Pentingnya Keamanan pada Pondasi Infrastruktur Digital


Transformasi digital diperlukan agar terlindungi dari kejahatan siber. (Foto: Istimewa)
PANDEMI mendorong organisasi-organisasi terkemuka di kawasan Asia Tenggara untuk sigap merespons, beradaptasi, serta mempercepat terwujudnya transformasi digital.
Namun di sisi lain, gencarnya upaya dalam mewujudkan transformasi digital ternyata juga membawa dampak meluasnya lanskap ancaman dan meningkatnya serangan siber akibat maraknya vulnerability baru yang muncul.
Baca juga:
Serangan Ransomware Membuat Pasien Rumah Sakit Ini Meninggal
Sebagai langkah untuk mengantisipasi dinamika ancaman yang terjadi di lanskap keamanan, VMware, Inc. (NYSE: VMW) meluncurkan serangkaian inovasi yang memperkokoh lapis keamanan pada infrastruktur digital maupun anywhere workspaces.

Seiring mulai menggeliatnya kembali perekonomian Asia Tenggara dan pengembangan lingkungan kerja yang kian terdistribusi, keamanan menjadi satu hal paling krusial. Tercatat sebanyak 58 persen konsumen di kawasan ini yang menyampaikan akan pentingnya penerapan keamanan data personal yang kuat sebagai salah satu bentuk digital experience paling mereka butuhkan berkenaan dengan kegiatan mereka dalam bisnis.
Organisasi perlu menyusun kembali strategi keamanan mereka agar mampu menerapkan perlindungan data penting milik konsumen di tengah meningkatnya kebutuhan akan pembangunan lingkungan bisnis yang bisa diakses dari jarak jauh.
Baca juga:
"Dengan kian canggihnya serangan keamanan di masa kini, organisasi perlu menerapkan pendekatan keamanan lain yang lebih simpel, cepat, cerdas, serta tangguh dalam melindungi lingkungan anywhere workforce pada suatu organisasi dari serangan-serangan siber," ucap Sanjay K. Deshmukh, Vice President and Managing Director, Asia Tenggara dan Korea, VMware.
Sanjay menambahkan transformasi lingkungan kerja holistik, yang mencakup sisi keamanan, aksesibilitas, hingga kecepatan, mutlak perlu dilakukan guna mendukung kesuksesan karyawan di Asia Tenggara. Dengan begitu, karyawan bisa makin mudah dalam menerapkan model bekerja remote-first.
“Kita saat ini tengah memasuki era yang sarat akan kompleksitas, dari makin banyaknya migrasi ke lingkungan cloud, tingginya pengadopsian peranti-peranti mutakhir, hingga kurang selarasnya antara tim keamanan dengan DevOps di sebuah organisasi dalam berkolaborasi,” ujar Frank Dickson, Program Vice President, Security & Trust di IDC.
Dickson mengatakan kompleksitas selalu menjadi musuh utama dalam penerapan keamanan dan resiliensi di sebuah lingkungan. Tidak sedikit organisasi yang masih mengalami pembobolan akibat minimnya keamanan yang mereka terapkan dalam inisiatif transformasi digital perusahaan. (ikh)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih

iPhone 17 Air Resmi Rilis dengan Bodi Tertipis, ini Spesifikasi dan Harganya
