakai Chipset Kirin 9030
Bocoran Vivo X300 Ultra: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Baterai 7.000 mAh
Galaxy Z TriFold Resmi Meluncur 12 Desember di Korea Selatan, ini Spesifikasi dan Harganya
Samsung Luncurkan Galaxy Z TriFold 12 Desember, hanya untuk Pasar Korea di Penjualan Perdana
OPPO Find N6 Sudah Masuk Uji Coba di India, Siap Meluncur dalam Waktu Dekat!
Kamera Samsung Galaxy S27 Ultra Dinilai Mengecewakan, tak Banyak Perubahan?
Render iPhone 17e Bocor, Tampil Tanpa Notch dan Pakai Chipset A19