Peran Penting Keluarga dan Ayah di Balik Passion Sepak Bola Antonio Conte


Antonio Conte sosok yang enerjik ketika memimpin timnya bertanding (AFP)
MerahPutih.com - Melihat passion sepak bola yang dimiliki Jurgen Klopp, Diego Simeone, dan Antonio Conte itu mengasyikkan. Mereka tergolong pelatih yang esentrik, karena tidak ragu melakukan selebrasi gol laiknya pemain, dan juga berteriak kencang kepada pemainnya ketika pertandingan berlangsung.
Memang, tiap pelatih atau manajer memiliki karakternya sendiri saat melatih atau mendampingi tim ketika bertanding. Namun, ada nilai plus dari pelatih yang esentrik, di mana para pemain yang diasuhnya, biasanya memberikan segenap kemampuan untuknya. Oleh karenanya, jika Klopp, Simeone, atau Conte tak lagi memperlihatkan passion yang mereka miliki, maka timnya dipastikan tengah bermasalah, kalah atau berada di situasi sulit.
Ekspresi itu diperlihatkan Conte ketika Chelsea kalah dua kali beruntun oleh Bournemouth (0-3) dan Watford (1-4) di Premier League. Khususnya kala melawan Watford, yang membuatnya tertekan karena rawan dipecat petinggi Chelsea, serta mendapatkan tekanan dari publik dan fans.
Seperti dilansir bolaskor.com, Conte pun mengakui bahwasanya keluarga, khususnya ayahnya, sangat membantunya dalam situasi sulit. Ayahnya meminta Conte untuk tetap menjadi dirinya yang bergairah dan menunjukkan passion-nya kepada sepak bola.
"Keluarga saya mulai khawatir jika mereka tidak melihat saya (menjadi orang yang bergairah). Mereka mulai khawatir karena itu berarti saya tidak bahagia. Mereka tidak mengenali saya. Seringkali saya memulai laga dengan gagasan untuk menikmati pertandingan, untuk tetap duduk tenang. Menikmati laga dengan cara seperti ini tidak sama bagi saya," cerita Conte mengenai passion-nya, diberitakan Goal, Minggu (25/2).
"Cara itu tidak sama untuk pemain saya, tidak sama untuk fans, atau ayah saya. Ayah saya menyaksikan laga melawan Watford. Dia berkata, 'Oi, saya tidak melihat Anda dengan rasa lapar dan passion. Anda menyelesaikan laga dengan suara Anda. Itu bukanlah Anda," terangnya.
Ayah Conte memang bukan sekedar hadir sebagai pengingat bagi putranya tersebut. Menurut pengakuan Conte, ayahnya juga yang memunculkan passion sepak bola dalam diri legenda Juventus itu.
"Anda harus tahu bahwa bos pertama saya ketika saya mulai bermain bola adalah ayah saya. Dia bos, pelatih, kitman, dan menggambar garis (di lapangan pertandingan). Saya menghabiskan hidup dari awal, hidup saya di lapangan pertandingan. Untuk mengikuti tim ayah saya, demi alasan ini. Saya pikir kami harus berterima kasih untuknya atas passion yang saya miliki," tambah Conte.
Baru berusia 48 tahun, karier Conte sebagai pelatih masih relatif panjang. Mungkin kelak, kita semua nanti akan melihat Conte yang tidak lagi berteriak di sepanjang pertandingan, karena usianya yang tidak lagi "muda". (*)
Bagikan
Berita Terkait
Chelsea Mau Datangkan Marc Casado dari Barcelona, Siapkan Tawaran Rp 676 Miliar

Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool di Liga Inggris, 4 Oktober 2025

Sudah Bahagia di Chelsea, Alejandro Garnacho Ogah Ingat Kenangan Buruk di Manchester United

Menang Tipis atas Benfica, Enzo Maresca Angkat Bicara soal Kartu Merah Joao Pedro

Cedera dalam Laga Kontra Galatasaray, Alisson Becker dan Hugo Ekitike Absen saat Liverpool Dijamu Chelsea

Link Live Streaming Chelsea vs Benfica, 1 Oktober 2025

Rombak Skuad Lagi, Real Madrid Incar Enzo Fernandez dan Moises Caicedo

Kevin De Bruyne Kesal Diganti saat Lawan AC Milan, Antonio Conte: Dia Berurusan dengan Orang yang Salah

Jadwal Lengkap Putaran Ketiga Piala Liga Inggris 2025/2026: Lincoln City Vs Chelsea, Liverpool Konta Southampton

Enzo Maresca Beberkan Kondisi Cedera Cole Palmer, Segera Jalani Pemeriksaan Medis
