Beratnya Ancaman Ransomware


Ransomware mengancam publik. (Foto: Unsplash/Michael Geiger)
RANSOMWARE semula dikira sebagai gangguan keamanan biasa. Kini kehadirannya dianggap membawa risiko terhadap keamanan nasional maupun global, berimbas pada stabilitas ekonomi dan keamanan publik.
Beratnya ancaman ini bahkan sering menjadi sorotan karena dilibatkan dalam berbagai kasus keamanan besar baru-baru ini. Seperti diputusnya jalur pipa utama AS akibat serangan dari salah satu geng yang sering terlibat dalam kasus-kasus pemerasan siber.
Baca juga:
Data dari tim Palo Alto Networks Unit 42 threat intelligence menggambarkan melonjaknya biaya tebusan yang timbul dari serangan ransomware. Jumlah uang tebusan rata-rata dalam setiap serangan meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu ke angka USD 312.493.

Di tahun 2021 ini, jumlah uang yang dibayarkan rata-rata meningkat hingga hampir tiga kali lipat, yakni rata-rata sebesar USD 850 ribu. Uang tebusan paling tinggi yang diminta, menurut tim Unit 42 incident response Palo Alto Networks di tahun ini mencapai USD 50 juta. Ini meningkat dari angka di 2020 lalu yang sebesar USD 30 juta.
Taktik kejahatan juga makin mengkhawatirkan. Komplotan kejahatan di balik serangan ransomware mendompleng berita-berita mengenai pandemi COVID-19 di sepanjang 2020. Mereka menyasar lembaga-lembaga layanan kesehatan dan sektor-sektor penting lainnya dengan menyerang bidang-bidang krusial berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia.
Mereka juga memperbarui infrastruktur serangan dan melakukan perekrutan anggota baru secara besar-besaran. Serangan-serangan tersebut juga dibidikkan ke sekolah, lembaga pemerintahan, rumah sakit, pabrik manufaktur, hingga infrastruktur krusial seperti sistem jalur perpipaan.
Baca juga:
Sebagai bagian dari upaya untuk turut mengatasi serangan ransomware, Palo Alto Networks bergabung dalam koalisi bersama yang merupakan gabungan lebih dari 60 lembaga terdepan di industri, akademisi, masyarakat sipil, serta pemerintah. Koalisi ini bernama Ransomware Task Force (RTF).

John Davis, vice president of public sector Palo Alto Networks duduk sebagai salah satu pimpinan kolegial dalam kelompok kerja koalisi yang merilis laporan "Combating Ransomware". Kelompok ini juga dilengkapi rekomendasi-rekomendasi lengkap dan praktis dalam upaya mengatasi ancaman ransomware.
Sejumlah perwakilan perusahaan juga duduk di beberapa kelompok kerja di RTF yang fokus dalam mengembangkan kerangka kerja. (ikh)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
